KNIU Kembali Gelar Sayembara Nasional Membuat Buku Harian Bergambar ala Jepang “Enikki” Jenjang SD 03 Maret 2021 ← Back
Bekasi, 2 Maret 2021 --- Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kembali menggelar Sayembara Enikki Festa, yakni kompetisi kreatif tingkat nasional bagi anak usia 6-12 tahun. Hari ini, KNIU menyosialisasikan sekaligus menjaring masukan dari sekolah-sekolah jejaring ASPnet (Jaringan Proyek Sekolah Berasosiasi dengan UNESCO/ UNESCO Associated Schools Network). Selain itu, KNIU juga menyusun strategi bersama agar program ini diikuti semakin banyak anak Indonesia.
Ditemui secara langsung, Ketua Harian KNIU Prof. Arief Rahman menegaskan bahwa tujuan utama sayembara adalah untuk mengembangkan kegiatan yang berfokus pada kegembiraan anak-anak, salah satunya dengan membuat Buku Harian Bergambar (BHB) atau Enikki.
“Kita berharap anak-anak bisa membagikan karyanya dengan teman-temannya, karena dalam membuat karya terjadi kreativitas. Kreativitas, dalam seni adalah driver (pengemudi) yang bisa mengembangkan potensi-potensi pembangunan berkelanjutan. UNESCO selalu mengatakan, bahwa culture is the driver and the enabler for sustainable development,” tegas Arief, Selasa (2/3).
‘Enikki’ dalam Bahasa Jepang berarti “Buku Harian Bergambar” (E: gambar, dan Nikki: catatan harian/ jurnal), di mana anak diajarkan menulis cerita harian dilengkapi gambar relevan yang menerangkan cerita tersebut. Tradisi ini dilakukan Jepang sejak lama. Sosialisasi dan koordinasi Enikki Festa ini berlangsung dari tanggal 1 – 3 Maret 2021 d Bekasi, Jawa Barat.
“Mudah-mudahan, sosialisasi ini membawa pertumbuhan pesat dan menularkan kekuatan pada seluruh masyarakat Indonesia supaya kita tidak selalu berpikir tentang uang dan pembangunan fisik, tapi yang paling penting adalah pembangunan emosi, moral, seni, dan budaya,” harap Arief.
Arief juga menyoroti persoalan literasi siswa Indonesia yang seringkali dikatakan rendah. “Literasi itu ‘kan literate. Hubungannya dengan membaca, kesusasteraan, dan bahasa. Mengapa ini rendah? Karena daya tariknya kurang. Mengapa daya tariknya kurang? Nomor satu adalah guru. Guru-guru tidak memperkenalkan dengan senang, tapi dia melihat itu sebagai pekerjaan saja. Padahal, dalam profesi pendidikan, yang paling penting adalah menciptakan suasana batin,” tegasnya.
Koordinator Education for Sustainable Development (ESD) KNIU, Ananto Kusuma Seta pun menambahkan bahwa tahun ini, unsur novelty alias kebaruan dan orisinalitas harus ditunjukkan. “Bagaimana program Enikki ini kita gunakan sebaik mungkin untuk mengangkat keberagaman Indonesia. Supaya ada branding dan bedanya antara Enikki Indonesia dengan Enikki dari negara lain,” ucap Ananto.
Pada kesempatan yang sama, Koordinator Nasional UNESCO Associated Schools Network (ASPNet), Hasnah Gasim mengatakan, penyelenggaraannya untuk tahun 2021-2022 berlangsung secara digital agar lebih aman di tengah situasi pandemi Covid-19.
Hasnah mengakui, sosialisasi KNIU hari ini bagi yang ditujukan untuk para guru dan kepala sekolah dalam rangka menjaring pendapat dan masukan dari para pendidik. “Karena mereka akan berperan. Kepala sekolah adalah ketuanya, tetapi ia tetap membutuhkan guru yang bisa diajak berkolaborasi,” jelas Hasnah.
Ketika dihubungi Jepang, Hasnah menegaskan bahwa Indonesia merencanakan menggelar sayembara secara daring. “Jepang setuju dan dia malah menjadikan kita contoh buat negara lain. Ini suatu kemajuan bagi indonesia, karena kita pionir membuat lomba sesuai prosedur Covid-19,” tambah Hasnah.
