Peserta Program IISMA Tiba di Negara Tujuan 11 September 2021 ← Back
Jakarta, 11 September 2021 - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah meluncurkan program Beasiswa Mobilitas Internasional Mahasiswa Indonesia atau Indonesian International Students Mobility Awards (IISMA) pada Mei 2021. Saat ini, 413 mahasiswa peserta program dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia telah berada di negara tujuan untuk mengenyam pendidikan.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemendikbudristek, Paristiyanti Nurwardani, mengucapkan selamat kepada sejumlah mahasiswa yang menjadi awardees tahun ini, dalam sosialisasi Merdeka Belajar: Kampus Merdeka (MBKM) yang dilakukan secara virtual, di Jakarta, Kamis (9/9). “Selamat terjun di dunia baru dengan ekosistem baru, agar adik-adik mahasiswa belajar praktik baik dari tempat kalian melakukan credit transfer luar negeri,” ujarnya.
Paristiyanti juga berharap kepada para mahasiswa yang mengikuti program IISMA agar mereka dapat mandiri dan bisa beradaptasi di tempat baru sehingga akan membanggakan kampus dan negara Indonesia. “Jadi bangunlah jiwanya, bangunlah raganya untuk Indonesia Raya itu harus betul-betul menjadi nyawa bagi setiap gerakan adik-adik yang dibiayai oleh negara,” imbuhnya.
IISMA merupakan salah satu program MBKM yang membuka kesempatan bagi mahasiswa S1 dari perguruan tinggi di Indonesia untuk mengikuti proses pembelajaran di perguruan tinggi terkemuka di dunia, dan memperkaya, serta meningkatkan wawasan serta kompetensinya di dunia nyata sesuai dengan minat dan cita-citanya.
Ratih Megasari Singkaru, Anggota Komisi X DPR RI, juga turut mendukung program IISMA. Menurutnya, kemampuan sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan dunia industri saat ini sangat kompleks. “Selain hard skill dan ahli dalam bidang tertentu, diharapkan mereka memiliki soft skill, misalnya keahlian dalam bermitra, harus paham berpolitik. Maka kita harus mampu mengantisipasi, di mana value yang bisa kita berikan sebagai sumber daya manusia (SDM) yang tidak bisa digantikan oleh mesin ataupun otomasi,” ungkapnya saat diskusi.
Dijelaskan Ratih, ada delapan contoh bentuk kegiatan yang menarik pada program MBKM, seperti pertukaran pelajar, magang, asistensi mengajar di satuan pendidikan, studi independen, wirausaha, membangun desa, riset, dan proyek kemanusiaan. Kesempatan tersebut dapat dimanfaatkan mahasiswa untuk mempelajari hal-hal baru seperti lingkungan yang baru, serta mendapatkan relasi dan yang paling penting adalah pengalaman baru di luar program studinya. “Pengalaman ini yang mahal banget,” jelas politisi dari Fraksi Nasdem tersebut.
Lebih lanjut disampaikan Ratih, Komisi X DPR RI memberikan dukungan kepada Kemendikbudristek berupa perumusan kebijakan terkait MBKM, penyerapan aspirasi dari pakar dunia pendidikan beserta pemangku kepentingan lainnya yang dilakukan melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP), serta merumuskan anggaran untuk pendidikan secara umum dan MBKM secara khusus. “Kami juga membentuk panitia kerja Kampus Merdeka, di sini kita harus memastikan bahwa pelaksanaan MBKM sesuai dan sejalan dengan pembangunan pendidikan nasional, kebijakan pendidikan yang visioner, tidak berorientasi jangka pendek, dan dapat diimplementasikan secara menyeluruh serta bersinergi dengan DUDI,” tuturnya.
Selanjutnya, Junaidi, penanggung jawab program IISMA menjelaskan ada beberapa kompetensi yang diharapkan dalam program IISMA. ”Kita meminta perguruan tinggi luar negeri untuk memilih, mengkurasi kuliah yang ada sesuai kompetensi sehingga mata kuliah yang diambil tidak hanya di prodi masing-masing, contohnya mahasiswa komunikasi boleh ambil mata kuliah tentang ekonomi, sosiologi, sains, dan sebagainya,” jelasnya.
Beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk mengikuti IISMA adalah Warga Negara Indonesia (WNI), sudah terdaftar di perguruan tinggi dan sedang dalam semester 4 sampai 7, kemampuan berbahasa Inggris bagus, dan mendapatkan rekomendasi dari wakil rektor bidang akademik perguruan tinggi asal, serta nilai minimum IPK 3,0.
Lebih lanjut disampaikan Junaidi, tahun 2021 dan 2022 Kemendikbudristek telah memilih 73 perguruan tinggi dari 30 negara yang menjadi mitra. Beberapa di antaranya adalah University College London, University of Pennsylvania, National Taiwan University, University of British Columbia, Korea University, Tohoku University, Boston University, dan University of Waterloo. “Untuk tahun 2022 kami akan mengundang perguruan tinggi top dunia lainnya untuk bergabung menjadi mitra kita,” imbuhnya.
