Peringati Hari Kesehatan Dunia, Kemendikbud Gelar Wicara Pelajar Pancasila 10 April 2021 ← Back
Jakarta, 7 April 2021- Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Dunia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) menyelenggarakan Gelar Wicara (talkshow) Pelajar Pancasila dengan tema Pendidikan di Masa Pandemi. Acara tersebut disiarkan secara virtual melalui kanal YouTube resmi Cerdas Berkarakter Kemendikbud RI.
Pada kesempatan itu, anggota Satgas Nasional Penanganan Covid-19, Subbidang Mitigasi, dr. Falla Adinda mengungkapkan bahwa pembelajaran dari rumah adalah keputusan tepat yang diambil oleh pemerintah karena virus yang tidak dapat dikendalikan. “Pembelajaran dari rumah menjadi ideal sekarang karena sekolah itu adalah tempat yang menjadi rawan karena di sana seorang siswa harus bersosialisasi dan berkumpul dengan banyak orang,”tutur Falla Adinda, Rabu (7/3).
Mengacu pada Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri tentang Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas, dr. Falla mengimbau agar kita semua bahu-membahu bekerja sama sehingga proses PTM terbatas dapat berlangsung lancar dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Ia menambahkan bahwa sekolah harus mengawal anak didiknya agar selalu menerapkan protokol kesehatan dalam kegiatan belajar-mengajar. “Saya rasa itu memang bagaimana sekolah menjaga anak didiknya agar tetap sehat ketika masuk dan dia tidak membawa virus (Covid-19) ketika pulang. Jadi, bagaimana menjaga supaya muridnya ketika masuk bisa menghalau virus (Covid-19) dan sekolah itu tetap dalam kondisi bersih,”ungkap dr. Falla.
Gelar wicara itu juga mengundang Sekertaris Jendral (Sekjen) Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia sekaligus Koordinator Relawan Covid-19, M. Arif Djimbula sebagai narasumber. Ia mengungkapkan pendapatnya tentang pentingnya berempati agar setiap mahasiswa dapat membantu program pemerintah dalam menanggulangi penyebaran Covid-19.
“Pada saat kondisi pandemi saat ini, kita harus mulai dari diri kita sendiri, kita tidak boleh egois karena semua orang di masa pandemi ini memang sedang kesusahan. Tetapi kita sebagai pelajar harus memaklumi meski tidak bisa sekolah dan tetap berkegiatan secara daring,”ujar Arif Djimbula.
Arif juga menjelaskan bahwa belajar secara online atau daring merupakan tantangan tersendiri apalagi untuk para mahasiswa yang berada di bawah rumpun ilmu kesehatan dan teknik yang diharuskan untuk turun ke lapangan.
Lebih lanjut, Arif menuturkan bahwa pada masa pandemi ini, seorang mahasiswa harus mengembangkan gaya hidup sehat dengan cara menjaga kebersihan. Kemudian, seorang mahasiswa juga diharuskan untuk berfikir secara kritis agar dapat memilah informasi-informasi yang layak untuk dikonsumsi.
Acara tersebut turut menghadirkan pemengaruh (influencer) dan penyanyi, yaitu Shani JKT 48 sebagai pembicara. Shani mengatakan bahwa dirinya telah memiliki kebiasaan untuk memakai masker, akan tetapi semenjak adanya pandemi Covid-19 dia memperketat kebiasaannya itu dengan selalu membawa penyanitasi tangan (hand-sanitizer) untuk menjaga kebersihannya selama beraktivitas.
Shani juga menceritakan bahwa sebagai artis sekaligus tokoh publik yang dijadikan panutan oleh penggemaranya maka ia selalu menerapkan protokol kesehatan yang ketat dalam beraktivitas. “Aku pun juga melakukan itu (menerapkan protokol kesehatan yang ketat) untuk kebaikan diri aku juga karena kita memang harus ekstra apalagi JKT 48 itu ramai dan banyak anggotanya. Untuk itu, pada setiap latihan pun kita sebisa mungkin selalu pakai masker dan jaga jarak,”ujar Shani.
Pada saat tiga bulan pertama pandemi, Shani pun merasakan kebosanan karena banyak kegiatan grup JKT 48 yang dibatalkan demi mematuhi regulasi pada masa pandemi, tetapi ia juga belajar adanya kelebihan dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara daring. “Rasa bosan itu wajar karena kebiasaan baru yang yang kita lakukan saat ini itu pasti rasanya agak-agak aneh, tetapi mau bagaimanapun aku tetap bersyukur masih bisa beraktivitas walaupun secara daring,”ungkap Shani.
