Kelas BIPA Terus Merambah ke Kalangan Militer di Tiga Negara Aselteng  05 April 2021  ← Back

New Delhi, Kemendikbud --- Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI New Delhi bekerja sama dengan Atase Pertahanan (Athan) KBRI New Delhi menyelenggarakan pengajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) secara virtual. Program ini menargetkan pelajar militer dari tiga negara asing di kawasan Asia Selatan dan Tengah (Aselteng), yaitu India, Bangladesh, dan Sri Lanka.
 
Atdikbud KBRI New Delhi, Lestyani Yuniarsih mengatakan bahwa saat ini, Bahasa Indonesia tidak hanya diminati oleh kalangan mahasiswa dari kampus-kampus umum saja di India, tetapi juga oleh kalangan pelajar militer. Oleh karena itu, pihaknya melibatkan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk menyelenggarakan program pengarakan BIPA jenjang dasar yang berlangsung selama 100 hari.
 
“Di India misalnya, banyak pelajar dari perguruan tinggi ternama mengikuti program BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing). Lebih dari itu, Jawaharlal Nehru University (JNU) justru lebih maju lagi dalam penerapan pembelajaran Bahasa Indonesia, dengan menjadikan Bahasa Indonesia sebagai salah satu studi formal untuk program Diploma,” ujar Lestyani (30/3).
 
Oleh karena itu, Lestyani sangat antusias mendukung program ini karena kelas daring memungkinkan menjangkau peserta yang lebih luas dalam waktu yang lebih efisien. Selain itu, peserta dari berbagai tempat tidak perlu hadir di satu tempat.
 
Salah satu bentuk kerja sama antara Pemerintah RI dengan negara mitranya di bidang militer adalah pengembangan kapasitas (capacity building) melalui Sekolah Staf dan Komando (Sesko) untuk para anggota militer dari wilayah Aselteng. Namun, situasi pandemi Covid-19 yang belum kunjung berakhir menyebabkan penyelenggaraan program BIPA diusulkan kepada mitra di tiga negara tersebut oleh Athan KBRI New Delhi, Kolonel Laut (E) Asdi Yasin Yanuar Pribadi berlangsung secara virtual. Usulan ini pun telah memperoleh sambutan positif dari berbagai pihak.
 
“Pemerintah RI melalui Kementerian Pertahanan (Kemenhan) setiap tahun mengundang peserta dari negara-negara tersebut, untuk mengikuti program BIPA di awal diklat selama enam bulan di Indonesia,” imbuh Asdi Yasin.
 
Menyambut hal ini, Kepala Badan Bahasa, Endang Aminudin Aziz dan tim dari Pusat Pengembangan dan Pelindungan (Pusbanglindung) Bahasa dan Sastra memberikan respon positif dan dukungan sepenuhnya. Hal ini dikarenakan BIPA khusus untuk militer juga menjadi bagian dari layanan yang disediakan untuk tujuan tertentu. Kegiatan ini termasuk bagian dari upaya untuk mendukung penguatan kerja sama militer bilateral RI dengan ketiga negara.
 
Kali ini program ditujukan untuk 10 orang anggota militer, yaitu empat orang dari dari India dan empat orang dari Bangladesh, di mana masing-masing akan mengikuti Sesko TNI, Sesko AD, Sesko AL, dan Sesko AU untuk tahun ajaran 2022. Sedangkan, dua orang dari Sri Lanka akan mengikuti program magister di Universitas Pertahanan untuk tahun ajaran 2021 yang akan mulai Agustus 2021.
 
Pembukaan kelas virtual BIPA tahap 1 pada 30 Maret 2021 lalu diselenggarakan melalui platform Cisco Webex. Acara ini dihadiri oleh Dubes RI di Dhaka, Rina P Soemarno beserta Athan; Koordinator Fungsi (Korfung) Politik; Korfung Pendidikan Sosial Budaya (Pensosbud), dan Atase Pertahanan, yang meliputi Deputy Chief of Mission (DCM) selaku Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI), Ferdy Piay beserta Athan; Atdikbud; Korfung Politik; dan Korfung Pensosbud. Sementara dari KBRI Kolombo diwakili oleh Korfung Pensosbud.
 
