Mengenalkan ASEAN kepada Peserta Didik dengan Buku Ajar yang Menyenangkan 02 September 2021 ← Back
Jakarta, 1 September 2021 --- The Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) adalah Perhimpunan Bangsa-Bangsa yang mewadahi kerja sama negara-negara di Asia Tenggara. Indonesia sebagai negara anggota sekaligus salah satu negara pendiri ASEAN, merasa perlu mengenalkan ASEAN kepada para generasi bangsa. Kini anak-anak Indonesia di jenjang pendidikan dasar dan menengah bisa mengenal dan mempelajari ASEAN dengan menggunakan buku ajar yang menyenangkan. Buku Bahan Ajar ASEAN merupakan hasil kerja sama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) sebagai salah satu bentuk pengimplementasian komitmen Indonesia dalam menyebarluaskan nilai ASEAN di tingkat nasional.
Kehadiran Buku Bahan Ajar ASEAN mendapat respons positif dari kalangan guru. Buku setebal 262 halaman itu dinilai bisa menjadi sumber ajar yang menyenangkan dan interaktif, sekaligus mengembangkan karakter positif yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.
Muhamad Nasir Pariusamahu, guru MTs Negeri 2 Maluku Tengah mengatakan, Buku Bahan Ajar ASEAN sangat kontekstual, kreatif, dan dilengkapi dengan pengetahuan materi yang sesuai dengan kompetensi dasar pada Kurikulum 2013. “Konten materinya mudah dipahami dengan peta konsep dan aktivitas siswa yang dihubungkan dengan berbagai bentuk kegiatan, seperti teka-teki silang, soal menjodohkan, tabel TIP, tanya jawab, kebiasaan literasi baca tulis, dan keterampilan literasi lainnya,” ujarnya dalam video testimoni saat acara Peluncuran Buku Bahan Ajar ASEAN secara virtual, Rabu (1/9).
Wawan Kurniawan, guru SMAN 1 Batam, Kepulauan Riau, mengatakan materi dalam Buku Bahan Ajar ASEAN disajikan dengan sangat menarik dan menyertakan contoh-contoh yang kontekstual dan kekinian. “Aktivitas pembelajaran siswa juga mendukung agar berpikir kreatif,” katanya. Ia juga mengajak rekan guru lain untuk menggunakan Buku Bahan Ajar ASEAN untuk meningkatkan pengetahuan bagi guru maupun peserta didik.
Ressi Kartika Dewi, guru SDN 01 Suruh, Tasikmadu, Karanganyar, Jawa Tengah, menilai Buku Bahan Ajar ASEAN merupakan sumber pembelajaran yang sangat berkualitas karena di dalamnya terdapat berbagai informasi ilmu pengetahuan tentang ASEAN yang sangat lengkap yang mudah ditransfer dan dipahami oleh peserta didik. “Keunggulan buku ini adalah memiliki pembahasan yang sangat beraneka ragam, di antaranya mampu menciptakan peserta didik untuk melakukan aksi nyata, bersikap mandiri, berkolaborasi, kreatif, aktif, dan berpikir kritis,” katanya.
Seorang guru sejarah di SMAN Palangka Raya, Kalimantan Barat, yaitu Endar Priyo Sulistiyo, melihat Buku Bahan Ajar ASEAN bisa menjadi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul pada sumber yang kontekstual dan kekinian mengenai ASEAN. Buku ini bisa menjadi penunjang sekaligus menjadi sumber utama saat materi pembelajaran mengenai ASEAN. “Karena selain disertai dengan materi, juga disertai kompetensi dasar, pemetaan, kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler, hingga aktivitas siswa,” tuturnya.
Buku Bahan Ajar ASEAN juga dinilai dapat mengembangkan keterampilan perilaku positif siswa tentang ASEAN. Parada Monita Napitupulu, seorang guru di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, mengatakan buku tersebut dapat mengenalkan manfaat serta pentingnya keberadaan ASEAN sejak dini kepada peserta didik. “Kita bisa mengembangkan kegiatan pembelajaran mengenai ASEAN yang inovatif, interaktif, dan menyenangkan,” ujarnya yang mengajar di SMA Negeri 1 Nekamese itu.