Hasnah berharap sekolah-sekolah yang hari ini datang dalam sosialisasi mampu menyebarluaskan informasi yang didapatkan dan nantinya memberikan umpan balik pada KNIU. Umpan balik tersebut akan diolah, lalu diteruskan ke Pusdatin Kemendikbud sebagai pihak yang bertugas menyebarluaskan informasi daring di Kemendikbud. Semnetara untuk penilaian, KNIU akan tetap bekerja sama dengan Galeri Nasional yang menguasai nilai seni.
Hasnah juga menegaskan bahwa semua anak di Indonesia dapat mengikuti lomba ini. Maka, untuk membantu perluasan informasi, KNIU juga menyebarkan informasi ini kepada pusat pendidikan dan pengajaran seni lukis di Indonesia, yaitu Global Art Indonesia. Saya akan memberikan informasi ini kepada mereka, agar mereka juga bisa menjaring anak-anak berbakat mengilustrasikan catatan harian. “Jadi, bukan hanya anak sekolah, tapi anak yang tidak sekolah tapi bisa melukis,” pungkas Hasnah.
Diskusi Guru dan Kepala Sekolah
Pada sesi diskusi, para guru dan kepala sekolah dibagi ke dalam dua kelompok untuk membahas hal yang sama, namun dengan strategi dan pendekatan berbeda. Dalam diskusi, dibahas teknis lomba mulai dari usulan persyaratan, kriteria penilaian, dan tema yang akan diangkat. Pelibatan guru dalam berdiskusi, diharapkan dapat membuat mekanisme lomba berjalan lebih baik.
Hasil diskusi dari kelompok pertama lebih menekankan persyaratan bagi para peserta dan kriteria dalam penilaian gambar. Menurut kelompok pertama, persyaratan dan cara pendaftaran jangan sampai menyulitkan peserta, mengingat pandemi masih melanda. Untuk aspek penilaian, kelompok pertama menilai peserta harus mampu menyesuaikan gambar dengan cerita yang ditulis.
Sementara itu, kelompok kedua lebih mengarah kepada strategi konten dari tema yang akan diangkat yaitu “Ini Adalah Kehidupanku” dan sosialisasi berjenjang kepada masyarakat. Diharapkan, peserta dapat menuangkan ide-ide yang dimiliki dalam gambar yang akan dilombakan dengan lebih luas.
Salah satu peserta diskusi, guru SD Negeri Kelapa Dua Wetan 03, Nining Parlina, mengaku senang dengan kegiatan ini. “Sayembara ini mengasah kreativitas anak untuk mengekspresikan ide-ide yang dimiliki dan dituangkan dalam karya gambar. Selain itu, sayembara ini sangat bagus dan harus selalu berlanjut setiap tahunnya. Karena acara ini juga sangat sesuai dengan kebijakan Mas Menteri (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) yaitu Merdeka Belajar,” ujar Nining.
Nining dan kelompoknya pada acara ini juga mengusulkan adanya sosialisasi berjenjang kepada semua pihak yang akan terlibat. Sosialisas diusulkan dimulai dari kepala sekolah, guru, hingga orang tua murid agar jumlah peserta tahun ini semakin meningkat.
Cerita Pemenang 2020
Pemenang Sayembara Buku Harian Bergambar “Enikki” Tahun 2020 asal Indonesia Michelle Fiona, mengatakan amat bahagia ketika mengetahui dirinya keluar sebagai pemenang. Peserta didik berumur 11 tahun asal SDK 10 BPK Penabur Pantai Indah Kapuk ini mengatakan bahwa ia telah belajar menggambar dan mewarnai sejak usia empat tahun dan sudah aktif mengikuti lomba sejak usia lima tahun.
“Usahaku berbuah manis, aku sangat bahagia,” ungkap Michelle ketika ditemui pada kesempatan yang sama, Selasa (2/3). Michelle mengaku mendapat informasi lomba dari tempat dia kursus menggambar dan juga dari orangtua.
”Aku tertarik ikut karena aku bisa melatih kemampuanku menggambar. Selain itu, aku jadi lebih peka juga terhadap sekelilingku. Misalnya kalau ada pengalaman berkesan yang menarik bersama keluargaku,” tutur Michelle yang hadir didampingi orangtuanya.
