Jadilah Generasi Emas, Cerdas Berkarakter itu Kita 10 Maret 2021 ← Back
Jakarta, Kemendikbud--Dalam rangka peringatan Hari Musik Nasional yang diperingati setiap tanggal 9 Maret, Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengadakan gelar wicara (talkshow) dengan tema: "Generasi Emas". Gelar wicara ini dipandu oleh Kikan Namara @kikankikan (penyanyi) dan Eka Gustiwana @Eka Gustiwana (musisi).
Hari Musik Nasional sendiri mulai diperingati setiap tanggal 9 Maret yang bertepatan dengan hari lahir pahlawan nasional, Wage Rudolf Soepratman, pencipta Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Peringatan ini, kali pertama dilaksanakan 9 Maret 2013 melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 10 Tahun 2013 tentang Hari Musik Nasional.
Gelar wicara ini membahas bakat dan prestasi di bidang musik melalui jalur dan media yang berbeda (tradisional dan modern) serta penerapan 6 Nilai Profil Pelajar Pancasila dalam kehidupan dan karir generasi muda. Acara ini ditayangkan secara perdana di kanal Youtube Cerdas Berkarakter Kemdikbud RI pukul 19.00 WIB, Selasa (9/3).
Saat ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Pusat Penguatan Karakter mengajak para generasi emas untuk terus berkarkya dengan memfokuskan pada kolaborasi generasi dan lintas bidang profesi. Sehingga akan tergali sebanyak mungkin bakat dan prestasi para pemuda pemudi Indonesia yang berlandaskan karakter Profil Pelajar Pancasila.
Seperti yang diungkapkan Eka, sebagai pencipta lagu ‘Pelajar Pancasila’, dibalik proses penulisan lagu 6 nilai Profil Pelajar Pancasila memiliki arti dan kesan mendalam baginya, seperti beriman Bertagwa dan Berakhlak Mulia, berkebinekaan global, bergotong-royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.
“Saya sangat berkesan dalam 6 nilai Profil Pelajar Pancasila, karena ini merupakan pondasi dari kita semua anak muda jika mau berkarya,” kata Eka.
Eka menjelaskan pemuda adalah generasi penerus bangsa yang kelak menjadi penentu kemajuan bangsa kedepannya.
“Pada usia muda, tentu bukan penghalang untuk meraih prestasi. Justru, dimomen usia emas inilah saatnya generasi muda membangun karakter diri dengan mengembangkan bakat dan potensi untuk meraih prestasi sebanyak-banyaknya,” lanjutnya lagi.
Dikesempatan yang sama, kikan selaku vokalis lagu ‘Pelajar Pancasila’ mengungkapkan, generasi muda saat ini harus mampu bersaing dikancah nasional maupun internasional.
“Seperti yang tertuang dalam lirik Lagu Pelajar Pancasila, “Jadilah Generasi Emas, Cerdas Berkarakter itu Kita, Berjuang dan Harus Berani kita Terus Torehkan Prestasi,” ungkap Kikan dan Eka.
Selain Eka dan Kikan, hadir juga musisi inspiratif yaitu Rian D'Masiv @D'MASIV OFFICIAL (musisi) dan Ganzer Lana (pemain sasando).
Ganzer memiiki kecintaan yang luar biasa untuk melestarikan budaya tradisional asli Indonesia yaitu alat musik sasando yang berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT), tak hanya itu ganzer pun memodifikasi tanpa mengurangi unsur didalamnya, dijelaskan pula bahwa sasando sendiri merupakan modifikasi dari alat musik Sandhu.
Menurut Ganzer Lana, musik telah menjadi bagian dari kehidupannya, bahkan bisa dikatakan penyelamat bagi dirinya. “Setiap permasalahan yang saya hadapi bisa hilang dengan memainkan sasando.” ujar Ganzer.
