Empat Siswa Indonesia Siap Berkompetisi Pada Ajang IOI ke-33  23 Juni 2021  ← Back

Jakarta, 23 Juni 2021 – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Prestasi Nasional mengirimkan empat siswa terbaiknya untuk mewakili tim Indonesia pada ajang International Olympiad in Informatics (IOI) ke-33 secara dalam jaringan (daring). IOI merupakan kompetisi  paling bergengsi di dunia untuk bidang informatika yang diselenggarakan setiap tahun. Tahun 2021, Singapura menjadi tuan rumah pagelaran IOI ke-33.

Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Pusat Prestasi Nasional, Asep Sukmayadi berharap empat siswa ini dapat memberikan hasil yang terbaik dan mengharumkan nama bangsa Indonesia di kancah internasional.

“Kita semua mengharapkan serta berusaha mewujudkan untuk mengibarkan merah putih di IOI 2021. Capaian ini harus menjadi inspirasi untuk bangsa ini, insipirasi bagi teman-teman sebaya di seluruh Indonesia khususnya bagi yang memiliki minat di bidang informatika. Pergilah untuk emas. Go Get Golds. Selamat berjuang,”  disampaikan Asep Sukmayadi saat dihubungi di kantor Kemendikbudristek, Jakarta, pada Rabu (23/6).

Empat siswa terbaik bidang informatika yang mewakili tim Indonesia yaitu Pikatan Arya Bramajati, siswa SMA Semesta BBS Semarang; Rama Aryasuta Pangestu, siswa SMAK Kanisius Jakarta; Edbert Geraldy Cangdinata, siswa SMA Sutomo 1 Medan; dan Nicholas Patrick, siswa SMA Cita Hati Christian, Surabaya. Tim Indonesia ini telah mengikuti seleksi Kompetisi Sains Nasional (KSN) Tahun 2020 dan seleksi tiga tahap Pelatnas dari 30 siswa terbaik. Selanjutnya dipilih empat siswa terbaik untuk mewakili Indonesia di ajang IOI ke-33.

Sebelum berkompetisi, keempat siswa harus menjalani karantina dan pembinaan intensif dengan memperbanyak latihan soal, diskusi, dan pelatihan kesiapan mental bertanding. Untuk materi pembinaan, selain diisi oleh dosen dari berbagai universitas, juga menghadirkan para alumni Tim Olimpiade Komputer Indonesia (TOKI) yang memandu kegiatan dalam bentuk diskusi dan sparing partner.

Para siswa juga diikutsertakan dalam beberapa kegiatan latih tanding sebagai strategi dalam meningkatkan prestasi tim Indonesia. Hal ini terbukti meningkatkan prestasi tim Indonesia dalam ajang IOI dari tahun ke tahun. Kegiatan ini mendapat bantuan dari Ikatan Alumni TOKI, yaitu para alumni peserta olimpiade informatika baik tingkat nasional maupun Internasional.

Salah satu peserta asal SMAK Kanisius Jakarta, Rama menceritakan pengalamannya selama mengikuti pelatihan nasional. ”Kalau pelatnas secara daring, jadwalnya malah lebih padat. Untungnya sih sudah kenal dengan beberapa teman, jadi waktu mau sharing dan mengobrol lebih enak,” ujarnya.

Berbeda dengan rekannya, Pikatan Arya Bramajati menuturkan ketidaktenangannya ketika meninggalkan soal yang belum diselesaikan. ”Biasanya saya enggak ada jadwal tetap buat belajar. Kalau lagi pengen kerjain soal ya udah belajar. Bisa sejam lebih, tapi kalau pas enggak bisa kerjain soal ya tinggal aja dulu. Kadang ya kepikiran gitu terus nyoba lagi,” ujar Pikatan.

Indonesia pertama kali mengikuti IOI pada tahun 1995, di Eindhoven, Belanda. Pada saat itu, tim Indonesia berhasil meraih medali perak. Sepanjang keikutsertaannya dalam IOI, tim Indonesia berhasil meraih empat emas, 25 perak, dan 40 perunggu.



Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor : 283/sipres/A6/VI/2021

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 484 kali