Dalam karyanya tahun lalu, Michelle mengangkat tema keluarga. Menurut Michelle, ada perasaan senang saat melihat keluarga berkumpul bersama. Tema lingkungan pun juga menarik minatnya. “Aku bercerita tentang usaha ayah mencari nafkah, tentang pengalamanku pergi ke bandara menjemput kakek dan nenek, karena pengalaman-pengalaman ini membuatku senang,” tambah Michelle.
Dukungan orang tua sangat penting dalam menumbuhkan kreativitas anak, dan ini disadari orangtua Michelle. “Aku menggambar ditemani Ibu. Ibu membantuku menuangkan ide ke dalam gambar yang kubuat. Guruku juga mendukung dan membimbing aku dalam menggambar,” jelas Michelle.
Michelle berpesan kepada semua teman-teman yang ingin mengikuti sayembara ini untuk terus bersemangat. “Teman-teman, jangan putus asa. Kita harus terus rajin berlatih dan tetap mengasah kemampuan. Walaupun di tengah pandemi, kita harus tetap semangat,” harap Michelle.
Adapun informasi teknis lomba adalah sebagai berikut.
Persyaratan Peserta
Peserta yang dapat mengikuti lomba ini adalah seluruh anak Indonesia berusia 6-12 tahun.
Persyaratan Karya
Adapun kriteria karya adalah sebagai berikut:
1. Karya Seni harus ASLI (Original) dan belum pernah dipublikasikan;
2. Karya Seni yang menyalin dari buku, komik, koran, dsb, atau karya seni yang telah dipublikasikan tidak boleh didaftarkan dan akan didiskualifikasi;
3. Karya Seni harus dibuat secara manual. Gambar harus dilukis dan dibuat oleh tangan peserta sendiri. Keterangan/deskripsi gambar harus ditulis tangan oleh peserta sendiri;
4. Karya Seni digital, atau diketik, atau tulisan kata diproses maka akan didiskualifikasi
Format Karya
Setiap karya dibuat di atas kertas ukuran A4 (297mm X 210mm) secara vertical.
2/3 halaman bagian atas untuk lukisan dan sisa 1/3 halaman bagian bawah untuk keterangan/deskripsi sebanyak 3-5 baris.
Pengiriman Karya
Setiap peserta diminta mengisi formulir pendaftaran dengan lengkap. Setiap peserta mengumpulkan hasil karya ‘enikki’-nya sebanyak lima lembar catatan harian berilustrasi dengan tidak bolak-balik. Hasil karya dan formulir dipindai dengan jelas dan baik, dan dikirimkan kepada panitia. Hasil karya dan formulir pendaftaran di-scan atau difoto dengan baik dan dikirimkan melalui surat elektronik pada: aspnetind@cbn.net.id dengan judul: ENIKKI2021 – NAMA LENGKAP – KOTA. Selain itu, peserta atau peminat juga dapat bertanya kepada panitia melalui alamat surel tersebut.
Jadwal Sayembara
Pendaftaran: Maret – Agustus 2021
Seleksi Nasional: September 2021 (tentative)
Seleksi Internasional: April 2022
Penyerahan Hadiah Pemenang Grand Prix di Jepang: Oktober 2022
Hadiah
Gran Prix berjumlah 24 karya seni (1 pemenang untuk setiap negara). Pemenang Gran Prix akan mendapat piagam dan diundang untuk datang ke Asia Study Tour di Jepang dengan 1 (satu) orang pendamping (total 2 orang). Biaya ditanggung penyelenggara (tentatif mengingat kondisi pandemi). Sementara pemenang regional dan nasional akan memperoleh piagam dan hadiah.
KNIU merupakan badan yang menaungi program dan kegiatan UNESCO, organisasi bentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bertugas memelihara perdamaian dunia dan keamanan melalui kerja sama internasional bidang pendidikan, sains, dan budaya, di mana Indonesia adalah salah satu negara anggota PBB. Sebagai informasi, kegiatan ini telah dilaksanakan sejak tahun 1990 dan diikuti oleh 24 negara di Asia yaitu Bangladesh, Bhutan, Brunei Darussalam, Fhilipina, India, Indonesia, Kamboja, Kazakhstan, Korea Selatan, Laos, Malaysia, Maladewa, Mongolia, Myanmar, Nepal, Pakistan, Republik Rakyat Tiongkok, Singapura, Sri Lanka, Taiwan, Thailand, Timor Leste, Vietnam, dan Jepang.
