KBRI Tokyo Gelar Dialog Bersama Ilmuwan Diaspora dan Perguruan Tinggi Indonesia  29 Juni 2021  ← Back



Tokyo, 23 Juni 2021 --- Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo melalui Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) menggelar dialog bersama Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4) dengan para Kepala Kantor Urusan Internasional atau unit serupa di berbagai perguruan tinggi di Indonesia, pada Rabu (23/6). Forum dialog yang dikemas dengan nama “Ngobrol Bareng Atdikbud” ini digelar dalam rangka perkuat semangat implementasi Merdeka Belajar.
 
Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh (LBBP) RI untuk Jepang dan Federasi Mikronesia, Heri Akhmadi mengapresiasi kehadiran para ilmuwan diaspora pada forum ini dan mendorong agar anggota I-4 terus berkontribusi dalam pengembangan pendidikan dan internasionalisasi kampus-kampus di Indonesia.
 
“Program Merdeka Belajar: Kampus Merdeka merupakan kebijakan visioner Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang harus kita sukseskan bersama,” tegas Heri Akhmadi dalam sambutannya saat membuka forum dialog melalui daring.
 
Dubes Heri juga menegaskan pentingnya membangun kerja sama triple helix yang melibatkan dunia akademisi, lembaga pemerintah dan industri. “Kerja sama ini dapat sekaligus mewujudkan penerapan konsep tridharma perguruan tinggi,” ungkapnya. 
 
Ilmuwan diaspora yang diundang dalam forum ini adalah mereka yang berkarir di Lembaga Pendidikan dan Penelitian Jepang. Tujuan dari pertemuan yang digelar secara virtual ini, antara lain untuk lebih memperkenalkan platform I-4 kepada Perguruan Tinggi Indonesia (PTI) dan membuka peluang terjadinya kerja sama antara PTI dengan perguruan tinggi tempat para ilmuwan diaspora bernaung.
 
“Sehingga upaya internasionalisasi Perguruan Tinggi Indonesia akan terwujud dengan dukungan ilmuwan diaspora. Selain itu, implementasi program Merdeka Belajar melalui program Indonesian International Student Mobility Award dapat menjadi lebih luas cakupannya melalui kerja sama yang akan terjalin,” ujar Dubes Heri.  
 
Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Tokyo, Yusli Wardiatno yang menuturkan beberapa potensi peran dan kontribusi ilmuwan diaspora dalam program internasionalisasi dan menyukseskan program Merdeka Belajar: Kampus Merdeka. Ilmuwan diaspora, kata Yusli Wardiatno dapat menjadi dosen tamu dalam satu hingga dua pertemuan mata kuliah tertentu di perguruan tinggi di Indonesia.
 
“Baik secara daring atau luring bila memungkinkan, atau bisa dijadikan ajunct professor sehingga bisa dilakukan kerja sama dalam format riset dan publikasi bersama, mencari funding bersama, dan lain sebagainya,“ ujar Yusli.
 
“Selain itu, ilmuwan diaspora bisa juga menjadi host dari program pertukaran mahasiswa atau dosen dan peneliti,”  imbuh Yusli dalam pertemuan tersebut.
 
Hadir sebagai narasumber, dua anggota I-4 yaitu Muhammad Aziz dari Tokyo University dan Sastia Prama Putri dari Osaka University. Kedua narasumber ini memaparkan cakupan keilmuan dan kegiatan penelitian yang dilakukan, serta menjelaskan peluang-peluang kerja sama yang dapat dijalin dengan perguruan tinggi di Indonesia.
 
Kedua narasumber menuturkan siap menjadi penghubung perguruan tinggi di Indonesia dengan anggota I-4 dalam menjalin kerja sama riset atau pun pendidikan. Pada forum ini hadir lebih dari 50 orang perwakilan dari perguruan tinggi di Indonesia dan diakhiri dengan kesepakatan bahwa I-4 akan membantu dengan maksimal realisasi kerja sama antara Lembaga Pendidikan dan Penelitian di Jepang dengan perguruan tinggi di Indonesia (Yusli Wardiatno/Denis Sugianto).
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 11187 kali