“Indonesia – Australia Bersama Lakukan Temu Virtual Bahas Kebijakan Materi Pembelajaran”  11 Februari 2021  ← Back

Jakarta - Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi bekerja sama dengan Kedutaan Besar Australia menyelenggarakan “Indonesia – Australia Virtual Online Higher Education Policy Dialogue: Designing Online Learning Materials”. Webinar tersebut digelar untuk mendiskusikan kebijakan pendidikan tinggi baik di Indonesia maupun Australia terkait dengan pembelajaran daring. Acara yang digelar melalui Zoom dan kanal YouTube SPADA Indonesia, Kamis (11/02) dengan menghadirkan beberapa akademisi sebagai pembicara dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia (Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Makassar dan Universitas Tanjungpura) dan beberapa Universitas di Australia (University of Southern Queensland, Maqcuiarie University, Griffith University dan University of Western Australia).

Proses pembelajaran saat ini mulai beralih dari pembelajaran luring/tatap muka ke pembelajaran daring dengan memanfaatkan teknologi digital. Untuk itu, peningkatan kapasitas civitas academica dalam menciptakan materi pembelajaran daring secara berkelanjutan dan kemampuan menerima pemahaman materi pembelajaran daring menjadi fokus pendidikan tinggi saat ini.

Direktur Pembelajaran dan Kemahasiwaan Ditjen Dikti, Aris Junaidi mengungkapkan bahwa pandemi  sangat berdampak pada dunia pendidikan, sehingga kita dipaksa untuk terus beradaptasi dengan keadaan dimana kondisi tatap muka menjadi sangat terbatas sehingga metode pembelajaran daring menjadi salah satu cara penting dalam beradaptasi di masa pandemi. Hal ini membuat civitas academica harus mampu beradaptasi, dengan segala keterbatasan baik infrastruktur, ilmu pengetahuan maupun keterbatasan teknologi.

Berbagai upaya telah dilakukan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran, dan meningkatkan kualitas pembelajaran secara daring dengan baik dengan memberikan konten pembelajaran yang berkualitas dan materi pembelajaran yang menarik dan tepat sasaran untuk mendukung pencapaian hasil belajar.

”Di tengah ketidakpastian akibat pandemi ini, pembelajaran online tidak bisa dihindari. Ditambah dengan program Kampus Merdeka, mari bersama-sama kita tingkatkan kualitas pembelajaran online dengan membuat materi pembelajaran yang baik dan berkualitas," jelas Aris.

Di samping itu, Aris menambahkan, keterbatasan dalam pembelajaran online tidak dapat mengabaikan pentingnya metode penyampaian materi, isi dan keterikatan dalam proses pembelajaran untuk menunjang efektivitas sehingga menjadi prioritas penting untuk meningkatkan pembelajaran, penguatan kapasitas dosen dalam melakukan pembelajaran secara online, termasuk bagaimana membuat materi pembelajaran yang baik, meningkatkan keterikatan dengan mahasiswa dan menjamin kualitas pembelajaran dan efektivitas proses pembelajaran.

Pada kesempatan yang sama Education & Science Councellor Australian Government Department Of Education, Skills and Employment (DESE) Elizabet Campbell Dorning juga mengatakan keadaan saat ini membuat kita harus berpikir dengan cara berbeda dan membantu kita menciptakan peluang dengan waktu yang menantang secara daring sehingga metode pembelajaran daring harus berkualitas dengan potensi dari pengalaman mahasiswa, keterampilan dosen, materi pembelajaran dan teknologi.

Sementara itu, Director Of Engagement, Australian Tertiary Education Quality and Standarts Agency (TEQSA) Karen Treloar mengungkapkan beberapa universitas di Australia sudah sangat baik dalam melakukan pembelajaran online. Namun,  beberapa perguruan tinggi juga masih mengalami kesulitan dalam pembelajaran secara online sehingga dalam meningkatkan pembelajaran online TEQSA telah menyediakan website yang berisi materi dari pakar-pakar global yang memiliki kontribusi dalam pembelajaran online.

“Untuk melihat praktik pembelajaran yang baik dalam menyediakan materi pembelajaran online kami akan terus berupaya mengumpulkan sumber daya dari seluruh dunia sehingga pembelajaran secara online dapat diterima dengan baik oleh mahasiswa dan kami membutuhkan dukungan dan interaksi dari civitas academica,” jelas Karin.
(YH/DZI/FH/DH/NH/FAN/DON/RAH)

Humas Ditjen Dikti
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Laman : www.dikti.kemdikbud.go.id
FB Fanpage : @ditjen.dikti
Instagram : @ditjen.dikti
Twitter : @ditjendikti
Youtube : Ditjen Dikti
E-Magz Google Play : G-Magz
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor : 25/sipres/A6/II/2021

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 3757 kali