Informasi lebih lanjut, dapat diakses melalui laman resmi kniu.kemdikbud.go.id, serta media sosial Facebook facebook.com/kniukemdikbud, Twitter @kniukemdikbud, dan Instagram @kniukemdikbud dan situs resmi enikki.mitsubishi.or.jp/e/index.php.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#merdekabelajar
#gerakanliterasi
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 50/sipres/A6/III/2021
Ditemui secara langsung, Ketua Harian KNIU Prof. Arief Rahman menegaskan bahwa tujuan utama sayembara adalah untuk mengembangkan kegiatan yang berfokus pada kegembiraan anak-anak, salah satunya dengan membuat Buku Harian Bergambar (BHB) atau Enikki.
“Kita berharap anak-anak bisa membagikan karyanya dengan teman-temannya, karena dalam membuat karya terjadi kreativitas. Kreativitas, dalam seni adalah driver (pengemudi) yang bisa mengembangkan potensi-potensi pembangunan berkelanjutan. UNESCO selalu mengatakan, bahwa culture is the driver and the enabler for sustainable development,” tegas Arief, Selasa (2/3).
‘Enikki’ dalam Bahasa Jepang berarti “Buku Harian Bergambar” (E: gambar, dan Nikki: catatan harian/ jurnal), di mana anak diajarkan menulis cerita harian dilengkapi gambar relevan yang menerangkan cerita tersebut. Tradisi ini dilakukan Jepang sejak lama. Sosialisasi dan koordinasi Enikki Festa ini berlangsung dari tanggal 1 – 3 Maret 2021 d Bekasi, Jawa Barat.
“Mudah-mudahan, sosialisasi ini membawa pertumbuhan pesat dan menularkan kekuatan pada seluruh masyarakat Indonesia supaya kita tidak selalu berpikir tentang uang dan pembangunan fisik, tapi yang paling penting adalah pembangunan emosi, moral, seni, dan budaya,” harap Arief.
Arief juga menyoroti persoalan literasi siswa Indonesia yang seringkali dikatakan rendah. “Literasi itu ‘kan literate. Hubungannya dengan membaca, kesusasteraan, dan bahasa. Mengapa ini rendah? Karena daya tariknya kurang. Mengapa daya tariknya kurang? Nomor satu adalah guru. Guru-guru tidak memperkenalkan dengan senang, tapi dia melihat itu sebagai pekerjaan saja. Padahal, dalam profesi pendidikan, yang paling penting adalah menciptakan suasana batin,” tegasnya.
Koordinator Education for Sustainable Development (ESD) KNIU, Ananto Kusuma Seta pun menambahkan bahwa tahun ini, unsur novelty alias kebaruan dan orisinalitas harus ditunjukkan. “Bagaimana program Enikki ini kita gunakan sebaik mungkin untuk mengangkat keberagaman Indonesia. Supaya ada branding dan bedanya antara Enikki Indonesia dengan Enikki dari negara lain,” ucap Ananto.
Pada kesempatan yang sama, Koordinator Nasional UNESCO Associated Schools Network (ASPNet), Hasnah Gasim mengatakan, penyelenggaraannya untuk tahun 2021-2022 berlangsung secara digital agar lebih aman di tengah situasi pandemi Covid-19.
Hasnah mengakui, sosialisasi KNIU hari ini bagi yang ditujukan untuk para guru dan kepala sekolah dalam rangka menjaring pendapat dan masukan dari para pendidik. “Karena mereka akan berperan. Kepala sekolah adalah ketuanya, tetapi ia tetap membutuhkan guru yang bisa diajak berkolaborasi,” jelas Hasnah.
Ketika dihubungi Jepang, Hasnah menegaskan bahwa Indonesia merencanakan menggelar sayembara secara daring. “Jepang setuju dan dia malah menjadikan kita contoh buat negara lain. Ini suatu kemajuan bagi indonesia, karena kita pionir membuat lomba sesuai prosedur Covid-19,” tambah Hasnah.
Hasnah berharap sekolah-sekolah yang hari ini datang dalam sosialisasi mampu menyebarluaskan informasi yang didapatkan dan nantinya memberikan umpan balik pada KNIU. Umpan balik tersebut akan diolah, lalu diteruskan ke Pusdatin Kemendikbud sebagai pihak yang bertugas menyebarluaskan informasi daring di Kemendikbud. Semnetara untuk penilaian, KNIU akan tetap bekerja sama dengan Galeri Nasional yang menguasai nilai seni.