Dalam kesempatan ini juga Ganzer berpesan kepada teman-teman diseluruh Indonesia dan khususnya musisi-musisi etnik, “Terus mengembangkan musik Indonesia, karena itu adalah identitas bangsa Indonesia, Jangan pernah putus atas untuk mengembangkan dan berinovasi,”lanjutnya lagi.
Selanjutnya, pada sesi berikutnya Rian, D’Masiv berberbagi pengalaman selama perjalanan karirnya hingga pencapaiannya saat ini. Berangkat dari mimpi yang sama dengan anggota band D’Masiv lainnya, mereka selalu menulis dalam menentukan tujuan dan capaian yang akan di raih dan selalu berusaha saling bahu-membahu mewujudkan satu persatu capaian karir D’Masiv.
Tak hanya sibuk dengan D’Masiv saat ini Rian juga memilik sebuah Yayasan bernama “Jangan Menyerah” yang baru pada tahun 2020. Rian menjelaskan yayasan Jangan Menyerah Indonesia berdiri lantaran dampak positif dari lagu "Jangan Menyerah" yang ia ciptakan. Sebelum Yayasan ini terbentuk sejak 2009 telah banyak Gerakan-gerakan yang dilakukan. “Saya melakukan hal tersebut berlandaskan keinginan untuk “Menjadi Manusia Yang Bermanfaat Untuk Banyak Orang,” kata Rian.
Saat ini Yayasan yang dinaunginya memiliki seorang anak yang menjadi pilot project. “Ia juga memiliki talenta bermain biola yang sangat apik. Itu sebabnya, saya pribadi tergerak ingin membantu dia melalui Yayasan Jangan Menyerah Indonesia. Jawa ini salah satu sosok anak negeri berbakat yang harus diperhatikan dan dibantu lebih serius lagi,” sambung vokalis bernama lengkap Rian Ekky Pradipta ini.
“Jawa Nur Alam, berasal dari Surabaya, Kalijudan, Jawa Timur, kondisi keluarganya sangat memprihatinkan. Dia bisa bermain biola klasik sangat bagus dan bisa baca partitur. Dia punya mimpi dan kemauan yang besar. Saat ini Jawa Nur Alam sudah bertinggal di Jakarta pada Yayasan Jangan Menyerah Indonesia,“ kata Rian. Tak hanya membantu membiayai sekolah Jawa, tapi juga akan berusaha menjadikan Jawa seorang musisi internasional.
Pesan Rian bagi seluruh generasi muda saat ini, “Harus Totalitas dan keyakinan yang kuat gak hanya 100% tapi 1000%, sekarang jaman sudah berubah jika ada yang berkeinginan jadi musisi teruskan. Jika ingin berhasil harus total jangan setengah setengah. Saat ini pun sudah banyak platform untuk bagaimana orang tahu kemampuan kita, manfaatkan fasilitas itu. apalagi saat ini era digital harusnya anak jaman sekarang lebih Percaya Diri dengan kemampuannya, jangan ragu, jangan takut di bilang jelek. Tunjukkan kemampuanmu, semangat tetap berpikir positif, tetap kreatif dan tetap melakukan yang terbaik,” ungkap Rian. Rian D’Masiv diiringi oleh Ganzer Lana yang memainkan sasandonya menutup gelar wicara dengan membawakan Lagu “Jangan Menyerah”.
Enam Profil pelajar Pancasila sudah diterapkan oleh para narasumber, seperti diantaranya; 1. Beriman Bertagwa dan Berakhlak Mulia, dengan selalu memahami ajaran agama dan kepercayaan kamu, serta menerapkan pemahaman itu dalam kehidupan sehari-hari, memahami ajaran agama dan kepercayaan kamu, serta menerapkan pemahaman itu dalam kehidupan sehari-hari. 2. Berkebinekaan global, dengan mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, serta refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan. 3. bergotong-royong, selalu bersama-sama dengan suka rela, kolaborasi, kepedulian dan berbagi. 4. Mandiri, kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri. 5. Bernalar Kritis, memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaliasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir, serta mengambil keputusan. 6. Kreatif, menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal. Gelar wicara ini dapat dilihat secara ulang melalui kanal Youtube Cerdas Berkarakter Kemdikbud RI. (Lany Fitriana)
Sumber :
Hari Musik Nasional sendiri mulai diperingati setiap tanggal 9 Maret yang bertepatan dengan hari lahir pahlawan nasional, Wage Rudolf Soepratman, pencipta Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Peringatan ini, kali pertama dilaksanakan 9 Maret 2013 melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 10 Tahun 2013 tentang Hari Musik Nasional.
