Capaian Keberhasilan BIPA Tingkatkan Fungsi Bahasa Indonesia di Kancah Dunia 26 September 2021 ← Back
Jakarta, Kemendikbudristek --- Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) sebagai salah satu Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP) di Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), memiliki peran penting dan strategis dalam memperkenalkan Indonesia kepada masyarakat Internasional. Dari tahun ke tahun, capaian Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam meningkatkan fungsi bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional terbilang berhasil.
Iyus Yusuf selaku perwakilan dari KKLP BIPA mengemukakan, sepanjang tahun 2021 hingga bulan September, sebanyak 8.950 orang pembelajar BIPA di 30 negara telah terfasilitasi melalui 177 penugasan tenaga pengajar BIPA di 80 lembaga. “Melalui capaian tersebut, dapat terlihat bahwa program BIPA sudah terintergrasi baik di dalam ataupun di luar negeri. Bahkan BIPA mengalami perkembangan yang cukup besar, dengan lahirnya pemetaan baru, dan juga permintaan pengajar untuk di beberapa negara,” jelasnya dalam sesi diskusi Riung Media, secara luring, Kamis (23/9).
Lebih lanjut, Iyus Yusuf mengatakan bahwa tugas BIPA ialah penyusunan bahan, mulai dari bahan buku ajar, bahan buku pengayaan atau bahan pendukung, menyusun bahan bahan yang sifatnya khusus seperti diplomat, tata bahasa, militer, dan bahan tes evaluasi.
Kemudian, untuk mencapai diplomasi kebahasaan, BIPA tidak hanya diselenggarakan di dalam negeri tetapi juga di luar negeri. BIPA untuk luar negeri dilaksanakan melalui tiga skema, yaitu: pengiriman pengajar dari Indonesia, penugasan tenaga pengajar lokal, dan pembelajaran jarak jauh secara daring.
“Skema pertama itu merupakan seleksi calon pengajar BIPA, jadi setelah diseleksi dan ditemukan pengajar yang memiliki kompetensi barulah dinyatakan lulus dan setelah itu diberi pembekalan agar calon pengajar memiliki visi dan misi yang sama, setelah itu baru ditugasi,” terangnya.
Skema kedua, adalah penugasan Warga Negara Indonesia (WNI) yang berdomisili di luar negeri terutama di negara sasaran. “Kita tugasi untuk menjadi pengajar BIPA dalam mengajar bahasa Indonesia, karena itu bisa menghemat anggaran,” ucapnya.
“Skema ketiga, karena kondisi seperti ini kita menyadari bahwa BIPA tetap bisa dilaksanakan, jadi dari tahun 2020 justru semakin banyak peminat yang mau melakukan pengajaran dan pembelajar,” tambah Suardi Eka yang juga tergabung dalam KKLP BIPA.
Sebagai Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2014 tentang Pengembangan, Pembinaan, dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, serta Peningkatan Fungsi Bahasa Indonesia menjadi Bahasa Internasional, Badan Bahasa membentuk 10 Kelompok KKLP yang terdiri dari Badan Bahasa dan Hukum, Literasi, BIPA, Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI), Penerjemahan, Perkamusan dan Peristilahan, Pembinaan Bahasa dan Sastra, Perlindungan Bahasa dan Sastra, Pengembangan Sastra, dan Jalinan Media.
BIPA sendiri bertujuan untuk menyebarluaskan Bahasa Indonesia, menyampaikan berbagai informasi tentang Indonesia, termasuk memperkenalkan masyarakat dan budaya Indonesia. BIPA juga dapat berperan sebagai penunjang keberhasilan diplomasi kebahasaan Indonesia di dunia Internasional.
Dengan capaian yang sudah diperoleh Kemendikbudristek kata Iyus, akan terus melakukan pengembangan terhadap pembinaan, perlindungan bahasa dan sastra melalui berbagai program, salah satunya BIPA. “Dengan memperkenalkan Indonesia ke masyarakat Internasional, itu akan menunjukkan jati diri dan meningkatkan daya saing bangsa,” pungkasnya.* (Tamara/Rizka/Denty A.)
