Kerja Sama Pendidikan Tinggi untuk Pengembangan Sumber Daya Laut dan Perikanan 18 Maret 2021 ← Back
Jakarta, Kemendikbud – Dalam upaya meningkatkan kolaborasi dengan seluruh aspek pentahelix untuk akselerasi ekosistem reka cipta melalui Kedaireka, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) melakukan kunjungan kerja ke Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Nizam hadir dan diterima langsung oleh Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono, di Kantor Pusat KKP, Rabu, (17/3/2021).
Pertemuan antarkementerian ini dilakukan untuk mengidentifikasi berbagai potensi kolaborasi teknologi reka cipta dan riset di bidang kelautan dan perikanan. Di antaranya dalam bidang riset dan teknologi untuk meningkatkan produksi perikanan budi daya. Nizam menyampaikan, pada era revolusi industri 4.0 teknologi digital menjadi bagian penting dalam setiap produksi di industri. Hal tersebut dibuktikan dengan posisi Indonesia saat ini yang menempati lima besar dunia negara dengan start-up terbanyak, di atas Prancis, Australia, dan negara-negara di Asia Tenggara lainnya. Dengan kondisi tersebut, Nizam berharap agar jangan sampai ada mata rantai yang terputus antara perguruan tinggi dan industri.
Di sisi lain, Trenggono mengungkapkan program terobosan KKP tahun 2021--2024, yakni untuk menciptakan sumber daya laut dan perikanan berkelanjutan. Salah satunya menggerakkan perikanan budi daya untuk peningkatan ekonomi masyarakat, yang didukung riset kelautan dan perikanan, untuk keberlangsungan sumber daya laut dan perikanan darat.
Program tersebut, menurut Trenggono, bertujuan meningkatkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sumber daya alam perikanan dan kesejahteraan nelayan, serta membangun kampung-kampung perikanan budi daya tawar, payau, dan laut berbasis kearifan lokal.
Nizam mengatakan, saat ini hampir setiap kebutuhan masyarakat Indonesia masih berasal dari impor, baik itu produk pertanian, perikanan, perkebunan dan lain sebagainya. Hal tersebut diamini oleh Trenggono. “Saat ini masih banyak produk pakan ikan yang berasal dari luar negeri. Indonesia harus menjadi tuan di rumahnya sendiri dan kebijakan yang dihasilkan harus menjadi jembatan untuk pembangunan ekonomi", lanjut Trenggono.
Indonesia memiliki komoditas laut yang menjadi potensi pasar dunia, di antaranya lobster, udang, dan rumput laut. Selain itu, produksi perikanan di tahun 2020 berjumlah 23.162.583 ton. Di luar hal tersebut, peluang yang dimiliki lautan Indonesia sangat besar sekali. "Harapan ke depan produksi ikan tangkap akan menurun dan produksi ikan budi daya akan meningkat," ujar Trenggono.
Trenggono menuturkan bahwa bagaimana pun pusat ilmu pengetahuan dan teknologi berada di perguruan tinggi, sehingga untuk meningkatkan produksi perikanan budi daya diperlukan kerja sama riset dan teknologi agar tujuan dapat tercapai. KKP sendiri telah melakukan komunikasi kepada beberapa perguruan tinggi. "Kultur baru anak milenial adalah start-up", kata Trenggono.
Ia memberi contoh bisnis udang yang memiliki kualitas lebih baik karena teknologi dilibatkan dalam menghasilkan suatu produk dengan menyeleksi produk tersebut. Trenggono mengajak seluruh pemangku kepentingan di perguruan tinggi untuk dapat melaksanakan penelitian yang mendalam terkait berbagai tantangan dan peluang potensi sumber daya kelautan dan perikanan.
