Sejumlah Organisasi Guru Mendukung Vaksinasi bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan 25 Februari 2021 ← Back
Jakarta, 24 Februari 2021 --- Presiden Joko Widodo hari ini meninjau pelaksanaan vaksinasi yang pertama kali dilakukan kepada 650 pendidik dan tenaga kependidikan termasuk di dalamnya asosiasi profesi guru. Kebijakan tersebut diambil sebagai langkah mengurangi kehilangan kemampuan dan pengalaman belajar pada siswa atau ¬learning lost akibat pandemi Covid-19, terutama bagi yang paling kesulitan menjalankan pembelajaran jarak jauh dan untuk mengakselerasi penyelenggaraan pembelajaran tatap muka.
“Targetnya pada bulan Juni nanti lima juta pendidik dan tenaga kependidikan insya Allah sudah bisa kita selesaikan semuanya, sehingga di bulan Juli saat mulai ajaran baru semuanya bisa berjalan normal kembali. Saya kira targetnya itu,” ucap Presiden menegaskan.
Menanggapi hal ini, sejumlah guru yang tergabung dalam berbagai asosiasi menyampaikan dukungannya. Diantaranya adalah Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Unifah Rosyidi yang menyambut baik peluncuran pertama vaksinasi bagi PTK. “Hal ini adalah wujud komitmen pemerintah untuk memutus mata rantai Covid-19 serta menciptakan ekosistem pembelajaran yang lebih aman dan nyaman bagi peserta didik,” tutur Unifah.
Senada dengan Ketua Umum PB PGRI, Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Heru Purnomo mengatakan, “FSGI mengapresiasi kebijakan ini. Vaksinasi adalah langkah konkret pemerintah dalam menyiapkan pembelajaran tatap muka supaya lebih siap,” tegas Heru.
Selanjutnya, Danang Hidayatullah, Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI) mengapresiasi langkah pemerintah yang mengusahakan vaksinasi sebagai alternatif solusi untuk memastikan tenaga pendidik lebih terlindung dari wabah penyakit. Ia menekankan pentingnya peran para pemangku kepentingan seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, tenaga medis, PTK dan pihak terkait lainnya.
“Kepada guru-guru yang sudah divaksin testimoni dari mereka menjadi penting. Namun para pemangku kepentinganlah yang paling berperan untuk menyosialisasi ini agar masyarakat lebih memahami kebijakan vaksinasi,” tambah Danang.
Diantara para pemangku kepentingan tersebut, peran kepala sekolah sangat dibutuhkan untuk mengimbau warga sekolah dan membangun kesadaran mereka agar lebih memahami informasi tentang vaksinasi secara komprehensif dan senantiasa menerapkan protokol kesehatan. “Kepala sekolah harus menyampaikan informasi yang membangun kesadaran dan mengedukasi bagi seluruh guru, siswa, dan orang tua,” tegasnya.
Pentingnya peran kepala sekolah sebagai pemimpin dalam rangka menyukseskan program vaksinasi juga disetujui oleh Santi Librayanti Oktadriani. Perwakilan Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT). “Kepala sekolah dapat menurunkan kebijakan vaksinasi ini ke lini di bawahnya,” demikian saran Santi yang mengaku sering mengikuti seminar seputar vaksinasi untuk memperkaya wawasan sebelum menerima vaksinasi hari ini.
Santi menyakini, jika program vaksinasi sukses dilakukan pada sektor pendidikan maka semakin cepat pembelajaran tatap muka dapat dilakukan. ”Karena kita sudah merindukan tatap muka,” ungkap Santi yang mengaku lega setelah mendapat vaksin.
Hal senada dituturkan Sekretaris Forum Guru Independen Indonesia (FGII), DPC Jakarta Barat, Esther Layas Sinuraya. Ia setuju PTK menjadi salah satu sasaran yang diprioritaskan mendapat vaksin. “Kita harus punya “tameng” supaya tidak menularkan Covid-19 ke murid-murid,” imbuh Esther sesaat setelah menerima sertifikat vaksinasi Covid-19.
Ia menyarankan, guna memaksimalkan kebijakan vaksinasi, baiknya orang-orang yang sudah divaksin, terutama dokter bisa membagi pengalamannya agar masyarakat lebih yakin terhadap vaksinasi. Hal ini sesuai dengan pengalamannya sendiri yang bertambah yakin untuk ikut vaksinasi setelah berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
“Selain itu, di satuan pendidikan, kepala sekolah juga berperan penting dalam menyukseskan vaksinasi. Dia bisa menjadi contoh teladan bagi ekosistem pendidikan di sekolah,” ungkap Esther yang merasa dirinya baik-baik saja setelah divaksin.
Antusias yang sama juga dirasakan oleh Herlina Kristianti, perwakilan Ikatan Guru Pendidikan Khusus Indonesia (IGPKhI). Ia bersyukur terpilih menjadi salah satu penerima vaksin perdana bagi kelompok PTK. Ditambah lagi, Herlina mendapat dukungan dari keluarga maupun rekan-rekannya. Untuk menghilangkan kekhawatiran, ia mengaku banyak membaca testimoni orang-orang yang sudah divaksin. “Saya coba baca-baca di Google, cerita Pak Jokowi dan orang-orang setelah divaksin,” ungkapnya yang mengaku baru semalam diberitahu untuk ikut vaksinasi Covid-19.