Sumber :
Iyus Yusuf selaku perwakilan dari KKLP BIPA mengemukakan, sepanjang tahun 2021 hingga bulan September, sebanyak 8.950 orang pembelajar BIPA di 30 negara telah terfasilitasi melalui 177 penugasan tenaga pengajar BIPA di 80 lembaga. “Melalui capaian tersebut, dapat terlihat bahwa program BIPA sudah terintergrasi baik di dalam ataupun di luar negeri. Bahkan BIPA mengalami perkembangan yang cukup besar, dengan lahirnya pemetaan baru, dan juga permintaan pengajar untuk di beberapa negara,” jelasnya dalam sesi diskusi Riung Media, secara luring, Kamis (23/9).
Lebih lanjut, Iyus Yusuf mengatakan bahwa tugas BIPA ialah penyusunan bahan, mulai dari bahan buku ajar, bahan buku pengayaan atau bahan pendukung, menyusun bahan bahan yang sifatnya khusus seperti diplomat, tata bahasa, militer, dan bahan tes evaluasi.
Kemudian, untuk mencapai diplomasi kebahasaan, BIPA tidak hanya diselenggarakan di dalam negeri tetapi juga di luar negeri. BIPA untuk luar negeri dilaksanakan melalui tiga skema, yaitu: pengiriman pengajar dari Indonesia, penugasan tenaga pengajar lokal, dan pembelajaran jarak jauh secara daring.
“Skema pertama itu merupakan seleksi calon pengajar BIPA, jadi setelah diseleksi dan ditemukan pengajar yang memiliki kompetensi barulah dinyatakan lulus dan setelah itu diberi pembekalan agar calon pengajar memiliki visi dan misi yang sama, setelah itu baru ditugasi,” terangnya.
Skema kedua, adalah penugasan Warga Negara Indonesia (WNI) yang berdomisili di luar negeri terutama di negara sasaran. “Kita tugasi untuk menjadi pengajar BIPA dalam mengajar bahasa Indonesia, karena itu bisa menghemat anggaran,” ucapnya.
“Skema ketiga, karena kondisi seperti ini kita menyadari bahwa BIPA tetap bisa dilaksanakan, jadi dari tahun 2020 justru semakin banyak peminat yang mau melakukan pengajaran dan pembelajar,” tambah Suardi Eka yang juga tergabung dalam KKLP BIPA.
Sebagai Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2014 tentang Pengembangan, Pembinaan, dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, serta Peningkatan Fungsi Bahasa Indonesia menjadi Bahasa Internasional, Badan Bahasa membentuk 10 Kelompok KKLP yang terdiri dari Badan Bahasa dan Hukum, Literasi, BIPA, Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI), Penerjemahan, Perkamusan dan Peristilahan, Pembinaan Bahasa dan Sastra, Perlindungan Bahasa dan Sastra, Pengembangan Sastra, dan Jalinan Media.
BIPA sendiri bertujuan untuk menyebarluaskan Bahasa Indonesia, menyampaikan berbagai informasi tentang Indonesia, termasuk memperkenalkan masyarakat dan budaya Indonesia. BIPA juga dapat berperan sebagai penunjang keberhasilan diplomasi kebahasaan Indonesia di dunia Internasional.
Dengan capaian yang sudah diperoleh Kemendikbudristek kata Iyus, akan terus melakukan pengembangan terhadap pembinaan, perlindungan bahasa dan sastra melalui berbagai program, salah satunya BIPA. “Dengan memperkenalkan Indonesia ke masyarakat Internasional, itu akan menunjukkan jati diri dan meningkatkan daya saing bangsa,” pungkasnya.* (Tamara/Rizka/Denty A.)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 10373 kali
Editor :
Dilihat 10373 kali