Kolaborasi antara Kemendikbud dan KKP ke depan diharapkan akan membuat Indonesia semakin unggul di bidang kelautan dan perikanan. "Perguruan tinggi juga harus mengoptimalkan hasil riset dan mengimplementasikannya, sehingga memberikan kebermanfaatan yang luas untuk masyarakat", pungkas Trenggono. (YH/DZI/FH/DH/NH/AK/Prani Pramudita)
Sumber :
Pertemuan antarkementerian ini dilakukan untuk mengidentifikasi berbagai potensi kolaborasi teknologi reka cipta dan riset di bidang kelautan dan perikanan. Di antaranya dalam bidang riset dan teknologi untuk meningkatkan produksi perikanan budi daya. Nizam menyampaikan, pada era revolusi industri 4.0 teknologi digital menjadi bagian penting dalam setiap produksi di industri. Hal tersebut dibuktikan dengan posisi Indonesia saat ini yang menempati lima besar dunia negara dengan start-up terbanyak, di atas Prancis, Australia, dan negara-negara di Asia Tenggara lainnya. Dengan kondisi tersebut, Nizam berharap agar jangan sampai ada mata rantai yang terputus antara perguruan tinggi dan industri.
Di sisi lain, Trenggono mengungkapkan program terobosan KKP tahun 2021--2024, yakni untuk menciptakan sumber daya laut dan perikanan berkelanjutan. Salah satunya menggerakkan perikanan budi daya untuk peningkatan ekonomi masyarakat, yang didukung riset kelautan dan perikanan, untuk keberlangsungan sumber daya laut dan perikanan darat.
Program tersebut, menurut Trenggono, bertujuan meningkatkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sumber daya alam perikanan dan kesejahteraan nelayan, serta membangun kampung-kampung perikanan budi daya tawar, payau, dan laut berbasis kearifan lokal.
Nizam mengatakan, saat ini hampir setiap kebutuhan masyarakat Indonesia masih berasal dari impor, baik itu produk pertanian, perikanan, perkebunan dan lain sebagainya. Hal tersebut diamini oleh Trenggono. “Saat ini masih banyak produk pakan ikan yang berasal dari luar negeri. Indonesia harus menjadi tuan di rumahnya sendiri dan kebijakan yang dihasilkan harus menjadi jembatan untuk pembangunan ekonomi", lanjut Trenggono.
Indonesia memiliki komoditas laut yang menjadi potensi pasar dunia, di antaranya lobster, udang, dan rumput laut. Selain itu, produksi perikanan di tahun 2020 berjumlah 23.162.583 ton. Di luar hal tersebut, peluang yang dimiliki lautan Indonesia sangat besar sekali. "Harapan ke depan produksi ikan tangkap akan menurun dan produksi ikan budi daya akan meningkat," ujar Trenggono.
Trenggono menuturkan bahwa bagaimana pun pusat ilmu pengetahuan dan teknologi berada di perguruan tinggi, sehingga untuk meningkatkan produksi perikanan budi daya diperlukan kerja sama riset dan teknologi agar tujuan dapat tercapai. KKP sendiri telah melakukan komunikasi kepada beberapa perguruan tinggi. "Kultur baru anak milenial adalah start-up", kata Trenggono.
Ia memberi contoh bisnis udang yang memiliki kualitas lebih baik karena teknologi dilibatkan dalam menghasilkan suatu produk dengan menyeleksi produk tersebut. Trenggono mengajak seluruh pemangku kepentingan di perguruan tinggi untuk dapat melaksanakan penelitian yang mendalam terkait berbagai tantangan dan peluang potensi sumber daya kelautan dan perikanan.
Kolaborasi antara Kemendikbud dan KKP ke depan diharapkan akan membuat Indonesia semakin unggul di bidang kelautan dan perikanan. "Perguruan tinggi juga harus mengoptimalkan hasil riset dan mengimplementasikannya, sehingga memberikan kebermanfaatan yang luas untuk masyarakat", pungkas Trenggono. (YH/DZI/FH/DH/NH/AK/Prani Pramudita)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 3472 kali
Editor :
Dilihat 3472 kali