Cegah Kepunahan, Balai Bahasa Kalimantan Tengah Gelar Sinar bahtera I 2021  26 Oktober 2021  ← Back

Jakarta, 26 Oktober 2021 --- Keberadaan bahasa dan sastra daerah saat ini, khususnya di Provinsi Kalimantan Tengah sedang mengalami krisis yang cukup memprihatinkan. Kepala Balai Bahasa Kalimatan Tengah Valentina Lovina Tanate menyampaikan di tengah kemudahan dalam mengakses dan membagikan informasi pada ruang digital, penggunaan bahasa dan sastra daerah semakin terpinggirkan.
 
Hal ini berpengaruh terhadap sikap positif masyarakat terhadap bahasa dan sastra daerah yang kian menurun. "Bahasa dan sastra daerah sebagai aset dan kekayaan nasional sekaligus identitas dan cerminan karakter bangsa Indonesia tidak boleh terpinggirkan," kata Lovina melalui keterangan tertulis, Selasa, 26 Oktober 2021.
 
Valentina mengatakan, derasnya arus globalisasi dan kemajuan teknologi semestinya menjadi peluang untuk merancang atau merekayasa teknik atau moda yang dalam hal pelestarian, pelindungan, serta revitalisasi bahasa dan sastra daerah.
 
Untuk mewadahi penyebaran informasi kebahasaan dan kesastraan tersebut, Balai Bahasa Kalimantan Tengah pun melaksanakan Seminar Internasional Bahasa dan Sastra Daerah I (Sinar Bahtera I) tahun 2021. Seminar ini mengusung tema 'Keberagaman Bahasa dan Sastra Daerah Memperkukuh Jati Diri Bangsa Indonesia dalam Menyambut Revolusi Industri 4.0'.
 
Valentina berharap kegiatan ini dapat memasyarakatkan temuan-temuan kebahasaan dan kesastraan daerah. Selain itu, memberi bekal kebahasaan dan kesastraan yang bersifat teoritis dan praktis kepada masyarakat.
 
Kegiatan ini juga diharapkan bisa meningkatkan mutu kebahasaan dan kesastraan daerah di tengah derasnya arus digitalisasi dan globalisasi. Kemudian, menanamkan sikap positif masyarakat, khususnya terhadap bahasa dan sastra daerah, di tengah arus digitalisasi dan globalisasi.
 
Penyelenggaraan Sinar Bahtera I dengan visi Balai Bahasa Kalimantan Tengah periode 2020-2024, yaitu Terwujudnya ekosistem pengembangan dan pembinaan bahasa yang mendukung budaya riset dan inovasi kebahasaan yang kreatif, budaya literasi masyarakat yang tinggi, penguatan praktik diplomasi kebahasaan yang maju, dan pelindungan bahasa dan sastra yang dinamis berdasarkan politik dan perencanaan bahasa baru.

"Dan membentuk jejaring dan komunitas kebahasaan dan kesastraan di tingkat Provinsi Kalimantan Tengah, nasional, dan internasional," ungkapnya.
 
Kegiatan ini diikuti 124 pemakalah pendamping dan 421 orang peserta daring yang berasal dari akademisi, peneliti, pemerhati bahasa dan sastra daerah, guru, mahasiswa, dan kalangan lainnya. Harapannya, kata dia, seminar ini bisa memberikan dampak yang positif dan manfaat yang berkelanjutan di lingkup Kalimantan Tengah, nasional, dan global. 
 
"Dengan seminar ini diharapkan upaya pelindungan, pelestarian, dan revitalisasi bahasa dan sastra daerah berjalan secara masif dan konstruktif," ujarnya.
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 3422 kali