Sumber :
Pada kesempatan itu, anggota Satgas Nasional Penanganan Covid-19, Subbidang Mitigasi, dr. Falla Adinda mengungkapkan bahwa pembelajaran dari rumah adalah keputusan tepat yang diambil oleh pemerintah karena virus yang tidak dapat dikendalikan. “Pembelajaran dari rumah menjadi ideal sekarang karena sekolah itu adalah tempat yang menjadi rawan karena di sana seorang siswa harus bersosialisasi dan berkumpul dengan banyak orang,”tutur Falla Adinda, Rabu (7/3).
Mengacu pada Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri tentang Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas, dr. Falla mengimbau agar kita semua bahu-membahu bekerja sama sehingga proses PTM terbatas dapat berlangsung lancar dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Ia menambahkan bahwa sekolah harus mengawal anak didiknya agar selalu menerapkan protokol kesehatan dalam kegiatan belajar-mengajar. “Saya rasa itu memang bagaimana sekolah menjaga anak didiknya agar tetap sehat ketika masuk dan dia tidak membawa virus (Covid-19) ketika pulang. Jadi, bagaimana menjaga supaya muridnya ketika masuk bisa menghalau virus (Covid-19) dan sekolah itu tetap dalam kondisi bersih,”ungkap dr. Falla.
Gelar wicara itu juga mengundang Sekertaris Jendral (Sekjen) Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia sekaligus Koordinator Relawan Covid-19, M. Arif Djimbula sebagai narasumber. Ia mengungkapkan pendapatnya tentang pentingnya berempati agar setiap mahasiswa dapat membantu program pemerintah dalam menanggulangi penyebaran Covid-19.
“Pada saat kondisi pandemi saat ini, kita harus mulai dari diri kita sendiri, kita tidak boleh egois karena semua orang di masa pandemi ini memang sedang kesusahan. Tetapi kita sebagai pelajar harus memaklumi meski tidak bisa sekolah dan tetap berkegiatan secara daring,”ujar Arif Djimbula.
Arif juga menjelaskan bahwa belajar secara online atau daring merupakan tantangan tersendiri apalagi untuk para mahasiswa yang berada di bawah rumpun ilmu kesehatan dan teknik yang diharuskan untuk turun ke lapangan.
Lebih lanjut, Arif menuturkan bahwa pada masa pandemi ini, seorang mahasiswa harus mengembangkan gaya hidup sehat dengan cara menjaga kebersihan. Kemudian, seorang mahasiswa juga diharuskan untuk berfikir secara kritis agar dapat memilah informasi-informasi yang layak untuk dikonsumsi.
Acara tersebut turut menghadirkan pemengaruh (influencer) dan penyanyi, yaitu Shani JKT 48 sebagai pembicara. Shani mengatakan bahwa dirinya telah memiliki kebiasaan untuk memakai masker, akan tetapi semenjak adanya pandemi Covid-19 dia memperketat kebiasaannya itu dengan selalu membawa penyanitasi tangan (hand-sanitizer) untuk menjaga kebersihannya selama beraktivitas.
Shani juga menceritakan bahwa sebagai artis sekaligus tokoh publik yang dijadikan panutan oleh penggemaranya maka ia selalu menerapkan protokol kesehatan yang ketat dalam beraktivitas. “Aku pun juga melakukan itu (menerapkan protokol kesehatan yang ketat) untuk kebaikan diri aku juga karena kita memang harus ekstra apalagi JKT 48 itu ramai dan banyak anggotanya. Untuk itu, pada setiap latihan pun kita sebisa mungkin selalu pakai masker dan jaga jarak,”ujar Shani.
Pada saat tiga bulan pertama pandemi, Shani pun merasakan kebosanan karena banyak kegiatan grup JKT 48 yang dibatalkan demi mematuhi regulasi pada masa pandemi, tetapi ia juga belajar adanya kelebihan dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara daring. “Rasa bosan itu wajar karena kebiasaan baru yang yang kita lakukan saat ini itu pasti rasanya agak-agak aneh, tetapi mau bagaimanapun aku tetap bersyukur masih bisa beraktivitas walaupun secara daring,”ungkap Shani.
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 7105 kali
Editor :
Dilihat 7105 kali