KBRI Tokyo Bersama Universitas Osaka Jalin Kerja Sama Kesehatan, Pangan dan Bioteknologi 21 Juni 2021 ← Back
Osaka, 18 Jun 2021 --- Untuk mengatasi krisis global pada masa pandemi Covid-19, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo bersama Universitas Osaka sepakat melakukan kerja sama di bidang kesehatan, pangan dan bioteknologi. Kesepakatan kerja sama ini ditandatangani langsung oleh Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang, Heri Akhmadi, dan Presiden Universitas Osaka, Shojiro Nishio, di Osaka, pada Jumat (18/6).
Dubes Heri Akhmadi menggarisbawahi pentingnya kerja sama internasional pada masa pandemi Covid-19, termasuk dalam mempromosikan tujuan pembangunan berkelanjutan di bidang kesehatan, pangan dan bioteknologi. “Indonesia meyakini komunitas global harus bekerja lebih erat lagi untuk mengatasi krisis global yang diakibatkan pandemi Covid-19,” ujar Heri Akhmadi dalam sambutannya.
Lebih lanjut Dubes Heri mengatakan kerja sama internasional antara Indonesia dan Jepang ini sangat penting dan strategis dalam menanggapi pandemi global. “Saya yakin tidak ada satu negara pun yang mampu mengatasi pandemi Covid-19 ini tanpa melakukan kerja sama dengan negara lain,” lanjutnya.
KBRI Tokyo menyambut baik upaya memperkuat kerja sama yang sudah ada maupun yang akan datang antara Indonesia dan Jepang. “Apalagi bila dapat melibatkan banyak pemangku kepentingan di bidang kesehatan, pangan dan bioteknologi,” tutur Dubes Heri.
Komunikasi dengan pihak terkait di Indonesia menurut Dubes Heri perlu terus dilakukan, antara lain Kementerian Kesehatan; Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi; Perguruan Tinggi dan lembaga penelitian di Indonesia. “Hal ini perlu dilakukan agar kerja sama dengan Universitas Osaka ini konkret segera terimplementasi dalam waktu dekat,” ujarnya.
Menanggapi hal itu, Shojiro Nishio menyampaikan pihaknya menyambut baik kerja sama dan kemitraan Indonesia – Jepang. “Saya berharap akan terjalin kerja sama yang lebih erat lagi dengan berbagai institusi di Indonesia, baik pemerintah, swasta dan akademisi,” harapnya.
Pada akhir pertemuannya, Dubes Heri Akhmadi berharap akan segera terlaksana pertemuan baik itu secara daring maupun luring antara pemangku kepentingan di Indonesia dengan Universitas Osaka untuk membahas ruang lingkup kerja sama antara Indonesia dan Jepang.
Sebagai informasi, kerja sama antara KBRI Tokyo dan Universitas Osaka ini merupakan tindak lanjut kunjungan Perdana Menteri (PM) Jepang Yoshihide Suga ke Indonesia pada Oktober 2020 lalu. Salah satu hasil penting yang mendapat perhatian Presiden RI Joko Widodo dan PM Yoshihide Suga adalah kesepakatan penguatan kerja sama lebih erat di bidang kesehatan antara Indonesia dan Jepang.
Turut hadir mendampingi Dubes Heri Akhmadi, Atase Pendidikan dan Kebudayaan Yusli Wardiatno dan Koordinator Fungsi Politik Andi Adriansyah. Selain itu, turut hadir pula Konsul Jenderal (Konjen) RI Osaka, Diana ES Sutikno dan beberapa pejabat KJRI lainnya yang turut menyaksikan acara penandatanganan kesepakatan tersebut.
Dubes RI Siap Dukung Kerjasama Riset Osaka Univesity Dengan ITB, IPB dan BPPT
Selain menandatangani kerja sama pada bidang kesehatan, pangan dan bioteknologi, pada kunjungannya ke Universitas Osaka, Dubes Heri Akhmadi berkesempatan berdiskusi dan melihat sarana Lab ICBiotech. Dalam diskusi hangatnya bersama Kazuhito Fujiyama, Eiichirou Fukusaki dan Sastia Prama Putri, Dubes Heri menyampaikan gagasan-gagasan kerja sama terkait Merdeka Belajar – Kampus Merdeka.
