Kembangkan Kompetensi Calon Pengajar BIPA di Rusia, Kemendikbudristek Gelar Bimtek secara Daring 31 Mei 2021 ← Back
Jakarta, 29 Mei 2021 --- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) menyelenggarakan Bimbingan Teknis Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) untuk mahasiswa Indonesia di Rusia. Kegiatan yang diikuti oleh 28 peserta itu dibuka secara daring oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus, Jose Antonio Morato Tavares pada Jumat (28/5).
Dubes Jose mengatakan bahwa mahasiswa Indonesia di Rusia berpotensi besar dalam mendukung hubungan dan kerja sama antarkedua negara melalui pengajaran bahasa Indonesia di Rusia. Ia mengatakan bahwa bahasa merupakan salah satu media diplomasi budaya (soft power diplomacy) suatu negara dalam hubungan internasional.
“Penguasaan yang baik terhadap bahasa suatu bangsa akan mempermudah komunikasi dan meningkatkan pemahaman yang baik terhadap suatu bangsa. Hal ini akan mendukung terciptanya hubungan yang baik antarbangsa sekaligus menjembatani berbagai kerja sama ke depan,” ujar Dubes Jose dalam sambutannya secara daring pada Jumat (28/5).
Menurut Dubes Jose, KBRI Moskow selama ini mendukung penyelenggaraan BIPA di berbagai institusi di Rusia, baik sebelum pandemi maupun ketika pandemi berlangsung. Bahkan sebelum pandemi, KBRI Moskow memfasilitasi pengiriman tenaga BIPA untuk mengajar di berbagai pendidikan tinggi di Rusia. Kemudian, semenjak pandemi pembelajaran BIPA tetap dilaksanakan di KBRI Moskow meski secara daring.
Lebih lanjut, Dubes Jose menyampaikan apresiasi kepada Badan Bahasa dan Persatuan Mahasiswa Indonesia Rusia (Permira) atas terselenggaranya bimtek tersebut. “Kami menyambut baik dukungan yang diberikan Badan Bahasa yang telah menyediakan tenaga BIPA yang berkompeten untuk memberikan bekal kepada teman-teman mahasiswa Indonesia di Rusia selama beberapa hari ke depan,” ujar Dubes Jose.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Bahasa, E. Aminudin Aziz, mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk silaturahmi untuk bersama-sama memajukan budaya Indonesia, bahasa Indonesia, dan Indonesia secara keseluruhan, khususnya di Rusia dan Belarus. Untuk itu, ia mengapresiasi dukungan Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus, Jose Antonio Morato Tavares dan mahasiswa Indonesia di Rusia (Permira) dalam penyelenggaraan kegiatan ini.
“Kegiatan bimtek ini merupakan respons dari Badan Bahasa yang ketika pada 17 Februari 2021 lalu kami mengadakan sebuah dialog yang dihadiri oleh perwakilan Indonesia di luar negeri. Pada waktu itu, kami menyampaikan program terkait upaya mendorong fungsi bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional yang salah satunya diwujudkan melalui program BIPA di tiap-tiap perwakilan,” ungkapnya.
Selanjutnya, Amin mengungkapkan bahwa kegiatan itu juga merupakan salah satu upaya untuk memenuhi target kementerian kepada Badan Bahasa dalam meningkatkan jumlah pemelajar BIPA baru dalam kurun waktu lima tahun (2020—2024).
“Mendikbud pada waktu itu tidak tanggung-tanggung telah menargetkan adanya tambahan 100.000 pemelajar BIPA baru sejak 2020—2024. Dan penambahan itu tidak hanya diukur dari segi jumlah orangnya, tetapi juga jenjangnya. Jadi, jika seorang pemelajar BIPA tingkat pemula lalu belajar ke tingkat selanjutnya berarti ia dikatakan sebagai pemelajar baru,” ungkap Amin.
Ia menambahkan bahwa rencananya pada 30 Juni 2021 nanti para pengajar BIPA yang ada di luar negeri berkesempatan untuk berdialog langsung dengan Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim. Oleh karena itu, ia berharap KBRI Moskow dapat menginformasikan hal tersebut kepada seluruh pengajar BIPA di Rusia dan Belarus untuk bergabung dalam acara itu.