Hasnah juga menegaskan bahwa semua anak di Indonesia dapat mengikuti lomba ini. Maka, untuk membantu perluasan informasi, KNIU juga menyebarkan informasi ini kepada pusat pendidikan dan pengajaran seni lukis di Indonesia, yaitu Global Art Indonesia. Saya akan memberikan informasi ini kepada mereka, agar mereka juga bisa menjaring anak-anak berbakat mengilustrasikan catatan harian. “Jadi, bukan hanya anak sekolah, tapi anak yang tidak sekolah tapi bisa melukis,” pungkas Hasnah.
Diskusi Guru dan Kepala Sekolah
Pada sesi diskusi, para guru dan kepala sekolah dibagi ke dalam dua kelompok untuk membahas hal yang sama, namun dengan strategi dan pendekatan berbeda. Dalam diskusi, dibahas teknis lomba mulai dari usulan persyaratan, kriteria penilaian, dan tema yang akan diangkat. Pelibatan guru dalam berdiskusi, diharapkan dapat membuat mekanisme lomba berjalan lebih baik.
Hasil diskusi dari kelompok pertama lebih menekankan persyaratan bagi para peserta dan kriteria dalam penilaian gambar. Menurut kelompok pertama, persyaratan dan cara pendaftaran jangan sampai menyulitkan peserta, mengingat pandemi masih melanda. Untuk aspek penilaian, kelompok pertama menilai peserta harus mampu menyesuaikan gambar dengan cerita yang ditulis.
Sementara itu, kelompok kedua lebih mengarah kepada strategi konten dari tema yang akan diangkat yaitu “Ini Adalah Kehidupanku” dan sosialisasi berjenjang kepada masyarakat. Diharapkan, peserta dapat menuangkan ide-ide yang dimiliki dalam gambar yang akan dilombakan dengan lebih luas.
Salah satu peserta diskusi, guru SD Negeri Kelapa Dua Wetan 03, Nining Parlina, mengaku senang dengan kegiatan ini. “Sayembara ini mengasah kreativitas anak untuk mengekspresikan ide-ide yang dimiliki dan dituangkan dalam karya gambar. Selain itu, sayembara ini sangat bagus dan harus selalu berlanjut setiap tahunnya. Karena acara ini juga sangat sesuai dengan kebijakan Mas Menteri (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) yaitu Merdeka Belajar,” ujar Nining.
Nining dan kelompoknya pada acara ini juga mengusulkan adanya sosialisasi berjenjang kepada semua pihak yang akan terlibat. Sosialisas diusulkan dimulai dari kepala sekolah, guru, hingga orang tua murid agar jumlah peserta tahun ini semakin meningkat.
Cerita Pemenang 2020
Pemenang Sayembara Buku Harian Bergambar “Enikki” Tahun 2020 asal Indonesia Michelle Fiona, mengatakan amat bahagia ketika mengetahui dirinya keluar sebagai pemenang. Peserta didik berumur 11 tahun asal SDK 10 BPK Penabur Pantai Indah Kapuk ini mengatakan bahwa ia telah belajar menggambar dan mewarnai sejak usia empat tahun dan sudah aktif mengikuti lomba sejak usia lima tahun.
“Usahaku berbuah manis, aku sangat bahagia,” ungkap Michelle ketika ditemui pada kesempatan yang sama, Selasa (2/3). Michelle mengaku mendapat informasi lomba dari tempat dia kursus menggambar dan juga dari orangtua.
”Aku tertarik ikut karena aku bisa melatih kemampuanku menggambar. Selain itu, aku jadi lebih peka juga terhadap sekelilingku. Misalnya kalau ada pengalaman berkesan yang menarik bersama keluargaku,” tutur Michelle yang hadir didampingi orangtuanya.
Dalam karyanya tahun lalu, Michelle mengangkat tema keluarga. Menurut Michelle, ada perasaan senang saat melihat keluarga berkumpul bersama. Tema lingkungan pun juga menarik minatnya. “Aku bercerita tentang usaha ayah mencari nafkah, tentang pengalamanku pergi ke bandara menjemput kakek dan nenek, karena pengalaman-pengalaman ini membuatku senang,” tambah Michelle.