Guru SLB N 11 Jakarta itu meyakini, vaksinasi merupakan strategi yang diambil pemerintah dalam memperhatikan PTK selaku ujung tombak agar sehat dan selamat dalam bertugas. Oleh karena itu menurut dia sangat penting untuk memberikan vaksin kepada orang-orang yang bekerja di bidang layanan publik termasuk sektor pendidikan. “Jangan takut, jangan kuatir, vaksin adalah solusi mengalahkan pandemi. Mau selamat? Ayo divaksin!”
Di antara para peserta vaksin, terdapat Wakil Ketua Umum Forum Guru IPS Seluruh Indonesia (FOGIPSI), Ade Kusdinar. Menurutnya, kebijakan vaksinasi ini tepat sasaran dan strategis. “Saya sangat bahagia dan menjadi suatu kehormatan dijadikan bagian dari program untuk menyelesaikan masalah bangsa dan dunia,” ungkapnya.
Ade berharap, dengan mengikuti aturan standar penanganan dan pencegahan Covid–19 maka pembelajaran tatap muka secepatnya dapat segera dilaksanakan kembali secara aman dan nyaman bagi seluruh ekosistem pendidikan. “Saya pesankan kepada para guru dan masyarakat Indonesia agar tidak ragu dan khawatir untuk divaksin dalam menyukseskan program vaksinasi ini sebagai bagian dari elemen bangsa dalam memerangi wabah Covid- 19,” pesan Ade.
Berikutnya, dari Majelis Nasional Pendidikan Katolik, Fanny Parera turut mendukung pemberian vaksinasi bagi PTK. Ia berharap, ke depan semakin banyak PTK yang divaksinasi agar Indonesia memiliki guru yang sehat dan pembelajaran dapat berlangsung seperti sedia kala.
“Mari kita dukung pemerintah dalam menangani kesehatan, yang pasti kita tetap harus yakin dan percaya bahwa Tuhan selalu memberikan kesehatan buat kita,” ucapnya optimistis.
Pentingnya kesehatan dan keselamatan PTK dalam memberikan layanan pendidikan diamini oleh Waridin yang tergabung dalam Asosiasi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia (AGBSI). Sebagai guru seni di SMAN 8 Jakarta, ia merasa lebih merasa aman dalam berinteraksi apabila telah divaksinasi karena secara teori tubuhnya telah memiliki kekebalan terhadap virus Covid-19. “Semakin banyak yang di vaksin semoga sebaran Covid-19 semakin terkendali dan bisa dihentikan,” harapnya seraya berkomitmen untuk tetap menjalankan protokol kesehatan meski sudah mendapat vaksin.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor : 39/sipres/A6/II/2021
“Targetnya pada bulan Juni nanti lima juta pendidik dan tenaga kependidikan insya Allah sudah bisa kita selesaikan semuanya, sehingga di bulan Juli saat mulai ajaran baru semuanya bisa berjalan normal kembali. Saya kira targetnya itu,” ucap Presiden menegaskan.
Menanggapi hal ini, sejumlah guru yang tergabung dalam berbagai asosiasi menyampaikan dukungannya. Diantaranya adalah Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Unifah Rosyidi yang menyambut baik peluncuran pertama vaksinasi bagi PTK. “Hal ini adalah wujud komitmen pemerintah untuk memutus mata rantai Covid-19 serta menciptakan ekosistem pembelajaran yang lebih aman dan nyaman bagi peserta didik,” tutur Unifah.
Senada dengan Ketua Umum PB PGRI, Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Heru Purnomo mengatakan, “FSGI mengapresiasi kebijakan ini. Vaksinasi adalah langkah konkret pemerintah dalam menyiapkan pembelajaran tatap muka supaya lebih siap,” tegas Heru.
Selanjutnya, Danang Hidayatullah, Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI) mengapresiasi langkah pemerintah yang mengusahakan vaksinasi sebagai alternatif solusi untuk memastikan tenaga pendidik lebih terlindung dari wabah penyakit. Ia menekankan pentingnya peran para pemangku kepentingan seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, tenaga medis, PTK dan pihak terkait lainnya.
“Kepada guru-guru yang sudah divaksin testimoni dari mereka menjadi penting. Namun para pemangku kepentinganlah yang paling berperan untuk menyosialisasi ini agar masyarakat lebih memahami kebijakan vaksinasi,” tambah Danang.
Diantara para pemangku kepentingan tersebut, peran kepala sekolah sangat dibutuhkan untuk mengimbau warga sekolah dan membangun kesadaran mereka agar lebih memahami informasi tentang vaksinasi secara komprehensif dan senantiasa menerapkan protokol kesehatan. “Kepala sekolah harus menyampaikan informasi yang membangun kesadaran dan mengedukasi bagi seluruh guru, siswa, dan orang tua,” tegasnya.
