Ayo Kursus: Upaya Kemendikbudristek dalam Menekan Angka Pengangguran di Indonesia 01 Oktober 2021 ← Back
Jakarta, Kemendikbudristek --- Saat ini, Indonesia mendekati ranking tertinggi pengangguran terbanyak di usia 17-25 tahun. Untuk itu, Ayo Kursus diluncurkan oleh Direktorat Kursus dan Pelatihan (DitSuslat), Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk menekan angka pengangguran, meningkatkan capaian belajar, serta sebagai alternatif pembelajaran yang berkualitas guna menciptakan SDM yang sesuai dengan kebutuhan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).
Direktur Kursus dan Pelatihan, Wartanto, menjelaskan bahwa Ayo Kursus ini sebagai jembatan untuk anak-anak melakukan reskilling dan upskilling. Perserta akan diberikan pelatihan untuk meningkatkan kompetensinya dan memiliki keterampilan baru sesuai dengan kebutuhan DUDI. Demikian penjelasannya pada Silaturahmi Merdeka Belajar episode 9 yang bertajuk “Program Ayo Kursus, Tingkatkan Kompetensi untuk Berkompetisi,” secara virtual, Kamis (30/9).
“Kompetensi dimiliki harus sesuai dengan kebutuhan industri. Maka kerja sama itu melahirkan kurikulum dibangun bersama industri, pendidiknya dibimbing industri, sarananya sesuai kebutuhan industri, programnya sesuai dengan industri, sehingga lulusannya sesuai dengan industri. Dengan itu, kita bisa menekan angka pengangguran, serta meningkatkan jumlah wirausaha, dan memperbanyak anak-anak yang telah lulus agar dapat bekerja,” ujarnya.
Lembaga mitra Ayo Kursus, dan Vice President Corporate Social Responsibility (CSR) Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim), Anggono Wijaya menyampaikan, di Gorontalo sendiri sebagai wilayah kerja dari Pupuk Kaltim, angka penganggurannya mengalami peningkatan pada tahun 2020, yakni dari sekitar 9,2% naik menjadi 9,46%.
“Program ini sangat bagus dan harus digaungkan sehingga dapat menjangkau masyarakat lebih luas, karena melalui program Ayo Kursus, DUDI bisa mendapatkan tenaga kerja yang memiliki skills sesuai dengan harapan dan siap pakai,” katanya.
Anggono Wijaya menuturkan adalah tanggung jawab kita bersama untuk menyelesaikan masalah lingkungan dan sosial di Indonesia pada umumnya. “Tujuan dari pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan diselesaikan melalui program ini,” lanjut dia.
Di akhir acara, Wartanto menutup SMB dengan memberikan pesan bahwa sukses tidak harus lewat satu jalur. Kunci sukses ada pada diri sendiri dengan memperkuat potensi dengan berbagai kompetensi. “Maka dari itu, diharapkan masyarakat dapat berpatisipasi untuk mengikuti program Ayo Kursus ini, sehingga dapat membantu menekan angka pengangguran di Indonesia, karena itu merupakan hakikat dari Program Ayo Kursus,” tutup Wartanto. ** (Tamara/Denty A.)
Sumber :
Direktur Kursus dan Pelatihan, Wartanto, menjelaskan bahwa Ayo Kursus ini sebagai jembatan untuk anak-anak melakukan reskilling dan upskilling. Perserta akan diberikan pelatihan untuk meningkatkan kompetensinya dan memiliki keterampilan baru sesuai dengan kebutuhan DUDI. Demikian penjelasannya pada Silaturahmi Merdeka Belajar episode 9 yang bertajuk “Program Ayo Kursus, Tingkatkan Kompetensi untuk Berkompetisi,” secara virtual, Kamis (30/9).
“Kompetensi dimiliki harus sesuai dengan kebutuhan industri. Maka kerja sama itu melahirkan kurikulum dibangun bersama industri, pendidiknya dibimbing industri, sarananya sesuai kebutuhan industri, programnya sesuai dengan industri, sehingga lulusannya sesuai dengan industri. Dengan itu, kita bisa menekan angka pengangguran, serta meningkatkan jumlah wirausaha, dan memperbanyak anak-anak yang telah lulus agar dapat bekerja,” ujarnya.
Lembaga mitra Ayo Kursus, dan Vice President Corporate Social Responsibility (CSR) Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim), Anggono Wijaya menyampaikan, di Gorontalo sendiri sebagai wilayah kerja dari Pupuk Kaltim, angka penganggurannya mengalami peningkatan pada tahun 2020, yakni dari sekitar 9,2% naik menjadi 9,46%.
“Program ini sangat bagus dan harus digaungkan sehingga dapat menjangkau masyarakat lebih luas, karena melalui program Ayo Kursus, DUDI bisa mendapatkan tenaga kerja yang memiliki skills sesuai dengan harapan dan siap pakai,” katanya.
Anggono Wijaya menuturkan adalah tanggung jawab kita bersama untuk menyelesaikan masalah lingkungan dan sosial di Indonesia pada umumnya. “Tujuan dari pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan diselesaikan melalui program ini,” lanjut dia.
Di akhir acara, Wartanto menutup SMB dengan memberikan pesan bahwa sukses tidak harus lewat satu jalur. Kunci sukses ada pada diri sendiri dengan memperkuat potensi dengan berbagai kompetensi. “Maka dari itu, diharapkan masyarakat dapat berpatisipasi untuk mengikuti program Ayo Kursus ini, sehingga dapat membantu menekan angka pengangguran di Indonesia, karena itu merupakan hakikat dari Program Ayo Kursus,” tutup Wartanto. ** (Tamara/Denty A.)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 2693 kali
Editor :
Dilihat 2693 kali