Ditjen Dikti Jajaki Kolaborasi dengan P.T. Sido Muncul  16 Maret 2021  ← Back

Jakarta, Kemendikbud – Saat ini lapangan pekerjaan sedang ‘berkontraksi’ dan lulusan perguruan tinggi banyak yang sedang menganggur. Permasalahan tersebut tidak dapat diselesaikan oleh kampus atau perguruan tinggi saja, tetapi diperlukan kerja sama, saling bergandengan tangan dengan pihak lain (pelaku usaha) untuk mencari solusi bersama. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti), Nizam, pada acara Diskusi Hilirisasi Ekosistem Jamu bersama Presiden Direktur P.T. Sido Muncul, Irwan Hidayat (15/3/2021). Diskusi tersebut merupakan bagian dari penjajakan kolaborasi yang akan bermanfaat bagi masyarakat.

Saat ini, Indonesia masih mengandalkan kegiatan impor untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya, seperti buah-buahan, teknologi dan lain sebagainya. Sementara sumber daya alam yang dimiliki oleh Indonesia sangat banyak dan berlimpah. Di sinilah peran perguruan tinggi untuk dapat berkolaborasi menghasilkan berbagai macam teknologi inovasi dalam upaya meningkatkan kedaulatan negara dengan menciptakan berbagai karya reka cipta yang dibutuhkan.

Nizam mengatakan, terdapat tiga prinsip dalam mengupayakan keterlibatan perguruan tinggi untuk meningkatkan ekosistem reka cipta di Indonesia, yaitu pertama, kampus akan membuka selebar – lebarnya bagi mahasiswa untuk dapat belajar di luar kampus minimal satu semester. Kedua, mendorong setiap dosen untuk lebih mengenal permasalahan yang terjadi di lapangan, dan yang ketiga, mengundang para profesional untuk mengajar di kelas, memberikan informasi dari permasalahan di industri, sehingga kampus akan berjalan selaras dengan dunia nyata.

Kampus merupakan pusat dari sumber daya manusia dapat membantu dalam pembangunan negara. Kampus juga merupakan salah satu tempat ide–ide muncul, seperti ide penelitian dengan mengidentifikasi suatu permasalahan dan mencari solusi yang optimal. “Pada prinsipnya mahasiswa memiliki ide, namun pada akhirnya ide–ide tersebut tidak selaras dan tidak tumbuh. Hal ini seperti benih yang berada di padang tandus yang tidak di beri pupuk dan tidak dapat berkembang”, ujar Nizam.

Kolaborasi, lanjut Nizam, menjadi cara untuk dapat menghilirisasi ide-ide dan hasil penelitian para inventor kepada publik. “Apabila industri dan perguruan dapat bergandengan tangan, maka akan berdampak sekali”, lanjut Nizam.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) tengah mengembangkan platform Kedaireka, yang akan mempertemukan kampus dan industri untuk berdialog di dalam satu ‘wadah’ besar.

“Kedaireka merupakan singkatan dari kedaulatan Indonesia untuk reka cipta, (Kedaireka dibuat) supaya penelitian dari perguruan tinggi tidak terhenti dalam bentuk kertas , tidak terhenti sebagai bahan pameran saja akan tetapi dapat memberikan manfaat kepada industri dan masyarakat, serta sebagai upaya dalam pembagunan ekonomi ke depan”, jelas Nizam.

P.T. Sido Muncul sendiri merupakan industri jamu dan farmasi besar yang telah lama berdiri di Indonesia dan telah menghasilkan lebih dari tiga ratus produk. Perusahaan ini telah menyerap ribuan tenaga kerja dalam operasionalnya. Irwan Hidayat mengatakan, Indonesia memiliki potensi sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan suatu produk. Namun, hal tersebut menjadi kendala ketika sebuah alat atau teknologi untuk mengolah sumber daya tersebut belum tersedia.

Irwan menyambut baik penjajakan kolaborasi dengan Kemendikbud melalui Ditjen Dikti. “Diharapkan saat kegiatan magang, mahasiswa bukan hanya belajar di sebuah industri saja, akan tetapi dapat memberikan dan menyumbangkan ide–ide, serta saran kepada industri, sehingga akan melatih rasa percaya diri dan keberaniannya,” tutur Irwan.

Selain Presiden Direktur P.T. Sido Muncul, hadir pula dalam kegiatan tersebut Koordinator Tim Akselerasi Reka Cipta Achmad Adhitya Maramis, Tim Akselerasi Reka Cipta bidang Komunikasi, Media, dan Komunitas Ade Kadarisman, serta Tim Akselerasi Reka Cipta bidang Inovasi M. Setiawan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menyiapkan dana pendamping bagi perguruan tinggi yang telah memiliki mitra industri. Nizam mengatakan dalam riset belum tentu berhasil, belum tentu ekonomis, belum tentu marketable, sehingga disediakan dana pendamping yang dapat dipergunakan untuk mengurangi risiko yang akan terjadi.

Adhitya Maramis mengatakan, potensi kolaborasi dengan P.T. Sido Muncul sangat mungkin dilakukan. “Saat ini telah terdaftar 11.000 inventor di platform Kedaireka dan sebanyak 2.000 produk reka cipta yang dapat dikolaborasikan dengan Sido Muncul”, kata Adhitya.

Peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pun menjadi sangat penting untuk dapat membangun industri menjadi lebih baik lagi. Dalam meningkatkan kualitas SDM, Nizam menegaskan kembali bahwa melalui kebijakan Kampus Merdeka mahasiswa akan memiliki kesempatan untuk magang hingga tiga semester. Hal ini akan memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk dapat melihat peluang–peluang di dalam industri, serta dapat dimanfaatkan sebagai momen untuk meningkatkan kapasistas diri menjadi seorang profesional.
(YH/DZI/FH/DH/NH/AK/Prani Pramudita)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 2524 kali