Gelar wicara ini membahas bakat dan prestasi di bidang musik melalui jalur dan media yang berbeda (tradisional dan modern) serta penerapan 6 Nilai Profil Pelajar Pancasila dalam kehidupan dan karir generasi muda. Acara ini ditayangkan secara perdana di kanal Youtube Cerdas Berkarakter Kemdikbud RI pukul 19.00 WIB, Selasa (9/3).
Saat ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Pusat Penguatan Karakter mengajak para generasi emas untuk terus berkarkya dengan memfokuskan pada kolaborasi generasi dan lintas bidang profesi. Sehingga akan tergali sebanyak mungkin bakat dan prestasi para pemuda pemudi Indonesia yang berlandaskan karakter Profil Pelajar Pancasila.
Seperti yang diungkapkan Eka, sebagai pencipta lagu ‘Pelajar Pancasila’, dibalik proses penulisan lagu 6 nilai Profil Pelajar Pancasila memiliki arti dan kesan mendalam baginya, seperti beriman Bertagwa dan Berakhlak Mulia, berkebinekaan global, bergotong-royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.
“Saya sangat berkesan dalam 6 nilai Profil Pelajar Pancasila, karena ini merupakan pondasi dari kita semua anak muda jika mau berkarya,” kata Eka.
Eka menjelaskan pemuda adalah generasi penerus bangsa yang kelak menjadi penentu kemajuan bangsa kedepannya.
“Pada usia muda, tentu bukan penghalang untuk meraih prestasi. Justru, dimomen usia emas inilah saatnya generasi muda membangun karakter diri dengan mengembangkan bakat dan potensi untuk meraih prestasi sebanyak-banyaknya,” lanjutnya lagi.
Dikesempatan yang sama, kikan selaku vokalis lagu ‘Pelajar Pancasila’ mengungkapkan, generasi muda saat ini harus mampu bersaing dikancah nasional maupun internasional.
“Seperti yang tertuang dalam lirik Lagu Pelajar Pancasila, “Jadilah Generasi Emas, Cerdas Berkarakter itu Kita, Berjuang dan Harus Berani kita Terus Torehkan Prestasi,” ungkap Kikan dan Eka.
Selain Eka dan Kikan, hadir juga musisi inspiratif yaitu Rian D'Masiv @D'MASIV OFFICIAL (musisi) dan Ganzer Lana (pemain sasando).
Ganzer memiiki kecintaan yang luar biasa untuk melestarikan budaya tradisional asli Indonesia yaitu alat musik sasando yang berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT), tak hanya itu ganzer pun memodifikasi tanpa mengurangi unsur didalamnya, dijelaskan pula bahwa sasando sendiri merupakan modifikasi dari alat musik Sandhu.
Menurut Ganzer Lana, musik telah menjadi bagian dari kehidupannya, bahkan bisa dikatakan penyelamat bagi dirinya. “Setiap permasalahan yang saya hadapi bisa hilang dengan memainkan sasando.” ujar Ganzer.
Dalam kesempatan ini juga Ganzer berpesan kepada teman-teman diseluruh Indonesia dan khususnya musisi-musisi etnik, “Terus mengembangkan musik Indonesia, karena itu adalah identitas bangsa Indonesia, Jangan pernah putus atas untuk mengembangkan dan berinovasi,”lanjutnya lagi.
