KBRI Tokyo Berkolaborasi dengan PPI Toyohashi-Nagoya Meluaskan Pendidikan WNI di Jepang 31 Mei 2021 ← Back
Tokyo, 31 Mei 2021 – Atase Pendidikan dan Kebudayaan Tokyo (Atdikbud), Yusli Wardiatno, bersama Staf Fungsi Protokol dan Konsuler Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo, Yuvi Shandy Amisadai, mengadakan pertemuan dengan pengurus dan anggota Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Toyohashi dan Nagoya. Pertemuan ini bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi dan kerja sama KBRI Tokyo dengan PPI Toyohashi dan Nagoya pada bidang pendidikan dan kebudayaan.
“Semoga dengan pertemuan yang hangat dan produktif ini, kami selaku orang tua (KBRI Tokyo) di sini bisa terus bersilaturahmi dengan anak-anak kami (PPI), sehingga kita bisa berkolaborasi dan bekerja sama untuk memajukan pendidikan dan kebudayaan Indonesia,” ujar Atdikbud Yusli, Sabtu, (29/5).
Dalam pertemuan tersebut, Yusli juga memaparkan informasi terkait keberadaan Sekolah Bhineka Nagoya. Sekolah ini merupakan sekolah informal yang mengajarkan tentang budaya dan Bahasa Indonesia kepada anak-anak Indonesia di sekitar Nagoya. “Pusat pendidikan ini dapat kita jadikan cikal bakal berdirinya Pusat Kegiatan Belajar Mandiri (PKBM) yang resmi dan terdaftar di Kemendikbudristek (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi), sehingga membantu program KBRI Tokyo dalam meluaskan akses pendidikan bagi warganegara Indonesia di Jepang,” ujarnya.
Pengurus PPI sendiri memohon bantuan KBRI Tokyo untuk mengembangkan, menyebarkan informasi dan memasarkan hasil tenun Nusa Tenggara Timur di Negara Jepang. “Tentu, KBRI juga akan membantu upaya PPI Nagoya dalam promosi tenun NTT,” kata Yusli.
Pada kesempatan ini, Atdikbud Yusli juga mengajak para mahasiswa untuk mempromosikan program Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) yang ditawarkan Sekolah Republik Indonesia Tokyo.
“Kami juga mohon kepada ananda, para mahasiswa yang di sini untuk membantu para siswa Indonesia menyukseskan PJJ nya khususnya untuk mata pelajaran yang tidak diperoleh dari Sekolah Umum Jepang seperti pendidikan agama dan budi pekerti, pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan serta Bahasa Indonesia,” ajaknya.
Sementara itu, Yuvi Shandy Amisadai, pada kesempatan ini juga menyosialisasikan pentingnya lapor diri dan meminta komitmen anggota PPI untuk mengisi formulir lapor diri melalui portal yang tersedia. “Pengisian data diri ini menyangkut kepentingan dan hak bagi tiap warga negara, terutama jika membutuhkan bantuan saat ada bencana, atau untuk memastikan hak suara pada pemilu 2024,” ucap Yuvi.
Yuvi juga mendorong para pengurus PPI untuk lebih peka terhadap kondisi para anggotanya, terutama kondisi mental dalam situasi pandemi Covid-19. “Kami juga mengajak PPI melakukan kolaborasi dalam tindakan pencegahan serta perlindungan dengan memastikan kesehatan mental sesama mahasiswa di lingkungannya,” ungkapnya.
Pertemuan yang ditutup makan siang dengan menjalankan protokol kesehatan yang ketat ini dihadiri oleh lebih dari 25 mahasiswa dari berbagai universitas di sekitar wilayah Toyohashi. Di antaranya Toyohashi University of Technology, Nagoya University, Nagoya City University, dan Nagoya Institute of Technology.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#merdekabelajar
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor :221/sipres/A6/V/2021
“Semoga dengan pertemuan yang hangat dan produktif ini, kami selaku orang tua (KBRI Tokyo) di sini bisa terus bersilaturahmi dengan anak-anak kami (PPI), sehingga kita bisa berkolaborasi dan bekerja sama untuk memajukan pendidikan dan kebudayaan Indonesia,” ujar Atdikbud Yusli, Sabtu, (29/5).
Dalam pertemuan tersebut, Yusli juga memaparkan informasi terkait keberadaan Sekolah Bhineka Nagoya. Sekolah ini merupakan sekolah informal yang mengajarkan tentang budaya dan Bahasa Indonesia kepada anak-anak Indonesia di sekitar Nagoya. “Pusat pendidikan ini dapat kita jadikan cikal bakal berdirinya Pusat Kegiatan Belajar Mandiri (PKBM) yang resmi dan terdaftar di Kemendikbudristek (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi), sehingga membantu program KBRI Tokyo dalam meluaskan akses pendidikan bagi warganegara Indonesia di Jepang,” ujarnya.
Pengurus PPI sendiri memohon bantuan KBRI Tokyo untuk mengembangkan, menyebarkan informasi dan memasarkan hasil tenun Nusa Tenggara Timur di Negara Jepang. “Tentu, KBRI juga akan membantu upaya PPI Nagoya dalam promosi tenun NTT,” kata Yusli.
Pada kesempatan ini, Atdikbud Yusli juga mengajak para mahasiswa untuk mempromosikan program Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) yang ditawarkan Sekolah Republik Indonesia Tokyo.
“Kami juga mohon kepada ananda, para mahasiswa yang di sini untuk membantu para siswa Indonesia menyukseskan PJJ nya khususnya untuk mata pelajaran yang tidak diperoleh dari Sekolah Umum Jepang seperti pendidikan agama dan budi pekerti, pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan serta Bahasa Indonesia,” ajaknya.
Sementara itu, Yuvi Shandy Amisadai, pada kesempatan ini juga menyosialisasikan pentingnya lapor diri dan meminta komitmen anggota PPI untuk mengisi formulir lapor diri melalui portal yang tersedia. “Pengisian data diri ini menyangkut kepentingan dan hak bagi tiap warga negara, terutama jika membutuhkan bantuan saat ada bencana, atau untuk memastikan hak suara pada pemilu 2024,” ucap Yuvi.
Yuvi juga mendorong para pengurus PPI untuk lebih peka terhadap kondisi para anggotanya, terutama kondisi mental dalam situasi pandemi Covid-19. “Kami juga mengajak PPI melakukan kolaborasi dalam tindakan pencegahan serta perlindungan dengan memastikan kesehatan mental sesama mahasiswa di lingkungannya,” ungkapnya.
Pertemuan yang ditutup makan siang dengan menjalankan protokol kesehatan yang ketat ini dihadiri oleh lebih dari 25 mahasiswa dari berbagai universitas di sekitar wilayah Toyohashi. Di antaranya Toyohashi University of Technology, Nagoya University, Nagoya City University, dan Nagoya Institute of Technology.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#merdekabelajar
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor :221/sipres/A6/V/2021
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 629 kali
Editor :
Dilihat 629 kali