SEAQIL Ciptakan Agen Perubahan Generasi Muda Indonesia di Bidang Literasi⁣  29 Juni 2021  ← Back



Jakarta, 29 Juni 2021 --- Istilah literasi akhir-akhir ini menjadi istilah yang popular baik obrolan secara langsung maupun obrolan di media sosial. Secara sederhana literasi diinterpretasikan sebagai kemampuan membaca dan menulis. Namun secara konseptual, pengertian literasi yang diadopsi dan disosialisasikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) adalah kemampuan mengakses, mencerna, dan memanfaatkan informasi secara cerdas.⁣

Sehubungan dengan itu, South East Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) melalui unit teknisnya, SEAMEO QITEP in Language (SEAQIL) menggagas Klub Literasi Sekolah (KLS) pada Februari hingga Juni 2021. KLS ini bertujuan untuk memajukan literasi siswa pada masa pandemi Covid-19 dan meningkatkan kecakapan hidup pada abad 21⁣

”Pelaksanaan KLS sangat selaras dengan penetapan kebijakan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka, di mana mahasiswa dapat mengikuti perkulihan di luar kampus serta dapat menjadi agen perubahan sebagai pengajar literasi bahasa di berbagai sekolah mitra,” tegas Plt. Kepala Biro Kerja Sama dan Humas (BKHM), Hendarman saat menutup rangkaian program KLS secara virtual pada Rabu, (23/6).⁣

Senada dengan itu, Direktur SEAQIL, Luh Anik Mayani dalam laporannya menyampaikan kegembiraannya atas hasil program magang KLS angkatan I. Sebanyak 9 persen siswa membaca lebih dari 5 buku, 42 persen siswa membaca 3 sampai 5 buku, dan 49 persen siswa membaca 1 sampai 2 buku. Temuan lain menunjukkan sebanyak 15 persen siswa sangat sering mengunjungi perpustakaan, 23 persen siswa sering mengunjungi perpustakaan, 36 persen siswa cukup sering mengunjungi perpustakaan, dan hanya 12 persen siswa yang tidak pernah mengunjungi perpustakaan.⁣

“Data-data tersebut menunjukkan kegiatan Klub Literasi Sekolah nampaknya membawakan berbagai dampak positif yang cukup signifikan, yaitu dalam menumbuhkan minat siswa dalam membaca buku dan mengunjungi perpustakaan,” ujarnya. ⁣

Rektor Universitas Al Azhar Indonesia, Asep Saifuddin mengapresiasi atas terlaksananya KLS Angkatan I Tahun 2021. Menurutnya, KLS ini sudah sangat relevan dengan kebijakan Merdeka Belajar. “Suatu kebanggaan luar biasa, Universitas Al Azhar dilibatkan dalam KLS. Kami akan tetap melanjutkan komitmen kami ikut serta dalam KLS angkatan selanjutnya, untuk meningkatkan gairah siswa belajar literasi bahasa,” pungkasnya.⁣

Tercatatat hingga akhir pelaksanaan, KLS Angkatan I diikuti oleh 295 mahasiswa dari 17 perguruan tinggi, yakni IAIN Surakarta, IAIN Tulungagung, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta, STAI Masjid Syuhada, Universitas Al Azhar Indonesia, Universitas Bengkulu, Universitas Gunadarma, Universitas Mulawarman, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Negeri Makassar, Universitas Negeri Semarang, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Perjuangan Tasikmalaya, Universitas Prof. Dr. Hamka, dan Universitas Sebelas Maret Surakarta.⁣

KLS Angkatan I dilaksanakan di 69 sekolah dengan dihadiri oleh 205 guru pendamping dan 1.970 siswa di 12 provinsi secara daring, baik secara synchronous maupun asynchronous bagi sekolah dengan kualitas internet rendah. Jadwalnya dilaksanakan pada setiap Selasa dan Rabu selama 60 menit dari 18 Februari hingga 18 Juni 2021 termasuk kegiatan pra-KLS dengan melibatkan  berbagai pihak, yakni unit/lembaga di bawah Kemendikbudristek, sekolah dan perguruan tinggi, media masa, komunitas literasi, dan lembaga relevan lainnya.⁣

Rangkaian acara ditutup dengan penyerahan sertifikat secara simbolis kepada perwakilan mahasiswa, siswa, sekolah, dan universitas oleh Direktur Luh Anik. Selain itu turut ditampilkan pula beberapa hasil karya siswa peserta KLS, yakni; penampilan storytelling berjudul “My Ugly Duckling” oleh Helya Messakh dari SMA N 2 Kupang; pembacaan puisi berjudul “Diri Berumpama” oleh Muhammad Haikal dari SMA 3 Muhammadiyah Yogyakarta; serta pemaparan sekilas terkait buku antologi cerpen berjudul “Bait Kisah” yang dibawakan oleh Puspo Tunjung sebagai perwakilan dari 20 siswa yang terlibat dalam penulisan buku berjumlah 415 halaman tersebut.⁣
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 11547 kali