Siswa Berkebutuhan Khusus Raih 5 Penghargaan di Kompetisi Tata Rias Internasional 09 September 2021 ← Back
Jakarta, 9 September 2021 --- Lima penghargaan berhasil diraih siswa berkebutuhan khusus di ajang kompetisi tata rias internasional Cidesco Make Up and Body Art Competition 2021. Kelima penghargaan yang mengharumkan nama Indonesia tersebut adalah 2nd Runner Up, Best of Unique Design, Best of The Synopsis, Best of The Country from Indonesia, dan The Most Popular Vote. Cidesco Make Up and Body Art Competition 2021 berlangsung pada Rabu, 8 September 2021, secara daring. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) memfasilitasi para peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK) untuk mengikuti ajang internasional tersebut secara semi daring di Bandung, Jawa Barat.
Berikut nama-nama PDBK yang meraih penghargaan dalam Cidesco Make Up and Body Art Competition 2021:
1. 2nd Runner Up, diraih oleh Rezky Aulia Putri dari SLB Negeri 1 Bantul, DI Yogyakarta.
2. Best of Unique Design, diraih oleh Sri Susilawati dari SLB Negeri Cipatujah, Jawa Barat.
3. Best of The Synopsis, diraih oleh Rachel Ramadhini dari SLB Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Jambi.
4. Best of The Country from Indonesia, diraih oleh Rezky Aulia Putri dari SLB Negeri 1 Bantul, DI Yogyakarta.
5. The Most Popular Vote, diraih oleh Angelica Salwa Muharam dari SLB Negeri 1 Jakarta.
General Secretary of CIDESCO Section Indonesia, Wiena Latifah Sari mengatakan, tahun ini merupakan pertama kalinya Cidesco Make Up and Body Art Competition dilaksanakan secara virtual di waktu yang bersamaan dengan negara lain (real time) dengan durasi lomba selama lima jam dan diumumkan langsung setelah penjurian di hari yang sama. “Biasanya tahun sebelumnya selalu offline dan berbeda-beda tiap negara,” katanya saat ditemui usai pengumuman Cidesco Make Up and Body Art Competition 2021 di Bandung, Jawa Barat, (8/9).
Ia menjelaskan, sebelum pandemi Covid-19, siswa berkebutuhan khusus yang mengikuti Cidesco Make Up and Body Art Competition dikirim ke Chicago, Amerika Serikat, dan mendapatkan penghargaan Best Special Award for Performance. Kemudian tahun ini lomba dikemas dengan perencanaan yang matang sehingga bisa menarik dan berjalan dengan adil, serta bisa disaksikan di seluruh dunia secara bersamaan.
Terkait tata rias tubuh atau body art dan body painting, Wiena mengaku teknik ini masih agak asing di Indonesia. Teknik tata rias ini kemudian diperkenalkan ke Indonesia dan ternyata cukup diminati. “Kita tidak menyangka karena kita hanya membuka satu kategori saja, yaitu profesional dan student. Jadi menurut saya ini patut diapresiasi untuk lomba secara virtual ini,” katanya.
Ia kemudian menjelaskan beberapa kriteria penilaian dalam Cidesco Make Up and Body Art Competition 2021. “Kriterianya itu menyangkut dengan kebersihan dan higienis, karena di Cidesco ini kebersihan diutamakan, jadi tidak boleh berantakan. Selain itu dinilai juga pewarnaan desain, lalu kesesuaian dengan tema, dan performance dari presentasi,” ujarnya.
Wiena menuturkan, para siswa berkebutuhan khusus yang mengikuti Cidesco Make Up and Body Art Competition 2021 melakukan presentasi hasil karya mereka melalui penampilan model di catwalk. “Jadi model sudah di-briefing sama mereka, sesuai dengan yang mereka mau. Jadi misalnya model memperagakan seperti ada pose di laut. Nah, itu terserah mereka. Semua konsep mulai dari sinopsis, desain, dan presentasi itu dari mereka semua. Luar biasa,” tuturnya.
Ia juga mengapresiasi semua karya lomba siswa berkebutuhan khusus dalam Cidesco Make Up and Body Art Competition 2021. Wiena berpesan untuk semua anak kebutuhan khusus agar tidak menganggap diri sendiri lemah dan harus percaya diri bahwa setiap anak memiliki talenta untuk diapresiasi, bahkan level internasional.
Siswa berkebutuhan khusus yang mengikuti Cidesco Make Up and Body Art Competition 2021 memiliki keterbatasan dalam indera pendengaran. Sebanyak sembilan peserta dari Indonesia itu merupakan tuna rungu sehingga setiap siswa didampingi oleh seorang guru pendamping.