Selanjutnya, pada sesi berikutnya Rian, D’Masiv berberbagi pengalaman selama perjalanan karirnya hingga pencapaiannya saat ini. Berangkat dari mimpi yang sama dengan anggota band D’Masiv lainnya, mereka selalu menulis dalam menentukan tujuan dan capaian yang akan di raih dan selalu berusaha saling bahu-membahu mewujudkan satu persatu capaian karir D’Masiv.
Tak hanya sibuk dengan D’Masiv saat ini Rian juga memilik sebuah Yayasan bernama “Jangan Menyerah” yang baru pada tahun 2020. Rian menjelaskan yayasan Jangan Menyerah Indonesia berdiri lantaran dampak positif dari lagu "Jangan Menyerah" yang ia ciptakan. Sebelum Yayasan ini terbentuk sejak 2009 telah banyak Gerakan-gerakan yang dilakukan. “Saya melakukan hal tersebut berlandaskan keinginan untuk “Menjadi Manusia Yang Bermanfaat Untuk Banyak Orang,” kata Rian.
Saat ini Yayasan yang dinaunginya memiliki seorang anak yang menjadi pilot project. “Ia juga memiliki talenta bermain biola yang sangat apik. Itu sebabnya, saya pribadi tergerak ingin membantu dia melalui Yayasan Jangan Menyerah Indonesia. Jawa ini salah satu sosok anak negeri berbakat yang harus diperhatikan dan dibantu lebih serius lagi,” sambung vokalis bernama lengkap Rian Ekky Pradipta ini.
“Jawa Nur Alam, berasal dari Surabaya, Kalijudan, Jawa Timur, kondisi keluarganya sangat memprihatinkan. Dia bisa bermain biola klasik sangat bagus dan bisa baca partitur. Dia punya mimpi dan kemauan yang besar. Saat ini Jawa Nur Alam sudah bertinggal di Jakarta pada Yayasan Jangan Menyerah Indonesia,“ kata Rian. Tak hanya membantu membiayai sekolah Jawa, tapi juga akan berusaha menjadikan Jawa seorang musisi internasional.
Pesan Rian bagi seluruh generasi muda saat ini, “Harus Totalitas dan keyakinan yang kuat gak hanya 100% tapi 1000%, sekarang jaman sudah berubah jika ada yang berkeinginan jadi musisi teruskan. Jika ingin berhasil harus total jangan setengah setengah. Saat ini pun sudah banyak platform untuk bagaimana orang tahu kemampuan kita, manfaatkan fasilitas itu. apalagi saat ini era digital harusnya anak jaman sekarang lebih Percaya Diri dengan kemampuannya, jangan ragu, jangan takut di bilang jelek. Tunjukkan kemampuanmu, semangat tetap berpikir positif, tetap kreatif dan tetap melakukan yang terbaik,” ungkap Rian. Rian D’Masiv diiringi oleh Ganzer Lana yang memainkan sasandonya menutup gelar wicara dengan membawakan Lagu “Jangan Menyerah”.
Enam Profil pelajar Pancasila sudah diterapkan oleh para narasumber, seperti diantaranya; 1. Beriman Bertagwa dan Berakhlak Mulia, dengan selalu memahami ajaran agama dan kepercayaan kamu, serta menerapkan pemahaman itu dalam kehidupan sehari-hari, memahami ajaran agama dan kepercayaan kamu, serta menerapkan pemahaman itu dalam kehidupan sehari-hari. 2. Berkebinekaan global, dengan mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, serta refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan. 3. bergotong-royong, selalu bersama-sama dengan suka rela, kolaborasi, kepedulian dan berbagi. 4. Mandiri, kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri. 5. Bernalar Kritis, memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaliasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir, serta mengambil keputusan. 6. Kreatif, menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal. Gelar wicara ini dapat dilihat secara ulang melalui kanal Youtube Cerdas Berkarakter Kemdikbud RI. (Lany Fitriana)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 7396 kali
Editor :
Dilihat 7396 kali