Pada akhir sambutannya, Aminudin berpesan kepada para calon pengajar BIPA agar dapat memanfaatkan kegiatan bimtek ini untuk mendapatkan model-model pembelajaran terbaik yang dapat membantu mereka untuk memperoleh keterampilan dalam mengajarkan bahasa Indonesia. Menurutnya, meskipun kita merupakan penutur jati bahasa Indonesia, tetapi mengajarkan bahasa Indonesia bukanlah perkara yang mudah.
“Mengajar tentang bahasa itu berbeda dengan mengajar bagaimana berbahasa. Hal yang satu berbicara tentang aspek linguistik (linguistic aspect), hal yang satunya lagi berbicara tentang keterampilan berbahasa. Nah, melalui bimtek ini kita akan belajar tentang cara mengajarkan keterampilan berbahasa dengan menggunakan kedua hal itu,” tutur Aminudin.
Sementara itu, Ketua Persatuan Mahasiswa Indonesia Rusia (Permira), Teguh Imanullah, mengatakan bahwa banyak sekali mahasiswa Indonesia yang antusias untuk menjadi pengajar bahasa Indonesia di Rusia dan bertekad untuk memperkenalkan Indonesia lebih jauh melalui bahasa Indonesia. Oleh karena itu, ia berterima kasih atas dukungan Badan Bahasa dan KBRI Moskow yang bersedia memfasilitasi kegiatan bimtek tersebut.
“Saat ini, mahasiswa Indonesia di Rusia berjumlah 635 orang, mulai dari jenjang S-1 hingga S-3 dengan jurusan yang berbeda-beda. Permira ingin sekali budaya Indonesia lebih dikenal oleh orang Rusia. Untuk itu, sejak 1998 Permira telah mengadakan berbagai kegiatan untuk memperkenalkan budaya Indonesia di Rusia karena mayoritas mahasiswa Indonesia belajar dengan bahasa Rusia dan mempelajari budaya Rusia dengan bahasa. Bagaimana membuat bahasa Indonesia menjadi lingua franca, bahasa yang bisa dipelajari oleh semua orang,” pungkasnya.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#BIPA
#MerdekaBelajar
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor : 218/sipres/A6/V/2021
Dubes Jose mengatakan bahwa mahasiswa Indonesia di Rusia berpotensi besar dalam mendukung hubungan dan kerja sama antarkedua negara melalui pengajaran bahasa Indonesia di Rusia. Ia mengatakan bahwa bahasa merupakan salah satu media diplomasi budaya (soft power diplomacy) suatu negara dalam hubungan internasional.
“Penguasaan yang baik terhadap bahasa suatu bangsa akan mempermudah komunikasi dan meningkatkan pemahaman yang baik terhadap suatu bangsa. Hal ini akan mendukung terciptanya hubungan yang baik antarbangsa sekaligus menjembatani berbagai kerja sama ke depan,” ujar Dubes Jose dalam sambutannya secara daring pada Jumat (28/5).
Menurut Dubes Jose, KBRI Moskow selama ini mendukung penyelenggaraan BIPA di berbagai institusi di Rusia, baik sebelum pandemi maupun ketika pandemi berlangsung. Bahkan sebelum pandemi, KBRI Moskow memfasilitasi pengiriman tenaga BIPA untuk mengajar di berbagai pendidikan tinggi di Rusia. Kemudian, semenjak pandemi pembelajaran BIPA tetap dilaksanakan di KBRI Moskow meski secara daring.
Lebih lanjut, Dubes Jose menyampaikan apresiasi kepada Badan Bahasa dan Persatuan Mahasiswa Indonesia Rusia (Permira) atas terselenggaranya bimtek tersebut. “Kami menyambut baik dukungan yang diberikan Badan Bahasa yang telah menyediakan tenaga BIPA yang berkompeten untuk memberikan bekal kepada teman-teman mahasiswa Indonesia di Rusia selama beberapa hari ke depan,” ujar Dubes Jose.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Bahasa, E. Aminudin Aziz, mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk silaturahmi untuk bersama-sama memajukan budaya Indonesia, bahasa Indonesia, dan Indonesia secara keseluruhan, khususnya di Rusia dan Belarus. Untuk itu, ia mengapresiasi dukungan Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus, Jose Antonio Morato Tavares dan mahasiswa Indonesia di Rusia (Permira) dalam penyelenggaraan kegiatan ini.
