Kunjungi Sejumlah SMK di Surakarta, Dirjen Vokasi Pantau Implementasi SMK Pusat Keunggulan  01 Februari 2021  ← Back

Surakarta, 1 Februari 2021 – Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Vokasi) Wikan Sakarinto melakukan kunjungan kerja ke sejumlah sekolah menengah kejuruan (SMK) di Surakarta Jawa Tengah, (31/1/2021). Dirjen Vokasi ingin memantau berjalannya program SMK sebagai Pusat Keunggulan (PK). 
 
"Kami ingin memastikan budaya kerja, sistem, dan juga SDM-nya berjalan baik," ujar Wikan saat mengunjungi SMK Warga Surakarta. Pada kesempatan tersebut, Wikan menyaksikan secara langsung produk nyata SMK Warga, yakni mesin Computer Numerical Control (CNC) yang diberi label HKI (Hasil Karya Indonesia). Mesin yang terdiri atas CNC 3 Axis dan CNC 5 Axis ini merupakan hasil karya proyek guru SMK bersama mitra industri, dengan melibatkan langsung siswa-siswa SMK Warga.
 
Mesin CNC karya anak bangsa ini juga memiliki harga sangat kompetitif, yakni Rp170 juta untuk CNC 3 Axis dan Rp370 juta untuk CNC 5 Axis. Ditambah lagi, mesin tersebut juga telah berstandar industri sehingga dapat dipesan oleh pihak industri. Karenanya, "Selain melayani pesanan industri, dana bantuan CoE ini dapat menjadikan teaching factory di SMK Warga menjadi workshop dan training center bagi murid kelas XI dan XII maupun bagi satuan pendidikan vokasi lainnya dan masyarakat sekitarnya," terang Wikan.
 
Di samping itu, dengan daya sekitar 500 watt, mesin CNC 3 Axis dapat digunakan untuk home industry. “Saya sangat menyarankan kepada seluruh kampus vokasi seluruh Indonesia yang memiliki jurusan manufaktur dan permesinan untuk membeli produk HKI ini,” ujar Wikan.
 
Selain membuat mesin CNC, SMK Warga juga membuat bucket yang dipakai untuk escavator atau alat berat pertambangan berukuran besar. Bahkan, produk yang dibuat melalui kerja sama SMK Warga, PT BUMA, dan juga industri kecil sekitarnya (UMKM, red) ini telah dibeli oleh PT BUMA sendiri sebanyak 180 pieces. Selain itu, produk ini juga memiliki keunggulan dengan memiliki masa pakai lebih lama, yakni 550 jam, dibandingkan produk yang harus dibeli dari luar negeri yang hanya memiliki masa pakai 480 jam. Alhasil, dari yang biasanya impor dari Cina dan Jepang, sekarang justru menghasikan pesanan hingga 500 unit dengan kisaran harga Rp1 juta.
 
Pada hari yang sama, Dirjen Wikan juga busana yang diproduksi oleh siswa-siswa jurusan tata busana SMK negeri maupun swasta di Jawa Tengah. Seiring keinginan Wikan,  Kepala SMKN 4 Surakarta Wening Sukmawati pun menyatakan dukungannya terhadap kegiatan yang dilakukan oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada Jurusan Tata Busana SMK di Jawa Tengah Jateng tersebut. "Ini adalah gelar karya anak-anak tata busana se-Jawa Tengah di SMKN 4 Solo yang merupakan sekolah Center of Excellence (COE) Tata Busana yang harus kami dukung. Kami juga segera ada peluncuran untuk COE Jurusan Tata Kulit dan Rambut," ujarnya.
 
Adapun menurut guru Jurusan Tata Busana SMKN 1 Klego, Boyolali, Sofa Marwati, kerelaan dari seorang Dirjen Pendidikan Vokasi menjadi model produk busana menumbuhkan dorongan baginya untuk terus maju. "Ini sebuah kehormatan dan penambah semangat bagi kami dan anak-anak," tuturnya. (Nur Widiyanto)

Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 873 kali