Dorong Kampus Merdeka, Presiden dan Mendikbudristek Hadiri Pertemuan Rektor PTN 15 September 2021 ← Back
Surakarta , 13 September 2021 --- Pendidikan tinggi harus memfasilitasi mahasiswanya untuk mengembangkan talentanya dan mengubah pola-pola lama agar dapat mengatasi perubahan dunia yang terjadi.
Pernyataan tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo dalam Pertemuan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) yang dilaksanakan di Auditorium Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Kota Surakarta pada Senin, 13 September 2021.
Presiden RI mengingatkan bahwa saat ini kita berada pada transisi perubahan besar dunia yang harus diantisipasi. Karenanya, Presiden RI berpesan agar para rektor PTM memberikan mahasiswa kemerdekaan untuk belajar.
“Belajar kepada siapa saja, belajar kepada praktisi, belajar kepada industri karena sebagian besar nanti akan menjadi praktisi. Itulah esensi Merdeka Belajar, dimana mahasiswa merdeka untuk belajar. Dan kampus juga memperoleh kemerdekaan untuk berinovasi,” ujar Presiden.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim yang turut menjadi pembicara dalam pertemuan ini mengatakan bahwa sesuai arahan Presiden, para rektor harus terus memberikan dukungan untuk bersama-sama mendorong transformasi pendidikan perguruan tinggi. “Merdeka Belajar Kampus Merdeka bukan perubahan yang kecil, ini perubahan yang besar. Dengan harapan bisa mengejar ketertinggalan dan bahkan lompat melampaui negara-negara maju,” ujarnya.
Menteri Nadiem menjelaskan mengenai program MBKM yang arahnya dapat diketahui dengan melihat delapan Indikator Kinerja Utama (IKU), yaitu: 1. Lulusan mendapat pekerjaan yang layak, 2. Mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus, 3. Dosen berkegiatan di luar kampus, 4. Praktisi mengajar di dalam kampus, 5. Hasil kerja dosen digunakan oleh masyarakat, 6. Program studi bekerja sama dengan mitra kelas dunia, 7. Kelas yang kolaboratif dan partisipatif, 8. Program studi berstandar internasional.
"Dalam program Kampus Merdeka terdapat berbagai bantuan bagi perguruan tinggi untuk mencapai delapan IKU perguruan tinggi. Diketahui bahwa biaya dan sistem regulasi menjadi faktor penghambat jalannya Kampus Merdeka. Oleh karena itu Kemendikbudristek secara proaktif memberikan solusi," ujar Mendikbudristek.
Pada pertemuan ini, Mendikbudristek juga mengapresiasi para rektor perguruan tinggi yang telah bekerja keras mengimplementasikan MBKM dengan berbagai tantangan di masa pandemi COVID-19 saat ini.
“Terima kasih kepada Bapak Ibu Rektor yang telah bekerja keras mengimplementasikan MBKM, tentu saja kemerdekaan bagi mahasiswa, itu berarti kerumitan bagi perguruan tinggi. Namun, kita perlu untuk terus mengupayakan perbaikan-perbaikan ada sistem pendidikan tinggi dan kualitas lulusannya,” kata Mendikbudristek.
Para Rektor Dukung MBKM
Rektor Universitas Negeri Semarang Fathur Rokhman mengatakan pihaknya sangat mendukung program MBKM. Implementasi MBKM di kampusnya masih menghadapi sejumlah tantangan, namun pihaknya terus mengupayakan solusinya.
“Untuk memperkuat implementasi MBKM kami memperkuat peran Ketua Program Studi. Kami juga medorong kemerdekaan bagi para dosen dalam penelitian dan pengabdian masyarakat,” kata Fathur Rokhman.
Rektor Universitas Masamus Merauke, Beatus Tambaip, menyatakan dukungannya terhadap program MBKM. Sejumlah hambatan yang dihadapi Universitas Masamus yaitu jauhnya lokasi perusahaan dan industri sebagai tempat magang di Indonesia timur. Jauhnya lokasi industri tersebut berdampak pada tingginya biaya untuk melaksanakan program magang di industri.
Menjawab persoalan pembiayaan, Mendikbudristek mengatakan pihaknya mengerahkan berbagai skema seperti beasiswa LPDP, pemberian insentif bagi perguruan tinggi yang berhasil mencapai 8 IKU, competitive fund, matching fund, dan berbagai pendanaan lainnya. Sedangkan dari segi regulasi, Kemendikbudristek telah mengeluarkan Keputusan Menteri sebagai acuan kebijakan pengakuan 20 SKS, kemudian juga ada dosen fasilitator Kampus Merdeka sebagai konsultan kurikulum Kampus Merdeka di tingkat program studi.
Mengajak para Rektor PTN untuk mulai dari keterbukaan dan inovasi, mengutamakan minat dan bakat siswa, dan meningkatkan secara dramatis relevansi daripada pengalaman S-1 dan S-2 mereka, Menteri Nadiem menutup pertemuan dengan apresiasi.