Selain itu, hadir juga pejabat dari Kementan, yaitu Universitas Pertahanan, Sesko TNI, Sesko AD, dan Sesko AL. Dan dari Kemendikbud hadir mewakili Kepala Badan Bahasa, yakni Kepala Pusbanglindung Bahasa dan Sastra, Dora Amalia.
 
Dora Amalia menyampaikan bahwa Kelas BIPA secara virtual ini merupakan bentuk dukungan kuat dan sepenuhnya dari Kemendikbud untuk para militer dari tiga negara tersebut, meskipun dalam situasi pandemi. Tim BIPA akan berusaha memberikan layanan yang terbaik agar program ini dapat berjalan dengan baik hingga pemelajar sampai di Indonesia.
 
Khusus untuk program ini, Kapusbanglindung Bahasa dan Sastra telah menyiapkan dua orang guru pengajar yang ditugaskan khusus untuk 10 anggota militer tersebut, yaitu Yuyum Yulianingsih dan Fakhri Fauzi yang akan mengajar empat kali dalam satu minggu mulai Senin sampai Kamis, di mana setiap hari akan berlangsung 3-4 jam. Adapun penyelenggaraan kelas BIPA menggunakan platform Google Meets.
 
“Diharapkan program ini dapat berlangsung dengan lancar dan dapat berlanjut untuk tahun mendatang, sehingga terjaga kesinambungan dari program ini. Dengan demikian diplomasi melalui bahasa bisa menjadi media untuk semakin memperkuat hubungan diplomatik antara RI dengan ketiga negara tersebut,” tutur Dora sesaat setelah membuka secara resmi kelas virtual BIPA 1 Militer India, Bangladesh, dan Sri Lanka. 
 
Kemudian, hadir pula Athan dari Maladewa (Maldives) di New Delhi yang menjadi mitra Athan KBRI New Delhi di mana Maldives juga menjadi wilayah akreditasinya. “Diharapkan kehadiran perwakilan dari Pemerintah Maldives merupakan respons awal yang positif untuk mengirimkan perwakilannya pada tahun berikutnya,” tutur Asdi Yasin.
 
Pada kesempatan ini, Ferdy Piay, KUAI KBRI New Delhi, menyampaikan apresiasi dan dukungan terhadap inisiasi program ini. Menurutnya, hal itu menekankan bahwa pandemi tidak menjadi halangan untuk memperkuat kerja sama bilateral. “Jangan sampai beberapa program terhenti karena perbatasan antarnegara ditutup,” tekan Ferdy.  
 
Mengingat pandemik belum dipastikan kapan akan berakhir, Ferdy Piay berharap agar penyelenggaraan program-program virtual dapat berlanjut dan bahkan dikembangkan beberapa inisiasi di waktu mendatang. Hal ini merupakan bagian dari diplomasi Indonesia untuk memperkuat hubungan bilateral dengan India, Bangladesh, dan Sri Lanka, serta negara lainnya.
 
“Para peserta Sesko yang berkuliah di Unhan dari 3 negara melalui Kelas Virtual BIPA harus didukung. Nanti, setelah program vaksinasi berhasil dilakukan di semua negara, semoga pertemuan secara tatap muka dapat dilakukan dalam waktu yang tidak lama lagi,” harap Ferdy.
 
Pada kesempatan ini pula, Ferdy Piay menyampaikan selamat kepada 10 anggota militer dari India, Bangladesh, dan Sri Lanka. Terlebih dengan kehadiran dua orang guru yang telah berpengalaman mengajar militer di negara lain. “Saya optimistis, para peserta akan mampu beradaptasi dengan pola pembelajaran BIPA secara daring hingga selesai. Semoga suasana belajar berlangsung menyenangkan, menarik dan interaktif,” ucap Ferdy memotivasi peserta.
 
“Setelah program ini berakhir, para 10 pemelajar BIPA ini bisa berbahasa Indonesia, meskipun hanya sedikit, untuk ke depannya diharapkan pula banyak yang sudah pandai dan lancar berbahasa Indonesia,” sambungnya.
 
