Merdeka Belajar 11: Kolaborasi Jadi Kunci Sukses Kampus Merdeka Vokasi 25 Mei 2021 ← Back
Jakarta, 25 Mei 2021 --- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi), meluncurkan Merdeka Belajar episode ke-11 “Kampus Merdeka Vokasi”, Selasa (25/5) secara virtual di Jakarta. Program ini diharapkan dapat mewujudkan ekosistem pendidikan vokasi yang semakin relevan dengan dunia kerja.
“Dengan ini, secara resmi saya meluncurkan Merdeka Belajar episode ke-11 program Kampus Merdeka Vokasi untuk mewujudkan ekosistem pendidikan vokasi yang makin relevan dengan dunia kerja,” diucapkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim secara virtual di Jakarta, pada Selasa (25/5).
Dalam sambutannya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita optimistis dengan Kampus Merdeka Vokasi menyempurnakan program-program pendidikan tinggi vokasi sebelumnya. “Pendidikan tinggi vokasi harus melakukan perubahan penyelenggaraan pendidikan, baik di kampus maupun di industri yang selaras, atau yang biasanya dikenal dengan pendidikan sistem ganda atau dual system,” pesannya.
Guna menyukseskan Kampus Merdeka Vokasi, maka perlu dilakukan sosialisasi secara masif. Dalam laporannya pada peluncuran Merdeka Belajar episode ke-11 “Kampus Merdeka Vokasi”, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto menekankan agar seluruh penyelenggara pendidikan tinggi vokasi benar-benar memahami tujuan dan mekanisme pelaksanaannya. Sehingga program ini dapat dipahami dan diimplementasikan dengan baik.
“Dengan demikian, dunia kerja akan dapat melihat peran pemerintah dalam pengembangan SDM vokasi dengan harapan dunia kerja dapat turut berperan serta di dalam setiap programnya,” ungkap Dirjen Wikan.
Dirjen Diksi mendorong terjadinya kolaborasi yang tuntas dan total antara pendidikan tinggi vokasi dengan seluruh pihak agar pendidikan vokasi semakin bisa berkontribusi nyata bagi pendidikan Indonesia. Pihak-pihak yang diharapkan terlibat semakin masif dengan pendidikan vokasi di antaranya adalah industri dan dunia kerja, pemerintah daerah, SMK, masyarakat, serta sivitas pendidikan tinggi akademik mulai dari dosen, serta para peneliti dari prodi S1, S2, dan S3.
Dirjen Wikan menjelaskan pada tahun 2020, program penguatan pendidikan tinggi vokasi (P3TV) untuk PTN diikuti sebanyak 57 perguruan tinggi negeri (PTN), dan 13 program studi. Sedangkan untuk program pembinaan perguruan tinggi swasta (P3TS), pada tahun 2020 diikuti sebanyak 47 perguruan tinggi swasta (PTS) penyelenggara pendidikan vokasi.
“Penerima P3TV tahun lalu mendapatkan hibah untuk meningkatkan kompetensi SDM sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, melalui kerja sama kemitraan yang link and match dengan dunia kerja. Sedangkan untuk penerima P3TS pada tahun 2020 mendapatkan hibah untuk peningkatan mutu pembelajaran melalui penguatan sarana dan prasaran pendidikan yang berstandar dunia kerja,” jelas Wikan.
“Tahun ini, kedua program tersebut akan dilanjutkan dan disempurnakan dengan program Kampus Merdeka Vokasi, yang harapannya akan melibatkan ratusan perguruan tinggi vokasi yang akan berkolaborasi dengan konsep link and match dengan dunia kerja, yaitu link and match yang benar-benar link benar-benar match,” imbuh Dirjen Diksi.
Ketua Forum Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia (PTVI) M. Sigit Darmawan mengungkapkan program upgrading D3 menjadi Sarjana Terapan (D4) sangat diminati. “Hampir semua prodi D3 di lingkungan FPTVI telah mengikuti program tersebut,” ujarnya.
“Perubahan prodi menjadi sarjana terapan diharapkan mampu meningkatkan kemampuan kampus vokasi, tidak saja menghasilkan lulusan yang kompeten, tetapi juga meningkatkan kinerjanya di bidang riset terapan,” imbuh Sigit yang juga merupakan Dekan Fakultas Vokasi ITS.
Direktur Sumber Daya Manusia PLN Syofvi F. Roekman mengungkapkan kesiapannya berkolaborasi dalam Kampus Merdeka Vokasi. PT PLN Persero telah melakukan kerja sama dengan perguruan tinggi sejak 2013. “PLN Group tentu siap mendukung program Kampus Merdeka Vokasi sebagai skema transformasi pendidikan tinggi vokasi yang semakin terintegrasi dengan dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja,” ujarnya.
