KBRI Tokyo Gelar Program BIPA Saling Sapa dan Berbagi Edisi-5 Secara Daring 31 Mei 2021 ← Back
Tokyo, 31 Mei 2021 – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo bekerja sama dengan Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA) Jepang kembali menggelar program Salam Sapa dan Berbagi edisi ke-5 (SSB#5) secara dalam jaringan (daring), Sabtu, (29/5). Kali ini, topik yang diangkat bertajuk “Pengajaran BIPA bagi siswa SMA di Jepang”.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Tokyo, Yusli Wardiatno, menyambut baik kegiatan yang dikemas daring ini apalagi masih dalam suasana perayaan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Ia mengingatkan bahwa masih ada pekerjaan rumah bagi APP-BIPA Jepang untuk memikirkan pembuatan kurikulum dan materi yang tepat bagi pemelajar warga negara Jepang.
"Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini dan KBRI Tokyo akan terus berupaya agar cita-cita menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional tercapai. Perjuangan masih panjang dan harus terus dilakukan,” disampaikan Yusli saat membuka acara SSB#5 yang dihadiri banyak pengajar BIPA dari berbagai wilayah Indonesia dan negara lain.
Untuk itu, Yusli mengajak semua pihak bergandeng tangan untuk terus bersama-sama memperbaiki teknis dan metode serta kurikulum yang tepat bagi warga Jepang yang belajar bahasa Indonesia secara formal di lembaga pendidikan.
Program Salam Sapa dan Berbagi (SSB) merupakan salah satu kegiatan rutin APPBIPA Jepang yang dimulai sejak 20 Juni 2020. Saat itu, koordinator bidang Pendidikan Profesi, Petrus Ari Santoso, merasa perlu mengadakan kegiatan saling bertukar pengetahuan sebagai bentuk adaptasi para pengajar BIPA di Jepang yang harus melaksanakan proses belajar-mengajar secara daring akibat pandemi Covid-19.
Di samping kegiatan seminar dan sanggar kerja, SSB merupakan program yang bersifat informal dan dikemas dengan menarik sesuai tema pembahasan. Dari program ini, setiap peserta mendapatkan pengetahuan tambahan seusai mengikuti SSB.
Sebelumnya, beberapa topik berbeda telah diangkat pada program ini antara lain SSB ke-2 mengangkat topik “Pengajaran Kelas Berbicara”, SSB ke-3 dan ke-4 terkait “Pengajaran Tata Bahasa untuk Pemelajar Jepang”. Biasanya SSB merupakan kegiatan tertutup untuk anggota APPBIPA Jepang saja, tetapi kali ini dibuka untuk anggota APPBIPA dari seluruh negara.
Tidak kurang dari 62 orang pendaftar merupakan anggota APPBIPA Jakarta Raya, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatra Barat, Kalimantan Timur, NTB dan dari Timor Leste. Dua pengajar BIPA di SMA Jepang menjadi pemateri pada SSB#5 kali ini, yakin Arum Oktaviani, sebagai pengajar BIPA di SMA Sakado, dan Tini Kodrat, sebagai pengajar BIPA di SMA Kanto Internasional.
Keduanya menjabarkan kondisi pengajaran BIPA di masing-masing sekolah termasuk mengajarkan budaya Indonesia seperti membatik dan menari. Antusiasme peserta dalam SSB#5 ini dapat terlihat dari banyaknya pertanyaan yang dilontarkan.
