Kemendikbudristek Gelar Lomba Inovasi Musik Nusantara 2021 01 Juli 2021 ← Back
Jakarta, 1 Juli 2021 --- Sebagai langkah memajukan pengembangan musik Nusantara, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama Yayasan Atma Nusantara Jati (Atsanti Foundation) menggelar Lomba Inovasi Musik Nusantara (Linmtara) 2021. Melalui Linmtara, Kemendikbudristek ingin mengajak pegiat musik untuk berinovasi dan berkreasi terhadap musik tradisi sebagai bentuk pelestarian budaya bangsa di tengah tantangan zaman yang semakin dinamis.
Rangkaian kegiatan Linmtara 2021 yang diinisiasi dan difasilitasi Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Baru (PMMB) Kemendikbudristek diawali dengan acara webinar yang mengangkat tema “Eksistensi Musik Nusantara dalam Perspektif Konservasi dan Inovasinya” pada Kamis (1/7). Sementara itu pendaftaran lomba akan dibuka pada 1 Juli hingga 31 Agustus 2021 di laman limntara.com.
“Kami mengajak seluruh insan musik Tanah Air, terutama pegiat musik tradisi untuk berkreasi dalam menciptakan lagu baru yang akan memperkaya variasi bentuk musik Nusantara. Kami ingin menjelajahi berbagai kemungkinan interaksi musik Nusantara di tengah era digital dengan tetap memperhatikan basis identitas budaya bangsa yang beragam,” tutur Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid.
Sedangkan Ketua Panitia LINMTARA, Setyawan Jayantoro, berkeyakinan bahwa Linmtara akan menjadi kompetisi yang unik, menarik, efektif dan edukatif bagi generasi muda Indonesia untuk mengoptimalisasikan pelestarian musik tradisi di era kekinian.
Sementara itu, Direktur PMMB Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra mengatakan, ada lima tema yang dapat dikreasikan oleh peserta, yaitu (1) Keagungan Peradaban dan Kebudayaan Nusantara; (2) Cinta Tanah Air; (3) Keberagaman; (4) Gotong Royong; dan (5) Keindahan Alam Indonesia.
“Berbagai tema ini berangkat dari representasi nilai-nilai relief Borobudur yang harapannya dapat diterjemahkan melalui musik Nusantara. Sebab Candi Borobudur merupakan monumen masa lalu yang menjadi bukti tentang kehebatan ilmu pengetahuan dan teknologi arsitektur yang dimiliki bangsa Indonesia,” jelas Mahendra.
Peserta diwajibkan menciptakan lagu baru dengan menggunakan 100% musik tradisi Nusantara atau kolaborasi musik tradisi dengan instrumen non-tradisi maksimal 25%. Karya yang dikirimkan nantinya akan diseleksi oleh juri yaitu sejumlah pakar musik seperti Dwiki Dharmawan, Balawan, Peni Candra Rini, Anon Suneko, Uyau Moris, dan Ridho Hafiedz. (Nur Widiyanto)
Sumber :
Rangkaian kegiatan Linmtara 2021 yang diinisiasi dan difasilitasi Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Baru (PMMB) Kemendikbudristek diawali dengan acara webinar yang mengangkat tema “Eksistensi Musik Nusantara dalam Perspektif Konservasi dan Inovasinya” pada Kamis (1/7). Sementara itu pendaftaran lomba akan dibuka pada 1 Juli hingga 31 Agustus 2021 di laman limntara.com.
“Kami mengajak seluruh insan musik Tanah Air, terutama pegiat musik tradisi untuk berkreasi dalam menciptakan lagu baru yang akan memperkaya variasi bentuk musik Nusantara. Kami ingin menjelajahi berbagai kemungkinan interaksi musik Nusantara di tengah era digital dengan tetap memperhatikan basis identitas budaya bangsa yang beragam,” tutur Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid.
Sedangkan Ketua Panitia LINMTARA, Setyawan Jayantoro, berkeyakinan bahwa Linmtara akan menjadi kompetisi yang unik, menarik, efektif dan edukatif bagi generasi muda Indonesia untuk mengoptimalisasikan pelestarian musik tradisi di era kekinian.
Sementara itu, Direktur PMMB Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra mengatakan, ada lima tema yang dapat dikreasikan oleh peserta, yaitu (1) Keagungan Peradaban dan Kebudayaan Nusantara; (2) Cinta Tanah Air; (3) Keberagaman; (4) Gotong Royong; dan (5) Keindahan Alam Indonesia.
“Berbagai tema ini berangkat dari representasi nilai-nilai relief Borobudur yang harapannya dapat diterjemahkan melalui musik Nusantara. Sebab Candi Borobudur merupakan monumen masa lalu yang menjadi bukti tentang kehebatan ilmu pengetahuan dan teknologi arsitektur yang dimiliki bangsa Indonesia,” jelas Mahendra.
Peserta diwajibkan menciptakan lagu baru dengan menggunakan 100% musik tradisi Nusantara atau kolaborasi musik tradisi dengan instrumen non-tradisi maksimal 25%. Karya yang dikirimkan nantinya akan diseleksi oleh juri yaitu sejumlah pakar musik seperti Dwiki Dharmawan, Balawan, Peni Candra Rini, Anon Suneko, Uyau Moris, dan Ridho Hafiedz. (Nur Widiyanto)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 506 kali
Editor :
Dilihat 506 kali