Hadapi Kenormalan Baru di Kampus dengan Semangat Produktif   18 Maret 2021  ← Back

Jakarta, Kemendikbud - Menuju kondisi kenormalan baru, perlu adanya akselerasi menormalkan kehidupan di dalam kampus. Harapannya, setelah vaksinasi Covid-19 selesai, kegiatan belajar mengajar secara luring yang dikombinasikan dengan daring mulai bisa berjalan kembali dengan protokol kesehatan yang ketat, serta tetap menerapkan budaya hidup sehat dan bersih. Teknologi pun terus dimanfaatkan untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

“Semangat untuk produktif, memberikan solusi, menciptakan inovasi, semangat untuk saling membantu bahu-membahu harus terus dipertahankan, dijaga, dan diteruskan sampai masa setelah pandemi,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Nizam pada Seminar Nasional bertajuk "Pemanfaatan Teknologi Informasi pada Era New Normal dalam Meningkatkan Kreativitas dan Inovasi untuk Mendukung Entrepreneurship Berbasis Evidence di Lingkungan Perguruan Tinggi" di Universitas Esa Unggul, Rabu (17/3/2021).

Dalam kesempatan tersebut, Nizam menyampaikan kembali upaya pemerintah untuk keberlangsungan pembelajaran pendidikan tinggi di masa pandemi. Sejak Coronavirus Disease (Covid-19) terdeteksi di Indonesia, secara tanggap kegiatan belajar mengajar dilakukan secara jarak jauh. Sejak itu pula perguruan tinggi tanggap dalam merespons pandemi Covid-19, ditandai dengan keterlibatan civitas academica, baik sebagai relawan maupun melahirkan berbagai inovasi yang membantu pencegahan dan penanganan Covid-19. Fakultas kesehatan dan rumah sakit pendidikan pun menjadi pusat tes dan tempat penanganan pasien Covid-19.

Selain itu, di pusat-pusat pelatihan, pendidikan tinggi menyiapkan sekitar 18.000 tempat tidur untuk isolasi atau karantina mandiri. Kampus terus melakukan riset terapan sebagai upaya mengatasi Covid-19 dengan membentuk konsorsium perguruan tinggi untuk riset Covid-19.

Dalam mendukung pembelajaran daring, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan penyedia jaringan internet untuk memberikan akses yang baik pada konten pembelajaran daring. Spada atau Sistem Pembelajaran Daring kemudian menjadi platform berbagi bagi universitas dalam membantu seluruh perguruan tinggi di Indonesia khususnya yang belum siap menjalankan pembelajaran daring. Selain itu, pemerintah juga lakukan recofusing anggaran untuk membantu keuangan 860.000 mahasiswa dan menyediakan bantuan kuota internet bagi dosen dan mahasiswa.

“Selain pembelajaran daring banyak hal yang bisa dipelajari selama pandemi Covid-19, pendidikan tidak hanya penyampaian pengetahuan tetapi juga pengalaman, kerja sama, dan ini semua dilakukan melalui teknologi, misalnya melakukan kolaborasi pembelajaran dengan lintas perguruan tinggi yang sudah lebih siap melakukan pembelajaran jarak jauh,” kata Nizam.

Nizam juga menilai, selama pandemi Covid-19 ini mahasiwa dan dosen turut aktif menjadi relawan kesehatan, membangun desa, dan membantu mengajar di sekolah. Bahkan proyek mahasiswa dan penelitian terapan yang dilakukan dosen telah menghasilkan banyak karya yang bermanfaat dalam penanganan Covid-19, seperti drone surveillance, nurse robot untuk pasien Covid-19, alat uji cepat (rapid test), ventilator, dan GeNose C19.

Untuk mendukung kegiatan belajar mengajar, mahasiswa jugas turut aktif dalam program Kampus Mengajar, kampanye budaya hidup sehat, kuliah kerja nyata (KKN) tematik yang diikuti lebih dari 30.000 mahasiswa, pertukaran mahasiswa melalui kerja sama antara perguruan tinggi se-Indonesia (Permata-Sakti), serta virtual career fair yang diikuti lebih dari 100.000 mahasiswa.
“Maka ini menunjukan semangat produktif, gotong royong, kreativitas, kemampuan adaptasi perguruan tinggi yang luar biasa. Perguruan tinggi mampu beradaptasi, memanfaatkan teknologi yang adaptif, serta mendorong akselerasi transformasi penggunaan teknologi dalam pembelajaran,” pungkas Nizam. (YH/DZI/FH/DH/NH/RAH/DON/FAN/Prani Pramudita)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 3215 kali