Antusiasme Publik di Amerika Menari Jaipongan 24 September 2021 ← Back
Washington D. C, 24 September 2021 --- Jaipongan Dance Virtual Showcase musim semi 2021 digelar dengan meriah oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Washington, D.C., melalui Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) pada Selasa malam (21/9) waktu setempat. Kegiatan virtual ini diselenggarakan sebagai ajang pertunjukkan bagi mereka yang telah berhasil mengikuti kelas menari Jaipongan yang diselenggarakan oleh KBRI Washington, D.C.
Sejumlah kalangan baik warga Amerika maupun Diaspora Indonesia mengikuti pertunjukkan menari Jaipong virtual ini. Penampilan menari Jaipongan secara virtual ini menarik perhatian para pemerhati dari berbagai profesi. Acara tersebut dibuka oleh Atdikbud Washington, DC., Popy Rufaidah. Popy mengucapkan rasa terima kasihnya kepada KBRI Washington DC., Rektor ISBI Bandung dan berbagai pihak yang telah mendukung terselenggaranya acara.
“Kami sangat bangga dengan antusiasme peserta yang berasal dari berbagai wilayah di Amerika seperti dari California, Florida, District of Columbia, Maryland, Virginia dan wilayah lain di Amerika yang sangat bersemangat untuk mempelajari kesenian dari Jawa Barat ini,” sambut Popy.
Ada sekitar empat warga Amerika yang menarikan tarian khas Jawa Barat ini dengan sangat luwes. Mereka adalah Amanda Roseloveland yang bekerja sebagai mitra bisnis dunia hiburan dan seni; Casey Lee, seorang penyedia layanan kesehatan di rumah; dan Margot Rose Lederer, seorang dosen di Universitas California Barkeley, yang ketiganya berasal dari California.
Amanda Roseloveland, salah satu peserta mengungkapkan kesan yang dirasakan tentang budaya Indonesia, khususnya Tari Jaipong. “Saya percaya, siapapun yang berasal dari Amerika Serikat dapat melihat keterikatan antara warisan budaya ketika kita hidup di era modern. Hal itu memberikan banyak inspirasi untuk koneksi personal seseorang dalam menemukan keturunan nenek moyang genetik mereka. Bagi saya, ini merupakan pengalaman yang paling berdampak tentang Indonesia,” tuturnya.
Selain itu, kegiatan ini juga diikuti oleh Diaspora Indonesia. Mereka adalah Setyowati Clark, seorang staf di Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Natindyas Rachmat yang merupakan seorang aktivis budaya, serta Luh Andarawati dan Ratna Iswahyuni Cary yang merupakan pegiat kebudayaan. Mereka tinggal di beberapa wilayah Amerika Serikat seperti Virgia, California dan Maryland.
Mereka menarikan sebuah tarian berjudul Tari Senggot. Dengan kostum khas penari Jaipong dengan warna dan desain yang sangat menarik perhatian, mereka berlenggak lenggok dengan lincahnya. Tari Senggot sendiri menggambarkan kelincahan dan keperkasaan wanita. Gerakan dalam tarian ini merupakan pengembangan dari gerak tradisi Banyumasan dan Pasundan.
Selama satu semester tari Jaipong dipelajari secara virtual yang diajarkan oleh instruktur dari ISBI Bandung, yaitu Derry Al Badri, Nur Fitriyani Padjriah, dan Tyoba Arrmey. Acara ini turut pula dihadiri oleh Rektor Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI), Bandung, Een Herdiani. Ia mengungkapkan rasa haru dan bangganya atas terlaksananya pertunjukkan ini.
“Saya sangat bangga dengan KBRI Washington, DC. yang selalu mengangkat budaya Indonesia khususnya budaya Sunda, Tari Jaipong. Semoga program ini terus berlanjut hingga tahun-tahun berikutnya,” harapnya.
Tampil sebagai pemandu acara, Dan Nicky, musisi Amerika yang kerap kali tampil di televisi dan radio Indonesia. yang dihadiri penonton baik dari Indonesia maupun Amerika. Dan Nicky yang biasa dipanggil Mr. Dan ini telah tinggal dan menetap selama 8 tahun di Indonesia, tepatnya di Kota Bandung. Ia adalah seorang musisi yang mengkhususkan diri menggeluti permainan kecapi dan suling. Menariknya, Mr. Dan membawakan acara ini dengan tiga bahasa sekaligus, yaitu: Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Sunda.
Kemeriahan acara berlanjut dengan menghadirkan dua penari yang juga belajar Tari Jaipong di Amerika yaitu Stepahie Paendong dan Gabriella Paendong. Mereka membawakan Tarian Bajidor Kahot, sebuah tarian yang menceritakan keceriaan para remaja putri yang cantik jelita. Permainan kipas besar dan selendang, menjadi salah satu keunikan tersendiri dari tarian ini. Keduanya merupakan warga Indonesia yang tinggal dan menetap di Herndon, Virginia dan Boston, Massachusetts.
Menurut Gabriella dan Stephanie, mereka tertarik mempelajari Tari Jaipong karena ingin menambah pengetahuan mereka tentang berbagai tarian dan budaya Indonesia dan ingin memperkenalkan budaya Indonesia pada teman-teman, keluarga dan orang-orang di Amerika.
