Harapan Baru Industri Kreatif, Kemendikbudristek Resmikan Multimedia Nusantara Politeknik  21 September 2021  ← Back



Jakarta, 21 September 2021 – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) berkomitmen untuk mengembangkan bidang industri kreatif. Hal ini diwujudkan dengan peresmian Multimedia Nusantara Polytechnic (MNP). Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbduristek), Nadiem Anwar Makarim mengatakan, inisiatif Yayasan Multimedia Nusantara untuk mengembangkan MNP merupakan harapan baru dalam peningkatan mutu pembelajaran vokasi, khususnya di bidang industri kreatif.
 
“Bapak presiden Jokowi sempat menyatakan bahwa dalam satu kesempatan, industri kreatif merupakan industri masa depan yang berperan besar sekali dalam membangun ekonomi nasional. Saya yakin MNP ini akan menjadi jawaban untuk kebutuhan kita akan pelaku industri kreatif yang tidak hanya terampil, tetapi punya kompetisi manajerial, kreatifitas, dan keberanian untuk berinovasi,” ujarnya di sela-sela peresmian, Sabtu (18/9).
 
Diterangkan Nadiem, tiga program studi yang ditawarkan MNP yakni animation, event management, dan e-commerce logistics, merupakan bidang-bidang yang sangat dibutuhkan untuk menguatkan ekosistem kreatif di Indonesia. Lulusan sarjana terapan di ketiga bidang tersebut katanya, akan mendorong penciptaan dan hilirisasi terobosan anak bangsa di sektor industri kreatif.
 
“Saya yakin dengan besarnya peran vokasi menyumbangkan SDM terbaik bagi negeri, akan mengharumkan nama Indonesia di panggung dunia. Oleh karena itu, saya berharap seluruh civitas academica MNP nantinya akan turut dalam upaya mewujudkan vokasi kuat, menguatkan Indonesia,” tuturnya.
 
Lebih lanjut, Mendikbudristek menekankan kembali pentingnya kolaborasi antara akademi vokasi dan industri, dunia usaha dan dunia kerja (IDUKA). Dari tiga belas episode merdeka belajar yang telah diluncurkan, dikatakan Nadiem, dua di antaranya merupakan program penguatan vokasi, yakni SMK Pusat Keunggulan, dan Kampus Merdeka Vokasi.
 
“Ini bukti keseriusan kami dalam mendorong tercapainya visi nasional perwujudan SDM Unggul. Melalui SMK Pusat Keunggulan dan Kampus Merdeka Vokasi, kami menghadirkan skema baru dalam kolaborasi satuan pendidikan dengan mitra usaha dan industri, yakni link and match 8+I,” ujarnya.  
 
Dengan skema ini, Menteri Nadiem berharap, SMK dan perguruan vokasi akan mendapat pendampingan yang sangat intensif dan holistik dari IDUKA, mulai dari pengembangan kurikulum sampai perekrutan lulusan.
 
Kemendikbudristek Mendorong SMK-D2 Jalur Cepat dan Tingkatkan Prodi D3 menjadi D4
 
Kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) terus mendorong peningkatan program studi diploma III (D-3) menjadi sarjana terapan (D-4). Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Wikan Sakarinto mengatakan, langkah tersebut merupakan upaya pembaruan pada pendidikan tinggi vokasi di Indonesia agar semakin banyak ketautsuaian (link and match) yang terjadi antara lulusan vokasi dengan IDUKA.
 
“Yang perlu menjadi catatan, kebijakan ini tidak bersifat mewajibkan, melainkan opsional. Akan tetapi, peningkatan ini sangat didorong dan direkomendasikan untuk prodi D-3 yang berminat melaksanakan proses peningkatan program studi ini,” ujarnya pada Senin (20/9).
 
Dirjen Wikan menjelaskan, dibanding dengan D-3, program studi D-4 akan lebih banyak memberi keuntungan secara berkeadilan, baik bagi instansi perguruan tinggi, pengelola program studi, dunia kerja maupun lulusan itu sendiri.
 
