Lindungi Karya Sastra Sasak, Balai Bahasa NTB Konservasi Sastra Lisan Cupak Gerantang   20 Oktober 2021  ← Back

Jakarta, 20 Oktober 2021 --- Untuk melindungi sastra masyarakat suku Sasak berupa Cupak Gerantang, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Balai Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan konservasi lisan, yaitu naskah drama pentas dan sastra tulis lama berupa naskah lontar yakni naskah tembang yang masih digunakan oleh sebagian masyarakat Lombok, khususnya suku Sasak.

Kepala Kantor Bahasa NTB, Umi Kulsum, mengatakan saat ini, Cupak Gerantang hampir tak lagi dipahami oleh masyarakat Sasak, terlebih pada kalangan generasi muda. Oleh karenanya, demi mencegah punahnya sastra khas NTB tersebut, Umi mendorong untuk digaungkan kembali Cupak Gerantang di masyarakat Sasak. "Konservasi ini dijadikan sebagai program unggulan dengan alasan karena kegiatan tersebut merupakan langkah dan upaya pemeliharaan dan pelindungan terhadap karya sastra yang sudah mulai tergerus oleh kondisi modernisasi dan digitalisasi," ujar Umi saat dihubungi pada Rabu (20/10).

Di samping itu, kegiatan konservasi ini juga sebagai tanggung jawab kantor Bahasa sebagai salah satu lembaga pemerintah yang memiliki tugas dan fungsi dalam membina dan mengembangkan bahasa, baik bahasa negara maupun bahasa daerah sebagaimana yang telah diamanatkan oleh Undang-undang nomor 24 Tahun 2009 tantang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.

Umi mengungkapkan, Balai Bahasa NTB berusaha mempertahankan keberadaan sastra masyarakata Sasak berupa Cupak Gerantang agar tetap digunakan dan dinikmati oleh masyarakat Sasak sebagai pemiliknya, serta mengembangkan Cupak Gerantang agar lebih adaptif terhadap kehidupan kekinian masyarakat pemiliknya. "Kami memandang bahwa sudah menjadi penting untuk kembali memasyarakatkan dan mempertahankan keberadaan Cupak Gerantang," kata Umi.

Kegiatan konservasi sastra di Kabupaten Lombok Utara ini, lanjut Umi, mencakup upaya mempertahankan dan mengembangkan sastra Sasak Cupak Gerantang dengan jalan mendata atau mendukumentasikan kembali Cupak Gerantang dari cerita yang sesungguhnya sampai pada tahap revitalisasi generasi kedua dan ketiga.

"Dengan demikian, kegiatan ini diawali dengan kegiatan mengumpulkan data yang selanjutnya dibuat menjadi naskah siap pentas. Setelah naskah siap dipentaskan, tim kemudian mengumpulkan para pemeran Cupak Gerantang yang pernah terlibat dalam pementasan cupak gerantang pada kurun waktu sepuluh tahun sebelum kegiatan ini dilakukan," tuturnya.

Para pemain Cupak Gerantang ini kemudian mengajarkan atau mentransfer pengetahuan mereka kepada generasi berikutnya sehingga generasi berikutnya terampil dalam mementaskan Cupak Getantang. "Kemudian dikumpulkan para pemeran Cupak Gerantang yang pernah terlibat pada pementasan dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir. Disana pemain lah yang akan mengajarkan pengetahuan terkait Cupak Gerantang pada generasi berikutnya," tuturnya.
 
Umi mengatakan  bahwa proses pelaksanaan ada beberapa tahap dalam kegiatan konservasi bahasa dan sastra yaitu persiapan, pengumpulan data lapangan, serta pengolahan dan analisis data lapangan. Pada tahap persiapan, tim konservasi merumuskan instrumen yang akan dijadikan sebagai alat pengumpulan data. Instrumen ini berisi tentang keberadaan sebuah seni sastra tradisional di sebuah lokasi yang tertentu, bagaimana kondisi saat ini, dan lain-lain.

"Lebih jelasnya, instrumen yeng disusun seperti pemaparan berikut ini. Setelah instrumen tersebut diperoleh jawaban dari informan, para pelaku konservasi kemudian mewawancarai informan terkait cerita Cupak Gerantang secara utuh," ungkapnya.
 
Sejauh ini upaya pementasan diakui Umi menjadi solusi terbaik dalam mengenalkan kembali Cupak Gerantang pada masyarakat. Sayangnya, pandemi Covid-19 memaksa adanya pembatasan dalam kegiatan pementasan. "Hal ini membuat jumlah yang terlibat menjadi terbatas. Namun, dari hasil yang dicapai selama ini, terlihat bahwa telah terjadi perpindahan pengetahuan kepada gerenasi muda. Ini yang membuat kami optimis kedepan," pungkasnya.
Sumber :

 


Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 2383 kali