Pentingnya peran kepala sekolah sebagai pemimpin dalam rangka menyukseskan program vaksinasi juga disetujui oleh Santi Librayanti Oktadriani. Perwakilan Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT). “Kepala sekolah dapat menurunkan kebijakan vaksinasi ini ke lini di bawahnya,” demikian saran Santi yang mengaku sering mengikuti seminar seputar vaksinasi untuk memperkaya wawasan sebelum menerima vaksinasi hari ini.
Santi menyakini, jika program vaksinasi sukses dilakukan pada sektor pendidikan maka semakin cepat pembelajaran tatap muka dapat dilakukan. ”Karena kita sudah merindukan tatap muka,” ungkap Santi yang mengaku lega setelah mendapat vaksin.
Hal senada dituturkan Sekretaris Forum Guru Independen Indonesia (FGII), DPC Jakarta Barat, Esther Layas Sinuraya. Ia setuju PTK menjadi salah satu sasaran yang diprioritaskan mendapat vaksin. “Kita harus punya “tameng” supaya tidak menularkan Covid-19 ke murid-murid,” imbuh Esther sesaat setelah menerima sertifikat vaksinasi Covid-19.
Ia menyarankan, guna memaksimalkan kebijakan vaksinasi, baiknya orang-orang yang sudah divaksin, terutama dokter bisa membagi pengalamannya agar masyarakat lebih yakin terhadap vaksinasi. Hal ini sesuai dengan pengalamannya sendiri yang bertambah yakin untuk ikut vaksinasi setelah berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
“Selain itu, di satuan pendidikan, kepala sekolah juga berperan penting dalam menyukseskan vaksinasi. Dia bisa menjadi contoh teladan bagi ekosistem pendidikan di sekolah,” ungkap Esther yang merasa dirinya baik-baik saja setelah divaksin.
Antusias yang sama juga dirasakan oleh Herlina Kristianti, perwakilan Ikatan Guru Pendidikan Khusus Indonesia (IGPKhI). Ia bersyukur terpilih menjadi salah satu penerima vaksin perdana bagi kelompok PTK. Ditambah lagi, Herlina mendapat dukungan dari keluarga maupun rekan-rekannya. Untuk menghilangkan kekhawatiran, ia mengaku banyak membaca testimoni orang-orang yang sudah divaksin. “Saya coba baca-baca di Google, cerita Pak Jokowi dan orang-orang setelah divaksin,” ungkapnya yang mengaku baru semalam diberitahu untuk ikut vaksinasi Covid-19.
Guru SLB N 11 Jakarta itu meyakini, vaksinasi merupakan strategi yang diambil pemerintah dalam memperhatikan PTK selaku ujung tombak agar sehat dan selamat dalam bertugas. Oleh karena itu menurut dia sangat penting untuk memberikan vaksin kepada orang-orang yang bekerja di bidang layanan publik termasuk sektor pendidikan. “Jangan takut, jangan kuatir, vaksin adalah solusi mengalahkan pandemi. Mau selamat? Ayo divaksin!”
Di antara para peserta vaksin, terdapat Wakil Ketua Umum Forum Guru IPS Seluruh Indonesia (FOGIPSI), Ade Kusdinar. Menurutnya, kebijakan vaksinasi ini tepat sasaran dan strategis. “Saya sangat bahagia dan menjadi suatu kehormatan dijadikan bagian dari program untuk menyelesaikan masalah bangsa dan dunia,” ungkapnya.
Ade berharap, dengan mengikuti aturan standar penanganan dan pencegahan Covid–19 maka pembelajaran tatap muka secepatnya dapat segera dilaksanakan kembali secara aman dan nyaman bagi seluruh ekosistem pendidikan. “Saya pesankan kepada para guru dan masyarakat Indonesia agar tidak ragu dan khawatir untuk divaksin dalam menyukseskan program vaksinasi ini sebagai bagian dari elemen bangsa dalam memerangi wabah Covid- 19,” pesan Ade.
Berikutnya, dari Majelis Nasional Pendidikan Katolik, Fanny Parera turut mendukung pemberian vaksinasi bagi PTK. Ia berharap, ke depan semakin banyak PTK yang divaksinasi agar Indonesia memiliki guru yang sehat dan pembelajaran dapat berlangsung seperti sedia kala.
“Mari kita dukung pemerintah dalam menangani kesehatan, yang pasti kita tetap harus yakin dan percaya bahwa Tuhan selalu memberikan kesehatan buat kita,” ucapnya optimistis.
Pentingnya kesehatan dan keselamatan PTK dalam memberikan layanan pendidikan diamini oleh Waridin yang tergabung dalam Asosiasi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia (AGBSI). Sebagai guru seni di SMAN 8 Jakarta, ia merasa lebih merasa aman dalam berinteraksi apabila telah divaksinasi karena secara teori tubuhnya telah memiliki kekebalan terhadap virus Covid-19. “Semakin banyak yang di vaksin semoga sebaran Covid-19 semakin terkendali dan bisa dihentikan,” harapnya seraya berkomitmen untuk tetap menjalankan protokol kesehatan meski sudah mendapat vaksin.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor : 39/sipres/A6/II/2021
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1535 kali
Editor :
Dilihat 1535 kali