Kemendikbudristek Gelar Kelas Fotografi Ekosistem Alam & Budaya Ragam Pangan 13 Agustus 2021 ← Back
Jakarta, Kemendikbud --- Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar rangkaian program konferensi dan lokakarya kegiatan Pra Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2021. Salah satu kegiatan di dalamnya adalah lokakarya yang bertajuk “Kelas Generasi Cerlang – Kulineran: Fotografi Ekosistem Alam & Budaya Ragam Pangan”. Acara tersebut menghadirkan pembicara yang terdiri dari praktisi dan pengajar fotografi, ketua jurusan fotografi Institut Kesenian Jakarta (IKJ), fotografer profesional, serta pengajar fotografi dan videografi.
Sebagai pembicara pertama, hadir melalui daring, Ketua Jurusan Fotografi IKJ, Fendy Siregar, yang mengatakan, Indonesia membutuhkan perekaman terhadap keanekaragaman hayati. Hal tersebut dapat dinilai dari begitu banyak kekayaan alam Indonesia yang perlu didokumentasikan. Dalam paparannya, Fendi juga menjabarkan keindahan alam Indonesia yang memiliki 17.000 pulau serta ekosistem Indonesia lainnya yang begitu memukau.
“Ekosistem kalau kita berbicara kelihatannya sesuatu yang berat dan luar biasa, karena ekosistem itu sebenarnya suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik yang tak terpisahkan oleh makhluk disekitar kita dan lingkungannya,” buka praktisi yang juga pengajar fotografi itu, pekan lalu.
Kegiatan lokakarya ini menjadi yang terakhir dari dua belas lokakarya narasi digital budaya pangan. Kegiatan pra-PKN sendiri memiliki tiga tema utama, yakni sandang, pangan, dan papan. PKN dengan tema “Cerlang Nusantara Pandu Masa Depan” terbagi dalam empat sub kegiatan, antara lain pergelaran, pameran, konferensi dan lokakarya serta kompetisi. PKN merupakan suatu platform aksi bersama yang diharapkan menjadi ruang interaksi seluruh kebudayaan untuk menjawab tantangan dinamika kemajuan zaman dengan pemajuan kebudayaan. PKN juga hadir sebagai ruang interaksi bersama untuk saling mengenal, berkarya dan berkreasi.
Pembicara kedua, fotografer profesional, pengajar fotografi dan videografi, Priadi, memaparkan tentang penyusunan video. Ia menyebut, dalam videografi ada tambahan unsur lain yaitu movement. Priadi menyarankan penyusunan karya video dalam bentuk yang runut agar menjadi sebuah tayangan yang bisa ditonton. Dengan catatan, di dalam sebuah video harus ada pembicara yang berkualitas dan kreatifitas agar penonton tidak bosan. Selain itu, juga agar ada informasi yang tetap diterima khalayak.
“Dalam perekaman visual kita harus punya teknik untuk merekam. Karena ada hubungannya dengan informasi yang akan dilihat orang lain. Kalau kita menangkapnya tanpa sedikit pengetahuan tentang fotografi maka dikhawatirkan ada beberapa hal informasi yang tidak tepat,” ujar Priadi.
Priadi berpesan, dalam memotret, perlu disusun rencana pemotretan seperti menyusun studi pustaka, atau googling dari foto–foto yang sudah ada. “Sehingga nantinya dapat menjadi referensi dan melihat serta membandingkan kurangnya apa dan di mana,” terangnya.*** *(Meika, Rizka, Tamara/ Denty A.)*
Sumber :
Sebagai pembicara pertama, hadir melalui daring, Ketua Jurusan Fotografi IKJ, Fendy Siregar, yang mengatakan, Indonesia membutuhkan perekaman terhadap keanekaragaman hayati. Hal tersebut dapat dinilai dari begitu banyak kekayaan alam Indonesia yang perlu didokumentasikan. Dalam paparannya, Fendi juga menjabarkan keindahan alam Indonesia yang memiliki 17.000 pulau serta ekosistem Indonesia lainnya yang begitu memukau.
“Ekosistem kalau kita berbicara kelihatannya sesuatu yang berat dan luar biasa, karena ekosistem itu sebenarnya suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik yang tak terpisahkan oleh makhluk disekitar kita dan lingkungannya,” buka praktisi yang juga pengajar fotografi itu, pekan lalu.
Kegiatan lokakarya ini menjadi yang terakhir dari dua belas lokakarya narasi digital budaya pangan. Kegiatan pra-PKN sendiri memiliki tiga tema utama, yakni sandang, pangan, dan papan. PKN dengan tema “Cerlang Nusantara Pandu Masa Depan” terbagi dalam empat sub kegiatan, antara lain pergelaran, pameran, konferensi dan lokakarya serta kompetisi. PKN merupakan suatu platform aksi bersama yang diharapkan menjadi ruang interaksi seluruh kebudayaan untuk menjawab tantangan dinamika kemajuan zaman dengan pemajuan kebudayaan. PKN juga hadir sebagai ruang interaksi bersama untuk saling mengenal, berkarya dan berkreasi.
Pembicara kedua, fotografer profesional, pengajar fotografi dan videografi, Priadi, memaparkan tentang penyusunan video. Ia menyebut, dalam videografi ada tambahan unsur lain yaitu movement. Priadi menyarankan penyusunan karya video dalam bentuk yang runut agar menjadi sebuah tayangan yang bisa ditonton. Dengan catatan, di dalam sebuah video harus ada pembicara yang berkualitas dan kreatifitas agar penonton tidak bosan. Selain itu, juga agar ada informasi yang tetap diterima khalayak.
“Dalam perekaman visual kita harus punya teknik untuk merekam. Karena ada hubungannya dengan informasi yang akan dilihat orang lain. Kalau kita menangkapnya tanpa sedikit pengetahuan tentang fotografi maka dikhawatirkan ada beberapa hal informasi yang tidak tepat,” ujar Priadi.
Priadi berpesan, dalam memotret, perlu disusun rencana pemotretan seperti menyusun studi pustaka, atau googling dari foto–foto yang sudah ada. “Sehingga nantinya dapat menjadi referensi dan melihat serta membandingkan kurangnya apa dan di mana,” terangnya.*** *(Meika, Rizka, Tamara/ Denty A.)*
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 5344 kali
Editor :
Dilihat 5344 kali