Kemendikbudristek Lakukan Revitalisasi Sastra di Tanah Papua 02 Oktober 2021 ← Back
Jakarta, 2 Oktober 2021 - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa terus aktif melakukan langkah revitalisasi sastra diberbagai daerah di tanah air hingga daerah Papua. Revitalisasi ini dilakukan sebagai upaya pelindungan terhadap bahasa dan sastra daerah agar tidak mengalami kepunahan.
Kepala Balai Bahasa Papua, Firman Susilomengatakan di daerah Papua, revitalisasi sastra dilakukan di Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura. Secara umum kegiatan revitaslisasi dapat diterima oleh pemerintah dan masyarakat setempat. Akan tetapi, kata Firman, ada tantangan kebudayan yang dihadapi di daerahnya.
"Kelompok peserta pada awalnya merasa kesulitan untuk mengungkapkan sastra daerah yang mereka miliki. Karena menurut mereka, hal itu adalah sesuatu yang sakral dan seharusnya memerlukan ritual adat dengan pembacaan doa atau mantera khusus yang dilakukan oleh orang-orang tertentu," terang Firman saat dihubungi melalui selular, pada Sabtu (2/10).
Beruntungnya, pihak Balai Bahasa Papua dapat memberikan pengertian bahwa yang diinginkan dari kegiatan revitalisasi tersebut adalah untuk menggali kembali potensi kesastraan daerah mereka tanpa harus melanggar ritual adat. Sehingga para peserta dapat melestarikan sastra adat mereka dan menampilkannya sebagai salah satu potensi wisata.
"Masyarakat pun menerima dengan baik akhirnya, dan rencananya kegiatan ini akan dilanjutkan sampai tingkat kampung dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat kampung," tuturnya.
Firman pun mengapresiasi adanya dukungan dari Kepala Distrik Depapre, Yahya Yarisetou, atas langkah revitalisasi sastra di Papua ini. Firman berharap, melalui kegiatan ini akan terjadi peningkatan penguasaan masyarakat terhadap sastra daerah. "Sehingga, sastra bisa menjadi dokumentasi kekhasan daerah di Indonesia. Serta menjadi langkah bersama dalam melestarikan kekayaan bangsa Indonesia dari ancaman kepunahan," tuturnya.
Untuk diketahui, Yahya Yarisetou menyambut baik kegiatan revitalisasi satra karena kegiatan ini sangat mendukung pengembangan sastra daerah di wilayah Depapre. “Dengan mengundang perwakilan kampung dari Depapre bisa mempermudah penggalian potensi kesastraan setiap kampung,” ujar Yahya Yarisetou.
Oleh karena itu, Peneliti Ahli Muda Bidang Kesastraan di Balai Bahasa Provinsi Papua Sriyono mengatakan kegiatan revitalisasi bahasa dan sastra harus didukung petunjuk teknis (Juknis) revitalisasi bahasa dan sastra. Hal ini untuk memudahkan pelaksanaan pelindungan bahasa dan sastra. “Tujuan kegiatan revitalisasi sastra ini untuk meningkatkan penguasaan masyarakat terhadap sastra daerah melalui lingkungan rumah tangga,” ujar Sriyono.
Untuk itu, Sriyono mengatakan dibutuhkan aksi yang dipusatkan pada lingkup desa, kelurahan atau kecamatan untuk meningkatkan penguasaan sastra daerah, melalui ranah pendidikan, baik sebagai muatan lokal maupun ekstrakulikuler. “Untuk meningkatkan penguasaan sastra daerah bisa juga melalui komunitas, seperti kelompok kesenian atau kelompok pecinta sastra daerah,” ungkapnya.
Manfaat dari revitalisasi sastra ini kata Sriyono di antaranya melakukan dokumentasi kekhasan sastra daerah di Indonesia. Ini sebagai bagian dari upaya pelindungan sastra daerah dari ancaman kepunahan. “Kami juga melakukan advokasi kepada pemerintah daerah (pemda) untuk melindungi sastra daerah di wilayahnya masing-masing,” tutur Sriyono.
Sumber :
Editor :
Dilihat 2582 kali