Gagasan tersebut antara lain pertukaran mahasiswa atau dosen satu sampai dua semester dan juga penelitian bersama yang melibatkan perguruan tinggi di Indonesia dan Universitas Osaka. "Saya harap Universitas Osaka bisa menjadi mitra perguruan tinggi di Indonesia dalam program tukar-menukar mahasiswa dan dosen. Dengan demikian peluang terjadinya kerja sama riset berujung inovasi menjadi tinggi," tegas Dubes Heri Akhmadi.
Sementara itu, Konjen Osaka Diana ES Sutikno yang juga turut mendampingi Dubes Heri mengusulkan "tailor-made training” bagi peningkatan kapasitas staf dari lembaga di Indonesia yang berhubungan obat dan makanan.
Pada pertemuan tersebut pihak Lab ICBiotech menyampaikan, Universitas Osaka berencana akan melakukan penelitian dengan melibatkan Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Penelitian ini akan bergerak pada food loss atau penanganan sampah makanan yang berasal dari bahan pangan seperti sayuran, buah-buahan atau makanan yang masih mentah namun sudah tidak bisa diolah menjadi makanan dan akhirnya dibuang begitu saja.
Untuk itu, Lab ICBiotech memohon dukungan KBRI Tokyo sebagai bagian proposalnya. Dubes Heri Akhmadi pun dengan antusias menyetujui untuk memberikan surat dukungan. Menurut Dubes Heri, tema penelitian ini merupakan aspek penting bagi Indonesia.
Dalam hal limbah pengguna akhir, kata Atdikbud Yusli, berdasarkan perhitungan EIU menggunakan data dari Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, Indonesia menghasilkan 6 kilogram limbah makanan setiap tahun per orang pada tahun 2018. "Data dan manajemen terkait food loss ini sangat penting untuk diteliti sebab menurut The Economist Intelligence Unit's 2018 Food Sustainability Index, Indonesia menempati peringkat ke-53 dari 67 negara dalam hal kehilangan dan pemborosan pangan,” tutur Atdikbud Yusli.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#SerentakBergerak
#MerdekaBelajar
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 275/sipres/A6/VI/2021
Dubes Heri Akhmadi menggarisbawahi pentingnya kerja sama internasional pada masa pandemi Covid-19, termasuk dalam mempromosikan tujuan pembangunan berkelanjutan di bidang kesehatan, pangan dan bioteknologi. “Indonesia meyakini komunitas global harus bekerja lebih erat lagi untuk mengatasi krisis global yang diakibatkan pandemi Covid-19,” ujar Heri Akhmadi dalam sambutannya.
Lebih lanjut Dubes Heri mengatakan kerja sama internasional antara Indonesia dan Jepang ini sangat penting dan strategis dalam menanggapi pandemi global. “Saya yakin tidak ada satu negara pun yang mampu mengatasi pandemi Covid-19 ini tanpa melakukan kerja sama dengan negara lain,” lanjutnya.
KBRI Tokyo menyambut baik upaya memperkuat kerja sama yang sudah ada maupun yang akan datang antara Indonesia dan Jepang. “Apalagi bila dapat melibatkan banyak pemangku kepentingan di bidang kesehatan, pangan dan bioteknologi,” tutur Dubes Heri.
Komunikasi dengan pihak terkait di Indonesia menurut Dubes Heri perlu terus dilakukan, antara lain Kementerian Kesehatan; Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi; Perguruan Tinggi dan lembaga penelitian di Indonesia. “Hal ini perlu dilakukan agar kerja sama dengan Universitas Osaka ini konkret segera terimplementasi dalam waktu dekat,” ujarnya.
Menanggapi hal itu, Shojiro Nishio menyampaikan pihaknya menyambut baik kerja sama dan kemitraan Indonesia – Jepang. “Saya berharap akan terjalin kerja sama yang lebih erat lagi dengan berbagai institusi di Indonesia, baik pemerintah, swasta dan akademisi,” harapnya.