Hingga saat ini, 413 awardees IISMA sudah berada di negara tujuan. 303 awardees lainnya akan diberangkatkan pada bulan September dan awal Oktober mendatang. “Kami juga bekerja sama dengan Atase pendidikan dan kebudayaan (Atdikbud) serta KBRI untuk memastikan bahwa adik-adik belajarnya terpantau, sehat, selamat, dan aman hingga nanti kembali ke tanah air pada akhir tahun,” ujar Junaidi.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar
#IndonesiaTumbuh
#IndonesiaMaju
Sumber : Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 482/sipres/A6/IX/2021
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemendikbudristek, Paristiyanti Nurwardani, mengucapkan selamat kepada sejumlah mahasiswa yang menjadi awardees tahun ini, dalam sosialisasi Merdeka Belajar: Kampus Merdeka (MBKM) yang dilakukan secara virtual, di Jakarta, Kamis (9/9). “Selamat terjun di dunia baru dengan ekosistem baru, agar adik-adik mahasiswa belajar praktik baik dari tempat kalian melakukan credit transfer luar negeri,” ujarnya.
Paristiyanti juga berharap kepada para mahasiswa yang mengikuti program IISMA agar mereka dapat mandiri dan bisa beradaptasi di tempat baru sehingga akan membanggakan kampus dan negara Indonesia. “Jadi bangunlah jiwanya, bangunlah raganya untuk Indonesia Raya itu harus betul-betul menjadi nyawa bagi setiap gerakan adik-adik yang dibiayai oleh negara,” imbuhnya.
IISMA merupakan salah satu program MBKM yang membuka kesempatan bagi mahasiswa S1 dari perguruan tinggi di Indonesia untuk mengikuti proses pembelajaran di perguruan tinggi terkemuka di dunia, dan memperkaya, serta meningkatkan wawasan serta kompetensinya di dunia nyata sesuai dengan minat dan cita-citanya.
Ratih Megasari Singkaru, Anggota Komisi X DPR RI, juga turut mendukung program IISMA. Menurutnya, kemampuan sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan dunia industri saat ini sangat kompleks. “Selain hard skill dan ahli dalam bidang tertentu, diharapkan mereka memiliki soft skill, misalnya keahlian dalam bermitra, harus paham berpolitik. Maka kita harus mampu mengantisipasi, di mana value yang bisa kita berikan sebagai sumber daya manusia (SDM) yang tidak bisa digantikan oleh mesin ataupun otomasi,” ungkapnya saat diskusi.
Dijelaskan Ratih, ada delapan contoh bentuk kegiatan yang menarik pada program MBKM, seperti pertukaran pelajar, magang, asistensi mengajar di satuan pendidikan, studi independen, wirausaha, membangun desa, riset, dan proyek kemanusiaan. Kesempatan tersebut dapat dimanfaatkan mahasiswa untuk mempelajari hal-hal baru seperti lingkungan yang baru, serta mendapatkan relasi dan yang paling penting adalah pengalaman baru di luar program studinya. “Pengalaman ini yang mahal banget,” jelas politisi dari Fraksi Nasdem tersebut.
Lebih lanjut disampaikan Ratih, Komisi X DPR RI memberikan dukungan kepada Kemendikbudristek berupa perumusan kebijakan terkait MBKM, penyerapan aspirasi dari pakar dunia pendidikan beserta pemangku kepentingan lainnya yang dilakukan melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP), serta merumuskan anggaran untuk pendidikan secara umum dan MBKM secara khusus. “Kami juga membentuk panitia kerja Kampus Merdeka, di sini kita harus memastikan bahwa pelaksanaan MBKM sesuai dan sejalan dengan pembangunan pendidikan nasional, kebijakan pendidikan yang visioner, tidak berorientasi jangka pendek, dan dapat diimplementasikan secara menyeluruh serta bersinergi dengan DUDI,” tuturnya.
Selanjutnya, Junaidi, penanggung jawab program IISMA menjelaskan ada beberapa kompetensi yang diharapkan dalam program IISMA. ”Kita meminta perguruan tinggi luar negeri untuk memilih, mengkurasi kuliah yang ada sesuai kompetensi sehingga mata kuliah yang diambil tidak hanya di prodi masing-masing, contohnya mahasiswa komunikasi boleh ambil mata kuliah tentang ekonomi, sosiologi, sains, dan sebagainya,” jelasnya.
Beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk mengikuti IISMA adalah Warga Negara Indonesia (WNI), sudah terdaftar di perguruan tinggi dan sedang dalam semester 4 sampai 7, kemampuan berbahasa Inggris bagus, dan mendapatkan rekomendasi dari wakil rektor bidang akademik perguruan tinggi asal, serta nilai minimum IPK 3,0.
Lebih lanjut disampaikan Junaidi, tahun 2021 dan 2022 Kemendikbudristek telah memilih 73 perguruan tinggi dari 30 negara yang menjadi mitra. Beberapa di antaranya adalah University College London, University of Pennsylvania, National Taiwan University, University of British Columbia, Korea University, Tohoku University, Boston University, dan University of Waterloo. “Untuk tahun 2022 kami akan mengundang perguruan tinggi top dunia lainnya untuk bergabung menjadi mitra kita,” imbuhnya.
Hingga saat ini, 413 awardees IISMA sudah berada di negara tujuan. 303 awardees lainnya akan diberangkatkan pada bulan September dan awal Oktober mendatang. “Kami juga bekerja sama dengan Atase pendidikan dan kebudayaan (Atdikbud) serta KBRI untuk memastikan bahwa adik-adik belajarnya terpantau, sehat, selamat, dan aman hingga nanti kembali ke tanah air pada akhir tahun,” ujar Junaidi.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar
#IndonesiaTumbuh
#IndonesiaMaju
Sumber : Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 482/sipres/A6/IX/2021
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 2529 kali
Editor :
Dilihat 2529 kali