Hal senada juga diungkapkan oleh Retno Wahyu Wulandari, guru SMAN Girimarto, Wonogiri, Jawa Tengah. Menurutnya, Buku Bahan Ajar ASEAN sangat bagus, baik dari segi isi maupun tampilannya. “Sangat relevan bagi siswa sebagai salah satu sumber pengajaran dalam rangka membantu menyebarkan pengetahuan, mengembangkan keterampilan, serta membangun perilaku positif siswa tentang ASEAN,” tuturnya.
Pada tahun 2019, telah ditandatangani Nota Kesepahaman antara Kemendikbud dan Kemenlu tentang peningkatan pemahaman politik luar negeri dan kerja sama luar negeri bidang pendidikan dan kebudayaan. Kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN Kemenlu dan Sekretariat Jenderal Kemendikbud tentang pengintegrasian pembelajaran politik luar negeri dan kerja sama ASEAN dalam kurikulum pembelajaran. Penyusunan Buku Bahan Ajar ASEAN merupakan salah satu bentuk pengimplementasian komitmen Indonesia dalam menyebarluaskan nilai ASEAN seperti yang telah tertuang di dalam “Cetak Biru ASEAN 2025: Melangkah Maju Bersama". Buku ini juga menjadi langkah strategis dalam menyebarluaskan nilai-nilai ASEAN di tingkat nasional.
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim mengatakan, di masa mendatang kolaborasi antarnegara dalam semangat kebinekaan akan semakin dibutuhkan untuk mengatasi berbagai tantangan global. Anak-anak Indonesia nantinya akan menjadi duta Indonesia dan berkontribusi untuk dunia, sehingga Profil Pelajar Pancasila menjadi cita-cita Merdeka Belajar. “Keenam profil Pelajar Pancasila, yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, serta bernalar kritis dan kreatif, merupakan karakter yang harus mulai kita tumbuhkan dalam diri anak-anak kita, karena masa depan Indonesia dan ASEAN bergantung pada pelajar yang cerdas dan berkarakter,” ujarnya saat Peluncuran Buku Bahan Ajar ASEAN.
Secara garis besar, buku ini merujuk pada ASEAN Curriculum Sourcebook dan menekankan pada lima tema utama, yaitu mengenal ASEAN, menghargai identitas dan keragaman, mengaitkan isu global dan lokal, mendorong persamaan dan keadilan, serta bekerja sama untuk mewujudkan masa depan yang berkelanjutan.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 451/sipres/A6/VIII/2021
Kehadiran Buku Bahan Ajar ASEAN mendapat respons positif dari kalangan guru. Buku setebal 262 halaman itu dinilai bisa menjadi sumber ajar yang menyenangkan dan interaktif, sekaligus mengembangkan karakter positif yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.
Muhamad Nasir Pariusamahu, guru MTs Negeri 2 Maluku Tengah mengatakan, Buku Bahan Ajar ASEAN sangat kontekstual, kreatif, dan dilengkapi dengan pengetahuan materi yang sesuai dengan kompetensi dasar pada Kurikulum 2013. “Konten materinya mudah dipahami dengan peta konsep dan aktivitas siswa yang dihubungkan dengan berbagai bentuk kegiatan, seperti teka-teki silang, soal menjodohkan, tabel TIP, tanya jawab, kebiasaan literasi baca tulis, dan keterampilan literasi lainnya,” ujarnya dalam video testimoni saat acara Peluncuran Buku Bahan Ajar ASEAN secara virtual, Rabu (1/9).
Wawan Kurniawan, guru SMAN 1 Batam, Kepulauan Riau, mengatakan materi dalam Buku Bahan Ajar ASEAN disajikan dengan sangat menarik dan menyertakan contoh-contoh yang kontekstual dan kekinian. “Aktivitas pembelajaran siswa juga mendukung agar berpikir kreatif,” katanya. Ia juga mengajak rekan guru lain untuk menggunakan Buku Bahan Ajar ASEAN untuk meningkatkan pengetahuan bagi guru maupun peserta didik.