PT Bank BCA juga aktif mendukung pendidikan vokasi melalui program corporate social responsibility (CSR) Bakti BCA beberapa tahun terakhir. “Mari kita bersama meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia yang holistik dan berkelanjutan,” ajak Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar
#KampusMerdeka
#VokasiKuatMenguatkanIndonesia
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor : 205/sipres/A6/V/2021
“Dengan ini, secara resmi saya meluncurkan Merdeka Belajar episode ke-11 program Kampus Merdeka Vokasi untuk mewujudkan ekosistem pendidikan vokasi yang makin relevan dengan dunia kerja,” diucapkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim secara virtual di Jakarta, pada Selasa (25/5).
Dalam sambutannya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita optimistis dengan Kampus Merdeka Vokasi menyempurnakan program-program pendidikan tinggi vokasi sebelumnya. “Pendidikan tinggi vokasi harus melakukan perubahan penyelenggaraan pendidikan, baik di kampus maupun di industri yang selaras, atau yang biasanya dikenal dengan pendidikan sistem ganda atau dual system,” pesannya.
Guna menyukseskan Kampus Merdeka Vokasi, maka perlu dilakukan sosialisasi secara masif. Dalam laporannya pada peluncuran Merdeka Belajar episode ke-11 “Kampus Merdeka Vokasi”, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto menekankan agar seluruh penyelenggara pendidikan tinggi vokasi benar-benar memahami tujuan dan mekanisme pelaksanaannya. Sehingga program ini dapat dipahami dan diimplementasikan dengan baik.
“Dengan demikian, dunia kerja akan dapat melihat peran pemerintah dalam pengembangan SDM vokasi dengan harapan dunia kerja dapat turut berperan serta di dalam setiap programnya,” ungkap Dirjen Wikan.
Dirjen Diksi mendorong terjadinya kolaborasi yang tuntas dan total antara pendidikan tinggi vokasi dengan seluruh pihak agar pendidikan vokasi semakin bisa berkontribusi nyata bagi pendidikan Indonesia. Pihak-pihak yang diharapkan terlibat semakin masif dengan pendidikan vokasi di antaranya adalah industri dan dunia kerja, pemerintah daerah, SMK, masyarakat, serta sivitas pendidikan tinggi akademik mulai dari dosen, serta para peneliti dari prodi S1, S2, dan S3.
Dirjen Wikan menjelaskan pada tahun 2020, program penguatan pendidikan tinggi vokasi (P3TV) untuk PTN diikuti sebanyak 57 perguruan tinggi negeri (PTN), dan 13 program studi. Sedangkan untuk program pembinaan perguruan tinggi swasta (P3TS), pada tahun 2020 diikuti sebanyak 47 perguruan tinggi swasta (PTS) penyelenggara pendidikan vokasi.
“Penerima P3TV tahun lalu mendapatkan hibah untuk meningkatkan kompetensi SDM sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, melalui kerja sama kemitraan yang link and match dengan dunia kerja. Sedangkan untuk penerima P3TS pada tahun 2020 mendapatkan hibah untuk peningkatan mutu pembelajaran melalui penguatan sarana dan prasaran pendidikan yang berstandar dunia kerja,” jelas Wikan.
“Tahun ini, kedua program tersebut akan dilanjutkan dan disempurnakan dengan program Kampus Merdeka Vokasi, yang harapannya akan melibatkan ratusan perguruan tinggi vokasi yang akan berkolaborasi dengan konsep link and match dengan dunia kerja, yaitu link and match yang benar-benar link benar-benar match,” imbuh Dirjen Diksi.
Ketua Forum Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia (PTVI) M. Sigit Darmawan mengungkapkan program upgrading D3 menjadi Sarjana Terapan (D4) sangat diminati. “Hampir semua prodi D3 di lingkungan FPTVI telah mengikuti program tersebut,” ujarnya.
“Perubahan prodi menjadi sarjana terapan diharapkan mampu meningkatkan kemampuan kampus vokasi, tidak saja menghasilkan lulusan yang kompeten, tetapi juga meningkatkan kinerjanya di bidang riset terapan,” imbuh Sigit yang juga merupakan Dekan Fakultas Vokasi ITS.
Direktur Sumber Daya Manusia PLN Syofvi F. Roekman mengungkapkan kesiapannya berkolaborasi dalam Kampus Merdeka Vokasi. PT PLN Persero telah melakukan kerja sama dengan perguruan tinggi sejak 2013. “PLN Group tentu siap mendukung program Kampus Merdeka Vokasi sebagai skema transformasi pendidikan tinggi vokasi yang semakin terintegrasi dengan dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja,” ujarnya.
PT Bank BCA juga aktif mendukung pendidikan vokasi melalui program corporate social responsibility (CSR) Bakti BCA beberapa tahun terakhir. “Mari kita bersama meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia yang holistik dan berkelanjutan,” ajak Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar
#KampusMerdeka
#VokasiKuatMenguatkanIndonesia
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor : 205/sipres/A6/V/2021
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1829 kali
Editor :
Dilihat 1829 kali