“Terima kasih dukungan luar bisa dari Bapak dan Ibu Rektor. Terima kasih sudah mau repot demi anak-anak kita. Terima kasih sudah memberikan pembelajaran bagi saya dan tim saya,” tutup Nadiem. Turut mendampingi Mendikbudristek, Walikota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka dan Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Nizam.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar
#KampusMerdeka
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 494/sipres/A6/IX/2021
Pernyataan tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo dalam Pertemuan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) yang dilaksanakan di Auditorium Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Kota Surakarta pada Senin, 13 September 2021.
Presiden RI mengingatkan bahwa saat ini kita berada pada transisi perubahan besar dunia yang harus diantisipasi. Karenanya, Presiden RI berpesan agar para rektor PTM memberikan mahasiswa kemerdekaan untuk belajar.
“Belajar kepada siapa saja, belajar kepada praktisi, belajar kepada industri karena sebagian besar nanti akan menjadi praktisi. Itulah esensi Merdeka Belajar, dimana mahasiswa merdeka untuk belajar. Dan kampus juga memperoleh kemerdekaan untuk berinovasi,” ujar Presiden.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim yang turut menjadi pembicara dalam pertemuan ini mengatakan bahwa sesuai arahan Presiden, para rektor harus terus memberikan dukungan untuk bersama-sama mendorong transformasi pendidikan perguruan tinggi. “Merdeka Belajar Kampus Merdeka bukan perubahan yang kecil, ini perubahan yang besar. Dengan harapan bisa mengejar ketertinggalan dan bahkan lompat melampaui negara-negara maju,” ujarnya.
Menteri Nadiem menjelaskan mengenai program MBKM yang arahnya dapat diketahui dengan melihat delapan Indikator Kinerja Utama (IKU), yaitu: 1. Lulusan mendapat pekerjaan yang layak, 2. Mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus, 3. Dosen berkegiatan di luar kampus, 4. Praktisi mengajar di dalam kampus, 5. Hasil kerja dosen digunakan oleh masyarakat, 6. Program studi bekerja sama dengan mitra kelas dunia, 7. Kelas yang kolaboratif dan partisipatif, 8. Program studi berstandar internasional.
"Dalam program Kampus Merdeka terdapat berbagai bantuan bagi perguruan tinggi untuk mencapai delapan IKU perguruan tinggi. Diketahui bahwa biaya dan sistem regulasi menjadi faktor penghambat jalannya Kampus Merdeka. Oleh karena itu Kemendikbudristek secara proaktif memberikan solusi," ujar Mendikbudristek.
Pada pertemuan ini, Mendikbudristek juga mengapresiasi para rektor perguruan tinggi yang telah bekerja keras mengimplementasikan MBKM dengan berbagai tantangan di masa pandemi COVID-19 saat ini.
“Terima kasih kepada Bapak Ibu Rektor yang telah bekerja keras mengimplementasikan MBKM, tentu saja kemerdekaan bagi mahasiswa, itu berarti kerumitan bagi perguruan tinggi. Namun, kita perlu untuk terus mengupayakan perbaikan-perbaikan ada sistem pendidikan tinggi dan kualitas lulusannya,” kata Mendikbudristek.
Para Rektor Dukung MBKM
Rektor Universitas Negeri Semarang Fathur Rokhman mengatakan pihaknya sangat mendukung program MBKM. Implementasi MBKM di kampusnya masih menghadapi sejumlah tantangan, namun pihaknya terus mengupayakan solusinya.
“Untuk memperkuat implementasi MBKM kami memperkuat peran Ketua Program Studi. Kami juga medorong kemerdekaan bagi para dosen dalam penelitian dan pengabdian masyarakat,” kata Fathur Rokhman.
Rektor Universitas Masamus Merauke, Beatus Tambaip, menyatakan dukungannya terhadap program MBKM. Sejumlah hambatan yang dihadapi Universitas Masamus yaitu jauhnya lokasi perusahaan dan industri sebagai tempat magang di Indonesia timur. Jauhnya lokasi industri tersebut berdampak pada tingginya biaya untuk melaksanakan program magang di industri.
Menjawab persoalan pembiayaan, Mendikbudristek mengatakan pihaknya mengerahkan berbagai skema seperti beasiswa LPDP, pemberian insentif bagi perguruan tinggi yang berhasil mencapai 8 IKU, competitive fund, matching fund, dan berbagai pendanaan lainnya. Sedangkan dari segi regulasi, Kemendikbudristek telah mengeluarkan Keputusan Menteri sebagai acuan kebijakan pengakuan 20 SKS, kemudian juga ada dosen fasilitator Kampus Merdeka sebagai konsultan kurikulum Kampus Merdeka di tingkat program studi.
Mengajak para Rektor PTN untuk mulai dari keterbukaan dan inovasi, mengutamakan minat dan bakat siswa, dan meningkatkan secara dramatis relevansi daripada pengalaman S-1 dan S-2 mereka, Menteri Nadiem menutup pertemuan dengan apresiasi.
“Terima kasih dukungan luar bisa dari Bapak dan Ibu Rektor. Terima kasih sudah mau repot demi anak-anak kita. Terima kasih sudah memberikan pembelajaran bagi saya dan tim saya,” tutup Nadiem. Turut mendampingi Mendikbudristek, Walikota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka dan Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Nizam.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar
#KampusMerdeka
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 494/sipres/A6/IX/2021
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1308 kali
Editor :
Dilihat 1308 kali