Peserta Didik Pendidikan Vokasi Dituntut Kuasai Literasi Digital 27 Januari 2021 ← Back
Jakarta, Kemendikbud -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim mengatakan, peserta didik vokasi saat ini harus menguasai literasi digital. “Sudah menjadi keharusan, generasi zaman sekarang harus beradaptasi dan mengadopsi teknologi,” ucapnya dalam peringatan Dies Natalis Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) ke-1 yang diselenggarakan secara daring (online) pada aplikasi Zoom dan kanal Youtube Mitrasdudi Kemendikbud, Minggu (24/1).
Dalam acara yang bertajuk “Anak Vokasi Zaman Now” ini, Mendikbud mengingatkan bahwa perkembangan teknologi digital telah menumbuhkan berbagai profesi baru yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Profesi tersebut seperti Youtuber, Influencer, Content Creator, Media Social Specialist, dan lainnya. Bahkan, ada beberapa profesi yang tidak lagi dibutuhkan. “Oleh karena itu jadilah pembelajar sepanjang hayat,” tegas Mendikbud.
Diakui Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Kemendikbud, Wikan Sakarinto salah satu permasalahan pendidikan di Indonesia adalah belum luasnya pemahaman mengenai profesi yang akan muncul di masa mendatang. Menurutnya, lingkungan merupakan salah satu faktor yang membuat hal tersebut terjadi.
Masih minimnya pemahaman orang tua maupun tenaga pendidik mengenai perkembangan profesi di masa mendatang dapat menghambat minat dan bakat peserta didik. “Poin saya adalah anak-anak muda kita itu semua juara, yang membuat tidak juara adalah karena pendidikannya hanya mengukur kepada satu cara,” ungkap Wikan.
Oleh karena itu, untuk lebih mengedukasi masyarakat tentang pendidikan vokasi, Ditjen Diksi turut mengundang beberapa narasumber dalam webinar ini. Selain untuk memperkenalkan keberadaan, tugas, fungsi, program, dan kegiatan Ditjen Diksi, diharapkan acara ini menambah wawasan generasi muda dalam mengidentifikasi bakat dan minatnya. Berangkat dari hal tersebut, Wikan Sakarinto berharap peserta didik akan mendapat inspirasi dalam menentukan jalur pendidikannya dengan tepat guna meraih kesuksesan karirnya.
Adapun narasumber yang terlibat dalam acara ini adalah content creator Indonesia, Gita Savitri; pilot dan content creator, Vincent Raditya; serta voice over talent, Bimo Kusumo Yudo. Gita yang bertempat tinggal di Jerman, menceritakan bagaimana pendidikan dan sekolah vokasi di sana. “Di Jerman, dari sejak mereka selesai primary school (Sekolah Dasar) mereka sudah dijuruskan. Terdapat penjurusan yang mengarah ke universitas dan ke arah sekolah vokasi,” ungkap Gita.
Berikutnya, Vincent Raditya menjelaskan pentingnya keberadaan Ditjen Diksi yang menaungi para peserta didik di sekolah vokasi. Dengan adanya direktorat ini, para peserta didik lebih mendapatkan perhatian dalam mempersiapkan diri untuk terjun ke DUDI. “Hal ini dapat (membantu) mengarahkan sekaligus memberikan jalan ke para peserta didik vokasi,” ucap pilot atau yang biasa dipanggil Capt. Vincent itu.
Narasumber terakhir yaitu Bimo Kusumo Yudo menceritakan awal mula dirinya terjun ke bidang voice over talent. Dikatakan Bimo, profesi voice over talent masih belum banyak dipahami oleh masyarakat. Bahkan di Indonesia tidak ada kursus yang mengarah pada bidang ini. Namun dengan kesungguhan tekad, ia bercita-cita mengangkat profesi ini menjadi penting di masyarakat. “Teknik-teknik voice over itu juga dapat diterapkan ke dalam berbagai macam bidang lainnya,” jelas Bimo antusias.
