Perkuat Kerja Sama Saintifik Indonesia-Jerman, KBRI Berlin Gelar Sarasehan Teknologi dan Lingkungan  07 Juli 2021  ← Back

Berlin, 6 Juli 2021 --- Pemerintah Indonesia melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Berlin, Jerman, terus memperkuat kerja sama saintifik antara Jerman dan Indonesia. Kerja sama saintifik yang selama ini telah terjalin antara kedua negara tersebut terdiri dari riset di bidang geologi, kelautan, energi, ilmu sosial, dan humaniora. Untuk memperkuat kerja sama tersebut, KBRI Berlin melalui Rumah Budaya Indonesia menyelenggarakan sarasehan teknologi dan lingkungan.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Berlin, Ardi Marwan, mengatakan kerja sama saintifik antara Jerman dan Indonesia sudah terjalin sejak 1979 silam. Kerja sama tersebut semakin erat pada Desember 2004, yaitu saat Indonesia mengalami bencana alam tsunami. ’’Salah satu hasil dari kerja sama itu adalah dibangunnya sistem peringatan dini bahaya tsunami di Lautan Hindia yang dikembangkan setelah bencana tersebut menerjang Indonesia dan mengakibatkan tewasnya ribuan orang,’’ ungkap Ardi Marwan saat membuka Sarasehan ke-121 bertajuk “German-Indonesia Geo Campus in Indonesia for Competence in Education and Research for Organization (GetIn-Cicero)”.

Ia menambahkan, salah satu kerja sama saintifik monumental antara Indonesia dengan Jerman adalah GetIn-Cicero. Untuk itu, Ardi berharap, melalui Sarasehan ini, para peserta mendapatkan gambaran utuh mengenai GetIn-Cicero.

Sementara itu, Prof. Dr. Thomas R. Rüde, seorang ahli hidrogeologi dari Rheinisch-Westfälische Technische Hochschule (RWTH) Aachen University yang juga merupakan salah satu co-coordinator dari proyek kerja sama tersebut mengatakan, kerja sama antara RWTH Aachen dengan Indonesia sudah berlangsung sangat lama, bahkan mantan Presiden RI, yaitu almarhum B.J. Habibie adalah alumnus dari RWTH Aachen.

Pria yang merupakan profesor penuh di bidang hidrogeologi sejak 2005 itu menerangkan GetIn-Cicero adalah proyek yang dalam pelaksanaannya bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Proyek tersebut meliputi empat klaster penelitian, yaitu environment and water, geohazard and coastal risks, sustainable georesources, dan energy and raw material efficency.

’’Kami sudah melakukan berbagai penelitian dalam bidang yang berada dalam klaster-klaster tersebut, antara lain penelitian penurunan permukaan kota-kota di kawasan pantai, sumber mata air baru, dan pengaturan limbah elektronik. Dalam penelitian tersebut diketahui ternyata Semarang adalah kota dengan tingkat penurunan permukaan tanah paling besar di Asia Tenggara,” ujar Rüde.
 
Lebih lanjut, Rüde menjelaskan, proyek kerja sama tersebut telah berjalan sejak 2017 hingga 2022 mendatang. GetIn-Cicero juga memiliki laboratorium sendiri yang berlokasi di kampus UGM. Selain itu, melalui kolaborasi tersebut juga telah dihasilkan lima sesi lokakarya yang dilaksanakan sejak 2018.

Lokakarya pertama adalah GetIn-Cicero 1st International Workshop Modern Analytical Approaches in Environmental Sciences yang berlangsung pada 10–12 April 2018 di kampus UGM. Kemudian, yang terakhir adalah Get-In Cicero Online Workshop on Metal Recycling pada 7–9 Oktober 2020. Namun, merebaknya pandemi Covid-19 membuat sejumlah kegiatan dalam proyek GetIn-Cicero terhambat.

“Tetapi, kami optimistis, situasi ini segera berlalu dan saya bisa ke Indonesia lagi untuk melanjutkan kegiatan karena pada musim gugur tahun ini sekitar September dijadwalkan akan ada Workshop on Circular Economy,” tutur Rüde.

Ia pun berharap, situasi di Indonesia semakin membaik sehingga kegiatan itu bisa dilaksanakan. Pada tahun depan atau bertepatan dengan tahun terakhir durasi proyek itu akan ada tiga acara, yaitu Temu Alumni di Yogyakarta pada tanggal 13 Maret 2022, Get-In Cicero German-Indonesia Talk on Research for Society pada tanggal 14–17 Maret 2022, dan ditutup dengan Young Scientist Panel pada tanggal 18 Maret 2022.

Pada akhir acara, Atdikbud KBRI Berlin, Ardi Marwan menyampaikan ucapan terima kasih kepada narasumber serta para peserta sarasehan yang telah meluangkan waktu untuk mengikuti acara tersebut. Ia juga berharap bahwa sarasehan ini dapat memberikan manfaat dan memperkuat kerja sama antara Indonesia dan Jerman.





Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Laman: kemdikbud.go.id    
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 324/sipres/A6/VII/2021

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 934 kali