Guru pendamping dari Provinsi Bangka Belitung, Puspitasari, mengungkapkan kisahnya dalam mendampingi Griska Septiana dari SLB Negeri Muntok, Kepulauan Bangka Belitung. Griska merupakan peraih Medali Perak pada Lomba Kompetensi Siswa Nasional (LKSN) PDBK tahun 2020. Meskipun Griska belum berhasil meraih penghargaan dalam Cidesco Make Up and Body Art Competition 2021, perjuangan Griska dan motivasinya patut menjadi inspirasi bagi anak-anak berkebutuhan khusus lainnya.
Puspitasari mengungkapkan tantangan dan kesulitan yang dihadapi selama persiapan dan pelaksanaan lomba. “Kalau tantangan pasti ada karena siswa kita semuanya penyandang tuna rungu. Kami selaku pendamping pasti merasa kesulitan karena selama ini yang kami ajarkan hanya sebatas make up fantasi, sedangkan di Cidesco ini siswa harus mampu di bidang body painting, itu keseluruhan badan,” tuturnya. Ia mengatakan, Griska dan peserta lain merasa kesulitan dengan durasi lima jam yang dinilai kurang cukup. “Karena kita dikasih hanya lima jam, mulai dari perlengkapan, memasang aksesoris dari ujung rambut hingga ujung kaki, jadi agak keteteran. Bahkan sampai di hari terakhir latihan, mereka masih belum selesai dalam lima jam. Tapi hari ini pas lomba, mereka bisa selesai dengan baik,” katanya.
Cidesco Make Up and Body Art Competition 2021 mengangkat tema “Beauty of Tropical Paradise”. Dari tema tersebut, Puspitasari dan Griska mengangkat tema “Green Iguana”. Tema tersebut menjadi kesepakatan keduanya setelah melalui proses diskusi. Puspitasari mengatakan, ia dan Griska selalu bekerja sama dan berdiskusi untuk mencapai kesepakatan dalam melakukan latihan dan persiapan lomba. Menurutnya, Griska termasuk anak yang mudah diajak diskusi meskipun usianya termasuk yang paling muda di antara peserta lain, yaitu 16 tahun.
Puspitasari kemudian menyampaikan pesan kepada anak-anak berkebutuhan khusus lainnya di Indonesia agar tidak takut berkompetisi dan pandai mencari peluang. “Kita aja kalau dipikirin logis, anak disabilitas ini saingannya dengan orang profesional, dengan orang normal. Itu kalau dipikirin pakai logika, orang nggak tahu. Emangnya bisa? Tapi hari ini dibuktikan bahwa siswa (berkebutuhan khusus) Indonesia bisa bersaing di tingkat internasional dengan orang-orang normal,” tuturnya sambil meneteskan air mata karena bangga dengan capaian Griska.
Pelaksana Tugas Kepala Puspresnas Kemendikbudristek, Asep Sukmayadi, mengucapkan selamat dan memberikan apresiasi atas prestasi yang diraih peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK) di ajang Cidesco Make Up and Body Art Competition 2021. “Alhamdulillah, sampai saat ini masih berkesempatan untuk melejitkan prestasi talenta ke ajang internasional, kami bangga terhadap kalian yang tak kenal lelah untuk berkembang,” kata Asep.
Menurutnya, prestasi yang diraih untuk mencapai kompetisi internasional ini tentu tidak mudah karena perlu perjuangan. Selain itu juga didukung oleh peran sekolah serta kemampuan dan kemauan PDBK untuk menggapai mimpi yang besar. Sinergi antara Pemerintah dan lembaga/yayasan terkait perlu dilakukan untuk mengantarkan talenta-talenta berprestasi juara-juara pada level Internasional. Semoga capaian-capaian yang sudah diperoleh bisa menambah semangat, motivasi dan kekuatan bagi kita semua untuk pengembangan prestasi.
“Dengan prestasi, banyak sekali manfaat yang akan diperoleh. Talenta berprestasi berhak mendapatkan jaminan karier belajar. Selain itu, berprestasi akan mempermudah jalan kalian ke depan untuk menuju karier yang profesional,” ujar Asep.
Puspresnas Kemendikbudristek memfasilitasi keikutsertaan peserta didik berkebutuhan khusus dalam Cidesco Make Up and Body Art Competition 2021 secara semi daring. Cidesco Make Up and Body Art Competition 2021 diikuti oleh sembilan siswa berkebutuhan khusus dari delapan provinsi. Sebanyak tujuh siswa mengikuti lomba secara luring di Bandung, Jawa Barat, dan dua siswa mengikuti lomba secara daring. Cidesco Make Up And Body Art Competition adalah kompetisi tahunan tingkat internasional dalam bidang kecantikan yang ditujukan untuk mengidentifikasi dan mengapresiasi penata rias terbaik di dunia. CIDESCO atau Comité International d’Esthétique et de Cosmétologie adalah organisasi yang memiliki anggota yang terdiri dari sekolah kecantikan, pusat kecantikan, dan siswa kecantikan bersertifikat Cidesco yang ada di lebih dari 40 negara di 5 benua. Kompetisi ini terbuka bagi para profesional maupun para pelajar. Tema Cidesco Make Up And Body Art Competition pada tahun ini adalah “Beauty of Tropical Paradise”.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 476/sipres/A6/IX/2021
Berikut nama-nama PDBK yang meraih penghargaan dalam Cidesco Make Up and Body Art Competition 2021:
1. 2nd Runner Up, diraih oleh Rezky Aulia Putri dari SLB Negeri 1 Bantul, DI Yogyakarta.
