Bersama Kaum Muda, Kemendikbudristek Siap Lakukan Pemajuan Kebudayaan  21 Mei 2021  ← Back

Jakarta, 20 Mei 2021 --- Sejalan dengan terbitnya Undang-undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan; Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Tekonologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan berkomitmen untuk terus berinovasi dalam program pengelolaan kebudayaan. Untuk itu, masih dalam momentum memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2021, Kemendikbudristek mengadakan acara siniar (podcast) bersama dengan Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid yang tayang di kanal Youtube Kemendikbud RI, Kamis (20/5), sebagai rangkaian pelaksanaan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2021.

Pada kesempatan ini, Hilmar Farid mengatakan bahwa untuk dapat mengelola kebudayaan Indonesia secara efektif, yang diperlukan adalah inovasi dan kreativitas. Hal tersebut sejalan dengan program Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Tekonologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim tentang penciptaan ruang-ruang kreatif.

Dirjen Hilmar juga menjelaskan tentang rumusan strategi kebudayaan yang menekankan pentingnya memadukan tradisi dengan teknologi. “Filosofi yang kita pakai saat ini bahwa yang berkebudayaan ini adalah masyarakat, tugas dari pemerintah sendiri adalah untuk memfasilitasi, membantu, membina, menciptakan ruang, dan memberikan dukungan, itulah hal-hal yang kita lakukan,” ujarnya.

Menanggapi persoalan pengembangan seniman di Indonesia, Hilmar menjelaskan bahwa Ditjen Kebudayaan telah meluncurkan sebuah program yakni Seniman Masuk Sekolah. Latar belakang  program ini adalah mengingat masih banyaknya sekolah-sekolah di Indonesia yang belum memiliki guru kesenian. Sehingga peluang ini menjadi wadah bagi para seniman untuk berbagai ilmu kepada sekolah tersebut.

“Kita pertemukan teman-teman seniman yang memiliki kemampuan dan keinginan untuk membagi apa yang mereka miliki dengan anak-anak yang belum memiliki guru kesenian, dan ini sukses karena kedua belah pihak saling membutuhkan,” ungkap Hilmar.

Sudah lebih dari 1.000 sekolah yang memiliki program Seniman Masuk Sekolah khususnya daerah yang belum memiliki guru kesenian. Program ini juga diharapkan mampu menciptakan sebuah hasil nyata berupa pementasan ataupun karya bersama yang nantinya dibuat oleh para seniman dan siswa-siswa di sekolah. Adanya program ini juga akan memberikan wadah kepada para siswa untuk membuka potensi mereka dalam mengasah kreativitas.

Selain itu, program lain yang dicanangkan oleh Ditjen Kebudayaan adalah Belajar Bersama Maestro. Program ini memberikan kesempatan kepada anak-anak yang memiliki minat khusus di bidang kesenian untuk belajar dengan para maestro ternama di Indonesia. “Jadi nanti mereka akan belajar langsung dari para ahlinya, tujuannya juga membuat anak-anak untuk melihat kehidupan seniman secara utuh,” lanjut Hilmar.

Bercerita tentang program Belajar Bersama Maestro, Ia mengungkapkan bahwa program ini berawal dari keprihatinan akibat kurangnya regenerasi para maestro di Indonesia. Alasan lain juga karena anak-anak belum bisa melihat perjalanan hidup dari seorang maestro. Harapannya, melalui program ini, anak-anak dapat memperlihatkan proses perjalanan seorang maestro. Dengan begitu, akan tumbuh semangat mereka dalam mengasah keahliannya di bidang kesenian.

Lebih lanjut, Dirjen Hilmar, menjelaskan dua kunci penting dalam menempuh proses seleksi dari kedua program ini. Pertama adalah minat dan komitmen sang anak. Anak yang ingin mengikuti seleksi ini diharuskan memiliki minat yang besar terhadap kesenian. Kedua adalah seberapa jauh sang anak menggunakan program ini untuk pengembangan diri. Dari sanalah akan terlihat seberapa besar komitmen yang dimiliki anak tersebut.

Dalam rangka pemajuan budaya, Dirjen Kebudayaan juga meluncurkan program bernama Budaya Kaum Muda. Berangkat dari Kongres Kebudayaan tahun 2018, tujuan dari program ini adalah melihat bagaimana kaum muda memberikan strategi serta mengelola kekayaan budaya Indonesia menggunakan inovasi berbasis teknologi.

“Kita kemudian membuat acara Kemah Budaya Kaum Muda mulai tahun 2019, jadi mereka berkumpul membawa proposal project. Ada berbagai panel ahli dalam berbagai bidang, sehingga mereka (kaum muda) menyampaikan ide dan gagasan mereka dalam berbagai bentuk,” jelas Hilmar.

Menyinggung tentang beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), pada tahun 2021 beasiswa LPDP juga akan menyasar untuk bidang-bidang kebudayaan secara umum. Dengan demikian, para seniman yang ingin bersekolah lebih tinggi lagi memiliki kesempatan. “Berbicara tentang pemajuan kebudayaan dan pengembangan ruang kreatif, perlu lebih banyak SDM ahli (yang terlibat),” tegasnya.

Pada akhir siniar (podcast), Dirjen Hilmar mengingatkan bahwa kunci pemajuan kebudayaan berada pada cara penyampaian atau komunikasi efektif. “Jadi kita harus mencari cara (bagaimana) berkomunikasi yang efektif, dan kalangan muda memiliki cara berkomunikasi yang efektif ini. Dalam prosesnya pun kita juga harus sama-sama belajar, tidak ada yang lebih tinggi daripada yang lain, sama-sama melihat bagaimana mentransimisikan pengetahuan, pengalaman, kesadaran tetang kebudayaan kita ke depan,” pungkas Hilmar.


Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Laman: kemdikbud.go.id    
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id

#PemajuanKebudayaan
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor : 188/sipres/A6/V/2021

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 814 kali