Acara berakhir dengan beberapa pengumuman dan informasi terkait berbagai program kelas virtual musin gugur 2021 yang sudah mulai dibuka. Seluruh rangkaian acara dapat diakses dengan melihat tayangan pada facebook page: https://bit.ly/fb-show-jaipongan.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 538 /sipres/A6/IX/2021
Sejumlah kalangan baik warga Amerika maupun Diaspora Indonesia mengikuti pertunjukkan menari Jaipong virtual ini. Penampilan menari Jaipongan secara virtual ini menarik perhatian para pemerhati dari berbagai profesi. Acara tersebut dibuka oleh Atdikbud Washington, DC., Popy Rufaidah. Popy mengucapkan rasa terima kasihnya kepada KBRI Washington DC., Rektor ISBI Bandung dan berbagai pihak yang telah mendukung terselenggaranya acara.
“Kami sangat bangga dengan antusiasme peserta yang berasal dari berbagai wilayah di Amerika seperti dari California, Florida, District of Columbia, Maryland, Virginia dan wilayah lain di Amerika yang sangat bersemangat untuk mempelajari kesenian dari Jawa Barat ini,” sambut Popy.
Ada sekitar empat warga Amerika yang menarikan tarian khas Jawa Barat ini dengan sangat luwes. Mereka adalah Amanda Roseloveland yang bekerja sebagai mitra bisnis dunia hiburan dan seni; Casey Lee, seorang penyedia layanan kesehatan di rumah; dan Margot Rose Lederer, seorang dosen di Universitas California Barkeley, yang ketiganya berasal dari California.
Amanda Roseloveland, salah satu peserta mengungkapkan kesan yang dirasakan tentang budaya Indonesia, khususnya Tari Jaipong. “Saya percaya, siapapun yang berasal dari Amerika Serikat dapat melihat keterikatan antara warisan budaya ketika kita hidup di era modern. Hal itu memberikan banyak inspirasi untuk koneksi personal seseorang dalam menemukan keturunan nenek moyang genetik mereka. Bagi saya, ini merupakan pengalaman yang paling berdampak tentang Indonesia,” tuturnya.
Selain itu, kegiatan ini juga diikuti oleh Diaspora Indonesia. Mereka adalah Setyowati Clark, seorang staf di Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Natindyas Rachmat yang merupakan seorang aktivis budaya, serta Luh Andarawati dan Ratna Iswahyuni Cary yang merupakan pegiat kebudayaan. Mereka tinggal di beberapa wilayah Amerika Serikat seperti Virgia, California dan Maryland.
Mereka menarikan sebuah tarian berjudul Tari Senggot. Dengan kostum khas penari Jaipong dengan warna dan desain yang sangat menarik perhatian, mereka berlenggak lenggok dengan lincahnya. Tari Senggot sendiri menggambarkan kelincahan dan keperkasaan wanita. Gerakan dalam tarian ini merupakan pengembangan dari gerak tradisi Banyumasan dan Pasundan.
Selama satu semester tari Jaipong dipelajari secara virtual yang diajarkan oleh instruktur dari ISBI Bandung, yaitu Derry Al Badri, Nur Fitriyani Padjriah, dan Tyoba Arrmey. Acara ini turut pula dihadiri oleh Rektor Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI), Bandung, Een Herdiani. Ia mengungkapkan rasa haru dan bangganya atas terlaksananya pertunjukkan ini.
“Saya sangat bangga dengan KBRI Washington, DC. yang selalu mengangkat budaya Indonesia khususnya budaya Sunda, Tari Jaipong. Semoga program ini terus berlanjut hingga tahun-tahun berikutnya,” harapnya.
Tampil sebagai pemandu acara, Dan Nicky, musisi Amerika yang kerap kali tampil di televisi dan radio Indonesia. yang dihadiri penonton baik dari Indonesia maupun Amerika. Dan Nicky yang biasa dipanggil Mr. Dan ini telah tinggal dan menetap selama 8 tahun di Indonesia, tepatnya di Kota Bandung. Ia adalah seorang musisi yang mengkhususkan diri menggeluti permainan kecapi dan suling. Menariknya, Mr. Dan membawakan acara ini dengan tiga bahasa sekaligus, yaitu: Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Sunda.
Kemeriahan acara berlanjut dengan menghadirkan dua penari yang juga belajar Tari Jaipong di Amerika yaitu Stepahie Paendong dan Gabriella Paendong. Mereka membawakan Tarian Bajidor Kahot, sebuah tarian yang menceritakan keceriaan para remaja putri yang cantik jelita. Permainan kipas besar dan selendang, menjadi salah satu keunikan tersendiri dari tarian ini. Keduanya merupakan warga Indonesia yang tinggal dan menetap di Herndon, Virginia dan Boston, Massachusetts.
Menurut Gabriella dan Stephanie, mereka tertarik mempelajari Tari Jaipong karena ingin menambah pengetahuan mereka tentang berbagai tarian dan budaya Indonesia dan ingin memperkenalkan budaya Indonesia pada teman-teman, keluarga dan orang-orang di Amerika.
Acara berakhir dengan beberapa pengumuman dan informasi terkait berbagai program kelas virtual musin gugur 2021 yang sudah mulai dibuka. Seluruh rangkaian acara dapat diakses dengan melihat tayangan pada facebook page: https://bit.ly/fb-show-jaipongan.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 538 /sipres/A6/IX/2021
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1411 kali
Editor :
Dilihat 1411 kali