Sebagai salah satu unit kerja yang terbilang baru di lingkungan Kemendikbud, Ditjen Diksi telah turut mewarnai dunia pendidikan melalui berbagai kebijakan penting dalam rangka peningkatan mutu pendidikan vokasi di Indonesia. “Saya optimistis, Ditjen Diksi ke depannya mampu mencetak SDM yang berkualitas dan dapat bersaing dalam Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI),” pungkas Mendikbud.* (Denty A./Aline R.)
Sumber :
Dalam acara yang bertajuk “Anak Vokasi Zaman Now” ini, Mendikbud mengingatkan bahwa perkembangan teknologi digital telah menumbuhkan berbagai profesi baru yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Profesi tersebut seperti Youtuber, Influencer, Content Creator, Media Social Specialist, dan lainnya. Bahkan, ada beberapa profesi yang tidak lagi dibutuhkan. “Oleh karena itu jadilah pembelajar sepanjang hayat,” tegas Mendikbud.
Diakui Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Kemendikbud, Wikan Sakarinto salah satu permasalahan pendidikan di Indonesia adalah belum luasnya pemahaman mengenai profesi yang akan muncul di masa mendatang. Menurutnya, lingkungan merupakan salah satu faktor yang membuat hal tersebut terjadi.
Masih minimnya pemahaman orang tua maupun tenaga pendidik mengenai perkembangan profesi di masa mendatang dapat menghambat minat dan bakat peserta didik. “Poin saya adalah anak-anak muda kita itu semua juara, yang membuat tidak juara adalah karena pendidikannya hanya mengukur kepada satu cara,” ungkap Wikan.
Oleh karena itu, untuk lebih mengedukasi masyarakat tentang pendidikan vokasi, Ditjen Diksi turut mengundang beberapa narasumber dalam webinar ini. Selain untuk memperkenalkan keberadaan, tugas, fungsi, program, dan kegiatan Ditjen Diksi, diharapkan acara ini menambah wawasan generasi muda dalam mengidentifikasi bakat dan minatnya. Berangkat dari hal tersebut, Wikan Sakarinto berharap peserta didik akan mendapat inspirasi dalam menentukan jalur pendidikannya dengan tepat guna meraih kesuksesan karirnya.
Adapun narasumber yang terlibat dalam acara ini adalah content creator Indonesia, Gita Savitri; pilot dan content creator, Vincent Raditya; serta voice over talent, Bimo Kusumo Yudo. Gita yang bertempat tinggal di Jerman, menceritakan bagaimana pendidikan dan sekolah vokasi di sana. “Di Jerman, dari sejak mereka selesai primary school (Sekolah Dasar) mereka sudah dijuruskan. Terdapat penjurusan yang mengarah ke universitas dan ke arah sekolah vokasi,” ungkap Gita.
Berikutnya, Vincent Raditya menjelaskan pentingnya keberadaan Ditjen Diksi yang menaungi para peserta didik di sekolah vokasi. Dengan adanya direktorat ini, para peserta didik lebih mendapatkan perhatian dalam mempersiapkan diri untuk terjun ke DUDI. “Hal ini dapat (membantu) mengarahkan sekaligus memberikan jalan ke para peserta didik vokasi,” ucap pilot atau yang biasa dipanggil Capt. Vincent itu.
Narasumber terakhir yaitu Bimo Kusumo Yudo menceritakan awal mula dirinya terjun ke bidang voice over talent. Dikatakan Bimo, profesi voice over talent masih belum banyak dipahami oleh masyarakat. Bahkan di Indonesia tidak ada kursus yang mengarah pada bidang ini. Namun dengan kesungguhan tekad, ia bercita-cita mengangkat profesi ini menjadi penting di masyarakat. “Teknik-teknik voice over itu juga dapat diterapkan ke dalam berbagai macam bidang lainnya,” jelas Bimo antusias.
Sebagai salah satu unit kerja yang terbilang baru di lingkungan Kemendikbud, Ditjen Diksi telah turut mewarnai dunia pendidikan melalui berbagai kebijakan penting dalam rangka peningkatan mutu pendidikan vokasi di Indonesia. “Saya optimistis, Ditjen Diksi ke depannya mampu mencetak SDM yang berkualitas dan dapat bersaing dalam Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI),” pungkas Mendikbud.* (Denty A./Aline R.)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 3493 kali
Editor :
Dilihat 3493 kali