Ressi Kartika Dewi, guru SDN 01 Suruh, Tasikmadu, Karanganyar, Jawa Tengah, menilai Buku Bahan Ajar ASEAN merupakan sumber pembelajaran yang sangat berkualitas karena di dalamnya terdapat berbagai informasi ilmu pengetahuan tentang ASEAN yang sangat lengkap yang mudah ditransfer dan dipahami oleh peserta didik. “Keunggulan buku ini adalah memiliki pembahasan yang sangat beraneka ragam, di antaranya mampu menciptakan peserta didik untuk melakukan aksi nyata, bersikap mandiri, berkolaborasi, kreatif, aktif, dan berpikir kritis,” katanya.
Seorang guru sejarah di SMAN Palangka Raya, Kalimantan Barat, yaitu Endar Priyo Sulistiyo, melihat Buku Bahan Ajar ASEAN bisa menjadi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul pada sumber yang kontekstual dan kekinian mengenai ASEAN. Buku ini bisa menjadi penunjang sekaligus menjadi sumber utama saat materi pembelajaran mengenai ASEAN. “Karena selain disertai dengan materi, juga disertai kompetensi dasar, pemetaan, kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler, hingga aktivitas siswa,” tuturnya.
Buku Bahan Ajar ASEAN juga dinilai dapat mengembangkan keterampilan perilaku positif siswa tentang ASEAN. Parada Monita Napitupulu, seorang guru di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, mengatakan buku tersebut dapat mengenalkan manfaat serta pentingnya keberadaan ASEAN sejak dini kepada peserta didik. “Kita bisa mengembangkan kegiatan pembelajaran mengenai ASEAN yang inovatif, interaktif, dan menyenangkan,” ujarnya yang mengajar di SMA Negeri 1 Nekamese itu.
Hal senada juga diungkapkan oleh Retno Wahyu Wulandari, guru SMAN Girimarto, Wonogiri, Jawa Tengah. Menurutnya, Buku Bahan Ajar ASEAN sangat bagus, baik dari segi isi maupun tampilannya. “Sangat relevan bagi siswa sebagai salah satu sumber pengajaran dalam rangka membantu menyebarkan pengetahuan, mengembangkan keterampilan, serta membangun perilaku positif siswa tentang ASEAN,” tuturnya.
Pada tahun 2019, telah ditandatangani Nota Kesepahaman antara Kemendikbud dan Kemenlu tentang peningkatan pemahaman politik luar negeri dan kerja sama luar negeri bidang pendidikan dan kebudayaan. Kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN Kemenlu dan Sekretariat Jenderal Kemendikbud tentang pengintegrasian pembelajaran politik luar negeri dan kerja sama ASEAN dalam kurikulum pembelajaran. Penyusunan Buku Bahan Ajar ASEAN merupakan salah satu bentuk pengimplementasian komitmen Indonesia dalam menyebarluaskan nilai ASEAN seperti yang telah tertuang di dalam “Cetak Biru ASEAN 2025: Melangkah Maju Bersama". Buku ini juga menjadi langkah strategis dalam menyebarluaskan nilai-nilai ASEAN di tingkat nasional.
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim mengatakan, di masa mendatang kolaborasi antarnegara dalam semangat kebinekaan akan semakin dibutuhkan untuk mengatasi berbagai tantangan global. Anak-anak Indonesia nantinya akan menjadi duta Indonesia dan berkontribusi untuk dunia, sehingga Profil Pelajar Pancasila menjadi cita-cita Merdeka Belajar. “Keenam profil Pelajar Pancasila, yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, serta bernalar kritis dan kreatif, merupakan karakter yang harus mulai kita tumbuhkan dalam diri anak-anak kita, karena masa depan Indonesia dan ASEAN bergantung pada pelajar yang cerdas dan berkarakter,” ujarnya saat Peluncuran Buku Bahan Ajar ASEAN.
Secara garis besar, buku ini merujuk pada ASEAN Curriculum Sourcebook dan menekankan pada lima tema utama, yaitu mengenal ASEAN, menghargai identitas dan keragaman, mengaitkan isu global dan lokal, mendorong persamaan dan keadilan, serta bekerja sama untuk mewujudkan masa depan yang berkelanjutan.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 451/sipres/A6/VIII/2021
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 4303 kali
Editor :
Dilihat 4303 kali