2. Best of Unique Design, diraih oleh Sri Susilawati dari SLB Negeri Cipatujah, Jawa Barat.
3. Best of The Synopsis, diraih oleh Rachel Ramadhini dari SLB Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Jambi.
4. Best of The Country from Indonesia, diraih oleh Rezky Aulia Putri dari SLB Negeri 1 Bantul, DI Yogyakarta.
5. The Most Popular Vote, diraih oleh Angelica Salwa Muharam dari SLB Negeri 1 Jakarta.
General Secretary of CIDESCO Section Indonesia, Wiena Latifah Sari mengatakan, tahun ini merupakan pertama kalinya Cidesco Make Up and Body Art Competition dilaksanakan secara virtual di waktu yang bersamaan dengan negara lain (real time) dengan durasi lomba selama lima jam dan diumumkan langsung setelah penjurian di hari yang sama. “Biasanya tahun sebelumnya selalu offline dan berbeda-beda tiap negara,” katanya saat ditemui usai pengumuman Cidesco Make Up and Body Art Competition 2021 di Bandung, Jawa Barat, (8/9).
Ia menjelaskan, sebelum pandemi Covid-19, siswa berkebutuhan khusus yang mengikuti Cidesco Make Up and Body Art Competition dikirim ke Chicago, Amerika Serikat, dan mendapatkan penghargaan Best Special Award for Performance. Kemudian tahun ini lomba dikemas dengan perencanaan yang matang sehingga bisa menarik dan berjalan dengan adil, serta bisa disaksikan di seluruh dunia secara bersamaan.
Terkait tata rias tubuh atau body art dan body painting, Wiena mengaku teknik ini masih agak asing di Indonesia. Teknik tata rias ini kemudian diperkenalkan ke Indonesia dan ternyata cukup diminati. “Kita tidak menyangka karena kita hanya membuka satu kategori saja, yaitu profesional dan student. Jadi menurut saya ini patut diapresiasi untuk lomba secara virtual ini,” katanya.
Ia kemudian menjelaskan beberapa kriteria penilaian dalam Cidesco Make Up and Body Art Competition 2021. “Kriterianya itu menyangkut dengan kebersihan dan higienis, karena di Cidesco ini kebersihan diutamakan, jadi tidak boleh berantakan. Selain itu dinilai juga pewarnaan desain, lalu kesesuaian dengan tema, dan performance dari presentasi,” ujarnya.
Wiena menuturkan, para siswa berkebutuhan khusus yang mengikuti Cidesco Make Up and Body Art Competition 2021 melakukan presentasi hasil karya mereka melalui penampilan model di catwalk. “Jadi model sudah di-briefing sama mereka, sesuai dengan yang mereka mau. Jadi misalnya model memperagakan seperti ada pose di laut. Nah, itu terserah mereka. Semua konsep mulai dari sinopsis, desain, dan presentasi itu dari mereka semua. Luar biasa,” tuturnya.
Ia juga mengapresiasi semua karya lomba siswa berkebutuhan khusus dalam Cidesco Make Up and Body Art Competition 2021. Wiena berpesan untuk semua anak kebutuhan khusus agar tidak menganggap diri sendiri lemah dan harus percaya diri bahwa setiap anak memiliki talenta untuk diapresiasi, bahkan level internasional.
Siswa berkebutuhan khusus yang mengikuti Cidesco Make Up and Body Art Competition 2021 memiliki keterbatasan dalam indera pendengaran. Sebanyak sembilan peserta dari Indonesia itu merupakan tuna rungu sehingga setiap siswa didampingi oleh seorang guru pendamping.
Guru pendamping dari Provinsi Bangka Belitung, Puspitasari, mengungkapkan kisahnya dalam mendampingi Griska Septiana dari SLB Negeri Muntok, Kepulauan Bangka Belitung. Griska merupakan peraih Medali Perak pada Lomba Kompetensi Siswa Nasional (LKSN) PDBK tahun 2020. Meskipun Griska belum berhasil meraih penghargaan dalam Cidesco Make Up and Body Art Competition 2021, perjuangan Griska dan motivasinya patut menjadi inspirasi bagi anak-anak berkebutuhan khusus lainnya.