Ferdy Piay juga menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Kemendikbud, Kemenhan, dan lembaga/institusi lain dari tiga negara yang telah mendukung program ini secara penuh.
 
Tak ketinggalan, Dubes RI Dhaka, Rina Soemarno juga menyampaikan apresiasi atas inisiatif penyelenggaraan Kelas BIPA secara daring. Dengan demikian, calon peserta dari Bangladesh, India, dan Sri Lanka bisa belajar dari mana saja sebelum mereka berada di Indonesia.
 
Rina meyakini, kelas para peserta BIPA secara virtual akan menjadi kelas akan fungsional, efektif, dan menyenangkan sebagaimana kelas sebelumnya yang berlangsung secara tatap muka.
 
“Terlebih belajar Bahasa Indonesia itu akan mudah dan menyenangkan, seperti yang disampaikan banyak orang yang pernah belajar Bahasa Indonesia. Tata bahasa dan gramatikanya tidak rumit dan akar Bahasa Indonesia ada dalam Bahasa Sanskrit, merupakan bahasa dan kebudayaan yang telah kita sebarkan,” ujarnya.
 
Ia menjelaskan bahwa Bahasa Indonesia dituturkan oleh 270 juta warga Indonesia, atau 7% dari penduduk dunia yang dipahami dan digunakan sebagai bahasa komunikasi di antara penduduk warga negara ASEAN dari Malaysia, Brunei, Singapura, serta orang-orang yang berada di Thailand bagian Selatan.
 
Dengan demikian, sekitar 300 juta orang bercakap-cakap menggunakan dan memahami Bahasa Indonesia dengan baik. Perlu diketahui, Bahasa Indonesia juga diajarkan di perguruan tinggi di beberapa negara, seperti Australia, Jerman, China, Korea Selatan, Russia, Inggris, Belanda, dan lain-lain.
 
“Bahasa Indonesia menjadi bagian dari fasilitas yang disediakan dalam pertemuan atau kerja sama dengan 3.000 orang Indonesia pembawa misi perdamaian yang bekerja di delapan kantor Misi Perdamaian di bawah UN,” imbuhnya.
 
Lebih lanjut Rina menuturkan bahwa program tahunan Kementan yaitu beasiswa bagi anggota militer dari berbagai negara seperti dari Bangladesh, India, dan Sri Lanka untuk mengikuti diklat Sesko atau Lemhanas. Beasiswa ini adalah salah satu upaya untuk memperkuat kerja sama bilateral di bidang militer dan juga hubungan persahabatan antara anggota militer atas dasar saling menghargai dan menguntungkan.
 
Di samping itu, kerja sama internasional semacam ini tidak hanya berfungsi sebagai cara untuk membangun kemampuan militer dan pertahanan, melainkan juga bagian dari diplomasi pencegahan konfik yang membangun kepercayaan diri. “Saya merasa senang karena adanya kesinambungan kerja sama bilateral di bidang militer dan pertahanan antara Indonesia dan Bangladesh,” ucap Rina.  
 
Perlu diketahui, hingga saat ini tercatat 46 anggota TNI yang kuliah dan kursus di NDC, DSCSC, BIPSOT, dan berbagai seminar yang diselenggarakan di Bangladesh. Di antaranya saat ini terdapat tiga anggota TNI yang kuliah di NDC dan DSCSC. Sementara itu, dari Bangladesh hanya mengirimkan sekitar 20 anggota militernya telah berkunjung ke Indonesia pada beberapa tahun belakang ini, dan di antaranya enam orang kuliah di Lemhanas.
 
Ungkapan terima kasih secara khusus juga Rina sampaikan kepada Chief of Army Staff General Aziz Ahmed dari Bangladesh yang telah berkunjung ke Indonesia pada Agustus 2019. Kunjungan tersebut berdampak terhadap ketersediaan calon dari Bangladesh untuk mengikuti Sesko di Indonesia mulai tahun ini.
 
“Semoga para pemelajar BIPA menikmati kursus daringnya dan sukses dalam upayanya menguasai Bahasa Indonesia hingga Juni 2021 nanti,” tutup Rina.*** (Denty A./Desliana M.)
Sumber : Atdikbud KBRI New Delhi

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 5961 kali