Adapun untuk menggantikan posisi teknis yang ditinggalkan pada level D-3 lanjut dia, pemerintah akan mendorong agar lulusan D2 baik reguler maupun dari program SMK-D2 jalur cepat dapat ‘mengambil alih’. “Inovasi program SMK D2-jalur cepat ini akan menghasilkan lulusan vokasi yang siap menggarap sektor yang membutuhkan tenaga teknis dengan masa studi yang cukup singkat, tapi dengan kurikulum yang ketautsuaian dengan menyinergikan kurikulum sekolah, kampus vokasi, dan dunia kerja,” terangnya.
 
Dijelaskan Wikan, sinkronisasi kebijakan peningkatan program studi D3 ke D4 dan SMK-D2 jalur cepat ini adalah upaya pembaruan pendidikan tinggi vokasi yang terpadu, tautsuai, dan berkelanjutan yang konsep utamanya yakni Merdeka Belajar.
 
Upaya lain dalam mendorong program studi D-3 untuk ditingkatkan menjadi D-4 yaitu dengan membuka program studi baru untuk jenjang sarjana terapan (D-4) pada perguruan tinggi vokasi. Syarat utama peningkatan program studi ini adalah implementasi ketautsuaian pendidikan vokasi dengan IDUKA dilakukan secara konkret, menyeluruh, dan berkelanjutan.
 
Dengan kata lain, Wikan mengatakan, perguruan tinggi vokasi wajib memiliki bukti kerja sama dengan IDUKA dalam pengembangan pendidikan vokasi yang sudah terlaksana atau minimal diinisiasi. “Inilah urgensi dari program peningkatan D-3 menjadi D-4, yakni memastikan terselenggaranya pendidikan vokasi yang memiliki keselarasan dengan IDUKA,” jelasnya.
 
Tercatat, melalui survei yang dilakukan Ditjen Diksi pada awal tahun 2021 sudah ada lebih dari 280 prodi D-3 yang berminat untuk melakukan peningkatan program studi ke D-4. Sedangkan target tahun ini adalah terselenggaranya peningkatan program studi untuk 80 prodi. Ditambah lagi, melalui payung program Kampus Merdeka Vokasi, peningkatan program studi D-3 ke D-4 juga didorong dengan pemberian insentif dengan skema competitive fund.
 
Dirjen Wikan menjelaskan, secara teknis persyaratan perguruan tinggi vokasi yang bisa melakukan peningkatan program studi adalah dengan melakukan sinkronisasi kurikulum, melakukan pengembangan keterampilan melalui pembelajaran berbasis proyek, memiliki pengajar dari industri minimal 50 jam per prodi per semester, melakukan magang minimal satu semester atau lebih, serta melaksanakan mikro-kredensial dan sertifikasi kompetensi.
 
“Tak hanya meningkatkan mutu dan kualitas lulusannya, hadirnya program sarjana terapan juga akan meningkatkan minat lulusan SMA/SMK/MA setingkat terhadap pendidikan vokasi. Pasalnya, program studi D-4 memiliki keuntungan yang lebih baik karena memberikan kepastian di masa depan bagi lulusannya, termasuk keberlanjutan karir dan studi lanjutan lulusannya maupun standar penghasilan yang lebih baik,” ungkap Wikan.
 
Selain itu, program D-4 juga memberikan peluang kelas kerja sama dengan IDUKA secara lebih luas yakni dengan membuka kesempatan menghadirkan materi pelatihan kerja pada kurikulum kuliah, pakar/instruktur dari industri yang mengajar di perguruan tinggi, masa pemagangan mahasiswa yang lebih banyak untuk membuka wawasan ekosistem dunia kerja, porsi perkuliahan dan praktik dengan perbandingan 60:40, serta memiliki kesetaraan kompetensi dengan sarjana (S-1) yang setara pada KKNI level 6.
 
“Saat ini, pendidikan vokasi memfokuskan pada penguatan aspek keterampilan, karakter, kepemimpinan, serta jiwa sosio-tekno kewirausahaan untuk membekali lulusannya menghadapi perubahan yang terjadi begitu cepat, seiring fenomena globalisasi, disrupsi teknologi, hingga pandemik,” pungkas Wikan. (Teguh/ Denty A. /Seno H)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 3862 kali