Puspitasari mengungkapkan tantangan dan kesulitan yang dihadapi selama persiapan dan pelaksanaan lomba. “Kalau tantangan pasti ada karena siswa kita semuanya penyandang tuna rungu. Kami selaku pendamping pasti merasa kesulitan karena selama ini yang kami ajarkan hanya sebatas make up fantasi, sedangkan di Cidesco ini siswa harus mampu di bidang body painting, itu keseluruhan badan,” tuturnya. Ia mengatakan, Griska dan peserta lain merasa kesulitan dengan durasi lima jam yang dinilai kurang cukup. “Karena kita dikasih hanya lima jam, mulai dari perlengkapan, memasang aksesoris dari ujung rambut hingga ujung kaki, jadi agak keteteran. Bahkan sampai di hari terakhir latihan, mereka masih belum selesai dalam lima jam. Tapi hari ini pas lomba, mereka bisa selesai dengan baik,” katanya.
Cidesco Make Up and Body Art Competition 2021 mengangkat tema “Beauty of Tropical Paradise”. Dari tema tersebut, Puspitasari dan Griska mengangkat tema “Green Iguana”. Tema tersebut menjadi kesepakatan keduanya setelah melalui proses diskusi. Puspitasari mengatakan, ia dan Griska selalu bekerja sama dan berdiskusi untuk mencapai kesepakatan dalam melakukan latihan dan persiapan lomba. Menurutnya, Griska termasuk anak yang mudah diajak diskusi meskipun usianya termasuk yang paling muda di antara peserta lain, yaitu 16 tahun.
Puspitasari kemudian menyampaikan pesan kepada anak-anak berkebutuhan khusus lainnya di Indonesia agar tidak takut berkompetisi dan pandai mencari peluang. “Kita aja kalau dipikirin logis, anak disabilitas ini saingannya dengan orang profesional, dengan orang normal. Itu kalau dipikirin pakai logika, orang nggak tahu. Emangnya bisa? Tapi hari ini dibuktikan bahwa siswa (berkebutuhan khusus) Indonesia bisa bersaing di tingkat internasional dengan orang-orang normal,” tuturnya sambil meneteskan air mata karena bangga dengan capaian Griska.
Pelaksana Tugas Kepala Puspresnas Kemendikbudristek, Asep Sukmayadi, mengucapkan selamat dan memberikan apresiasi atas prestasi yang diraih peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK) di ajang Cidesco Make Up and Body Art Competition 2021. “Alhamdulillah, sampai saat ini masih berkesempatan untuk melejitkan prestasi talenta ke ajang internasional, kami bangga terhadap kalian yang tak kenal lelah untuk berkembang,” kata Asep.
Menurutnya, prestasi yang diraih untuk mencapai kompetisi internasional ini tentu tidak mudah karena perlu perjuangan. Selain itu juga didukung oleh peran sekolah serta kemampuan dan kemauan PDBK untuk menggapai mimpi yang besar. Sinergi antara Pemerintah dan lembaga/yayasan terkait perlu dilakukan untuk mengantarkan talenta-talenta berprestasi juara-juara pada level Internasional. Semoga capaian-capaian yang sudah diperoleh bisa menambah semangat, motivasi dan kekuatan bagi kita semua untuk pengembangan prestasi.
“Dengan prestasi, banyak sekali manfaat yang akan diperoleh. Talenta berprestasi berhak mendapatkan jaminan karier belajar. Selain itu, berprestasi akan mempermudah jalan kalian ke depan untuk menuju karier yang profesional,” ujar Asep.
Puspresnas Kemendikbudristek memfasilitasi keikutsertaan peserta didik berkebutuhan khusus dalam Cidesco Make Up and Body Art Competition 2021 secara semi daring. Cidesco Make Up and Body Art Competition 2021 diikuti oleh sembilan siswa berkebutuhan khusus dari delapan provinsi. Sebanyak tujuh siswa mengikuti lomba secara luring di Bandung, Jawa Barat, dan dua siswa mengikuti lomba secara daring. Cidesco Make Up And Body Art Competition adalah kompetisi tahunan tingkat internasional dalam bidang kecantikan yang ditujukan untuk mengidentifikasi dan mengapresiasi penata rias terbaik di dunia. CIDESCO atau Comité International d’Esthétique et de Cosmétologie adalah organisasi yang memiliki anggota yang terdiri dari sekolah kecantikan, pusat kecantikan, dan siswa kecantikan bersertifikat Cidesco yang ada di lebih dari 40 negara di 5 benua. Kompetisi ini terbuka bagi para profesional maupun para pelajar. Tema Cidesco Make Up And Body Art Competition pada tahun ini adalah “Beauty of Tropical Paradise”.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 476/sipres/A6/IX/2021
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 2285 kali
Editor :
Dilihat 2285 kali