“Kegiatan bimtek ini merupakan respons dari Badan Bahasa yang ketika pada 17 Februari 2021 lalu kami mengadakan sebuah dialog yang dihadiri oleh perwakilan Indonesia di luar negeri. Pada waktu itu, kami menyampaikan program terkait upaya mendorong fungsi bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional yang salah satunya diwujudkan melalui program BIPA di tiap-tiap perwakilan,” ungkapnya.
Selanjutnya, Amin mengungkapkan bahwa kegiatan itu juga merupakan salah satu upaya untuk memenuhi target kementerian kepada Badan Bahasa dalam meningkatkan jumlah pemelajar BIPA baru dalam kurun waktu lima tahun (2020—2024).
“Mendikbud pada waktu itu tidak tanggung-tanggung telah menargetkan adanya tambahan 100.000 pemelajar BIPA baru sejak 2020—2024. Dan penambahan itu tidak hanya diukur dari segi jumlah orangnya, tetapi juga jenjangnya. Jadi, jika seorang pemelajar BIPA tingkat pemula lalu belajar ke tingkat selanjutnya berarti ia dikatakan sebagai pemelajar baru,” ungkap Amin.
Ia menambahkan bahwa rencananya pada 30 Juni 2021 nanti para pengajar BIPA yang ada di luar negeri berkesempatan untuk berdialog langsung dengan Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim. Oleh karena itu, ia berharap KBRI Moskow dapat menginformasikan hal tersebut kepada seluruh pengajar BIPA di Rusia dan Belarus untuk bergabung dalam acara itu.
Pada akhir sambutannya, Aminudin berpesan kepada para calon pengajar BIPA agar dapat memanfaatkan kegiatan bimtek ini untuk mendapatkan model-model pembelajaran terbaik yang dapat membantu mereka untuk memperoleh keterampilan dalam mengajarkan bahasa Indonesia. Menurutnya, meskipun kita merupakan penutur jati bahasa Indonesia, tetapi mengajarkan bahasa Indonesia bukanlah perkara yang mudah.
“Mengajar tentang bahasa itu berbeda dengan mengajar bagaimana berbahasa. Hal yang satu berbicara tentang aspek linguistik (linguistic aspect), hal yang satunya lagi berbicara tentang keterampilan berbahasa. Nah, melalui bimtek ini kita akan belajar tentang cara mengajarkan keterampilan berbahasa dengan menggunakan kedua hal itu,” tutur Aminudin.
Sementara itu, Ketua Persatuan Mahasiswa Indonesia Rusia (Permira), Teguh Imanullah, mengatakan bahwa banyak sekali mahasiswa Indonesia yang antusias untuk menjadi pengajar bahasa Indonesia di Rusia dan bertekad untuk memperkenalkan Indonesia lebih jauh melalui bahasa Indonesia. Oleh karena itu, ia berterima kasih atas dukungan Badan Bahasa dan KBRI Moskow yang bersedia memfasilitasi kegiatan bimtek tersebut.
“Saat ini, mahasiswa Indonesia di Rusia berjumlah 635 orang, mulai dari jenjang S-1 hingga S-3 dengan jurusan yang berbeda-beda. Permira ingin sekali budaya Indonesia lebih dikenal oleh orang Rusia. Untuk itu, sejak 1998 Permira telah mengadakan berbagai kegiatan untuk memperkenalkan budaya Indonesia di Rusia karena mayoritas mahasiswa Indonesia belajar dengan bahasa Rusia dan mempelajari budaya Rusia dengan bahasa. Bagaimana membuat bahasa Indonesia menjadi lingua franca, bahasa yang bisa dipelajari oleh semua orang,” pungkasnya.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#BIPA
#MerdekaBelajar
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor : 218/sipres/A6/V/2021
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 742 kali
Editor :
Dilihat 742 kali