Sesuai namanya Salam Sapa dan Berbagi, peserta dibagi menjadi kelompok kecil dalam ruang-ruang terpisah pada media Zoom. Penasehat APPBIPA Jepang, Sasaki, menyampaikan bahwa dengan mengikuti kegiatan APPBIPA selain mendapatkan ilmu, juga mendapatkan teman baru. “Selama 15 menit, kita bisa saling berkenalan dan menyapa peserta lain yang berasal dari berbagai daerah,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua APPBIPA Jepang, Suyoto, menekankan bahwa APPBIPA akan tetap berusaha mengadakan kegiatan setiap bulan, karena kemajuan teknologi telah memungkinkan kegiatan tetap dapat dilakukan dalam masa pandemi.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor :222/sipres/A6/V/2021
Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Tokyo, Yusli Wardiatno, menyambut baik kegiatan yang dikemas daring ini apalagi masih dalam suasana perayaan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Ia mengingatkan bahwa masih ada pekerjaan rumah bagi APP-BIPA Jepang untuk memikirkan pembuatan kurikulum dan materi yang tepat bagi pemelajar warga negara Jepang.
"Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini dan KBRI Tokyo akan terus berupaya agar cita-cita menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional tercapai. Perjuangan masih panjang dan harus terus dilakukan,” disampaikan Yusli saat membuka acara SSB#5 yang dihadiri banyak pengajar BIPA dari berbagai wilayah Indonesia dan negara lain.
Untuk itu, Yusli mengajak semua pihak bergandeng tangan untuk terus bersama-sama memperbaiki teknis dan metode serta kurikulum yang tepat bagi warga Jepang yang belajar bahasa Indonesia secara formal di lembaga pendidikan.
Program Salam Sapa dan Berbagi (SSB) merupakan salah satu kegiatan rutin APPBIPA Jepang yang dimulai sejak 20 Juni 2020. Saat itu, koordinator bidang Pendidikan Profesi, Petrus Ari Santoso, merasa perlu mengadakan kegiatan saling bertukar pengetahuan sebagai bentuk adaptasi para pengajar BIPA di Jepang yang harus melaksanakan proses belajar-mengajar secara daring akibat pandemi Covid-19.
Di samping kegiatan seminar dan sanggar kerja, SSB merupakan program yang bersifat informal dan dikemas dengan menarik sesuai tema pembahasan. Dari program ini, setiap peserta mendapatkan pengetahuan tambahan seusai mengikuti SSB.
Sebelumnya, beberapa topik berbeda telah diangkat pada program ini antara lain SSB ke-2 mengangkat topik “Pengajaran Kelas Berbicara”, SSB ke-3 dan ke-4 terkait “Pengajaran Tata Bahasa untuk Pemelajar Jepang”. Biasanya SSB merupakan kegiatan tertutup untuk anggota APPBIPA Jepang saja, tetapi kali ini dibuka untuk anggota APPBIPA dari seluruh negara.
Tidak kurang dari 62 orang pendaftar merupakan anggota APPBIPA Jakarta Raya, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatra Barat, Kalimantan Timur, NTB dan dari Timor Leste. Dua pengajar BIPA di SMA Jepang menjadi pemateri pada SSB#5 kali ini, yakin Arum Oktaviani, sebagai pengajar BIPA di SMA Sakado, dan Tini Kodrat, sebagai pengajar BIPA di SMA Kanto Internasional.
Keduanya menjabarkan kondisi pengajaran BIPA di masing-masing sekolah termasuk mengajarkan budaya Indonesia seperti membatik dan menari. Antusiasme peserta dalam SSB#5 ini dapat terlihat dari banyaknya pertanyaan yang dilontarkan.
Sesuai namanya Salam Sapa dan Berbagi, peserta dibagi menjadi kelompok kecil dalam ruang-ruang terpisah pada media Zoom. Penasehat APPBIPA Jepang, Sasaki, menyampaikan bahwa dengan mengikuti kegiatan APPBIPA selain mendapatkan ilmu, juga mendapatkan teman baru. “Selama 15 menit, kita bisa saling berkenalan dan menyapa peserta lain yang berasal dari berbagai daerah,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua APPBIPA Jepang, Suyoto, menekankan bahwa APPBIPA akan tetap berusaha mengadakan kegiatan setiap bulan, karena kemajuan teknologi telah memungkinkan kegiatan tetap dapat dilakukan dalam masa pandemi.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor :222/sipres/A6/V/2021
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1131 kali
Editor :
Dilihat 1131 kali