Dukungan orang tua sangat penting dalam menumbuhkan kreativitas anak, dan ini disadari orangtua Michelle. “Aku menggambar ditemani Ibu. Ibu membantuku menuangkan ide ke dalam gambar yang kubuat. Guruku juga mendukung dan membimbing aku dalam menggambar,” jelas Michelle.
Michelle berpesan kepada semua teman-teman yang ingin mengikuti sayembara ini untuk terus bersemangat. “Teman-teman, jangan putus asa. Kita harus terus rajin berlatih dan tetap mengasah kemampuan. Walaupun di tengah pandemi, kita harus tetap semangat,” harap Michelle.
Adapun informasi teknis lomba adalah sebagai berikut.
Persyaratan Peserta
Peserta yang dapat mengikuti lomba ini adalah seluruh anak Indonesia berusia 6-12 tahun.
Persyaratan Karya
Adapun kriteria karya adalah sebagai berikut:
1. Karya Seni harus ASLI (Original) dan belum pernah dipublikasikan;
2. Karya Seni yang menyalin dari buku, komik, koran, dsb, atau karya seni yang telah dipublikasikan tidak boleh didaftarkan dan akan didiskualifikasi;
3. Karya Seni harus dibuat secara manual. Gambar harus dilukis dan dibuat oleh tangan peserta sendiri. Keterangan/deskripsi gambar harus ditulis tangan oleh peserta sendiri;
4. Karya Seni digital, atau diketik, atau tulisan kata diproses maka akan didiskualifikasi
Format Karya
Setiap karya dibuat di atas kertas ukuran A4 (297mm X 210mm) secara vertical.
2/3 halaman bagian atas untuk lukisan dan sisa 1/3 halaman bagian bawah untuk keterangan/deskripsi sebanyak 3-5 baris.
Pengiriman Karya
Setiap peserta diminta mengisi formulir pendaftaran dengan lengkap. Setiap peserta mengumpulkan hasil karya ‘enikki’-nya sebanyak lima lembar catatan harian berilustrasi dengan tidak bolak-balik. Hasil karya dan formulir dipindai dengan jelas dan baik, dan dikirimkan kepada panitia. Hasil karya dan formulir pendaftaran di-scan atau difoto dengan baik dan dikirimkan melalui surat elektronik pada: aspnetind@cbn.net.id dengan judul: ENIKKI2021 – NAMA LENGKAP – KOTA. Selain itu, peserta atau peminat juga dapat bertanya kepada panitia melalui alamat surel tersebut.
Jadwal Sayembara
Pendaftaran: Maret – Agustus 2021
Seleksi Nasional: September 2021 (tentative)
Seleksi Internasional: April 2022
Penyerahan Hadiah Pemenang Grand Prix di Jepang: Oktober 2022
Hadiah
Gran Prix berjumlah 24 karya seni (1 pemenang untuk setiap negara). Pemenang Gran Prix akan mendapat piagam dan diundang untuk datang ke Asia Study Tour di Jepang dengan 1 (satu) orang pendamping (total 2 orang). Biaya ditanggung penyelenggara (tentatif mengingat kondisi pandemi). Sementara pemenang regional dan nasional akan memperoleh piagam dan hadiah.
KNIU merupakan badan yang menaungi program dan kegiatan UNESCO, organisasi bentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bertugas memelihara perdamaian dunia dan keamanan melalui kerja sama internasional bidang pendidikan, sains, dan budaya, di mana Indonesia adalah salah satu negara anggota PBB. Sebagai informasi, kegiatan ini telah dilaksanakan sejak tahun 1990 dan diikuti oleh 24 negara di Asia yaitu Bangladesh, Bhutan, Brunei Darussalam, Fhilipina, India, Indonesia, Kamboja, Kazakhstan, Korea Selatan, Laos, Malaysia, Maladewa, Mongolia, Myanmar, Nepal, Pakistan, Republik Rakyat Tiongkok, Singapura, Sri Lanka, Taiwan, Thailand, Timor Leste, Vietnam, dan Jepang.
Informasi lebih lanjut, dapat diakses melalui laman resmi kniu.kemdikbud.go.id, serta media sosial Facebook facebook.com/kniukemdikbud, Twitter @kniukemdikbud, dan Instagram @kniukemdikbud dan situs resmi enikki.mitsubishi.or.jp/e/index.php.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#merdekabelajar
#gerakanliterasi
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 50/sipres/A6/III/2021
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1444 kali
Editor :
Dilihat 1444 kali