Pada akhir pertemuannya, Dubes Heri Akhmadi berharap akan segera terlaksana pertemuan baik itu secara daring maupun luring antara pemangku kepentingan di Indonesia dengan Universitas Osaka untuk membahas ruang lingkup kerja sama antara Indonesia dan Jepang.
Sebagai informasi, kerja sama antara KBRI Tokyo dan Universitas Osaka ini merupakan tindak lanjut kunjungan Perdana Menteri (PM) Jepang Yoshihide Suga ke Indonesia pada Oktober 2020 lalu. Salah satu hasil penting yang mendapat perhatian Presiden RI Joko Widodo dan PM Yoshihide Suga adalah kesepakatan penguatan kerja sama lebih erat di bidang kesehatan antara Indonesia dan Jepang.
Turut hadir mendampingi Dubes Heri Akhmadi, Atase Pendidikan dan Kebudayaan Yusli Wardiatno dan Koordinator Fungsi Politik Andi Adriansyah. Selain itu, turut hadir pula Konsul Jenderal (Konjen) RI Osaka, Diana ES Sutikno dan beberapa pejabat KJRI lainnya yang turut menyaksikan acara penandatanganan kesepakatan tersebut.
Dubes RI Siap Dukung Kerjasama Riset Osaka Univesity Dengan ITB, IPB dan BPPT
Selain menandatangani kerja sama pada bidang kesehatan, pangan dan bioteknologi, pada kunjungannya ke Universitas Osaka, Dubes Heri Akhmadi berkesempatan berdiskusi dan melihat sarana Lab ICBiotech. Dalam diskusi hangatnya bersama Kazuhito Fujiyama, Eiichirou Fukusaki dan Sastia Prama Putri, Dubes Heri menyampaikan gagasan-gagasan kerja sama terkait Merdeka Belajar – Kampus Merdeka.
Gagasan tersebut antara lain pertukaran mahasiswa atau dosen satu sampai dua semester dan juga penelitian bersama yang melibatkan perguruan tinggi di Indonesia dan Universitas Osaka. "Saya harap Universitas Osaka bisa menjadi mitra perguruan tinggi di Indonesia dalam program tukar-menukar mahasiswa dan dosen. Dengan demikian peluang terjadinya kerja sama riset berujung inovasi menjadi tinggi," tegas Dubes Heri Akhmadi.
Sementara itu, Konjen Osaka Diana ES Sutikno yang juga turut mendampingi Dubes Heri mengusulkan "tailor-made training” bagi peningkatan kapasitas staf dari lembaga di Indonesia yang berhubungan obat dan makanan.
Pada pertemuan tersebut pihak Lab ICBiotech menyampaikan, Universitas Osaka berencana akan melakukan penelitian dengan melibatkan Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Penelitian ini akan bergerak pada food loss atau penanganan sampah makanan yang berasal dari bahan pangan seperti sayuran, buah-buahan atau makanan yang masih mentah namun sudah tidak bisa diolah menjadi makanan dan akhirnya dibuang begitu saja.
Untuk itu, Lab ICBiotech memohon dukungan KBRI Tokyo sebagai bagian proposalnya. Dubes Heri Akhmadi pun dengan antusias menyetujui untuk memberikan surat dukungan. Menurut Dubes Heri, tema penelitian ini merupakan aspek penting bagi Indonesia.
Dalam hal limbah pengguna akhir, kata Atdikbud Yusli, berdasarkan perhitungan EIU menggunakan data dari Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, Indonesia menghasilkan 6 kilogram limbah makanan setiap tahun per orang pada tahun 2018. "Data dan manajemen terkait food loss ini sangat penting untuk diteliti sebab menurut The Economist Intelligence Unit's 2018 Food Sustainability Index, Indonesia menempati peringkat ke-53 dari 67 negara dalam hal kehilangan dan pemborosan pangan,” tutur Atdikbud Yusli.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#SerentakBergerak
#MerdekaBelajar
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 275/sipres/A6/VI/2021
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 708 kali
Editor :
Dilihat 708 kali