Mahasiswa Indonesia Menang Pada Kompetisi Pengeboran di Las Vegas  07 Oktober 2021  ← Back

Berlin, 7 Oktober 2021 – Mahasiswa asal Indonesia yang sedang menjalani pendidikan master bidang Teknik Mesin di Jerman, telah mengharumkan nama bangsa Indonesia dalam keikutsertaanya pada ajang kompetisi membuat terowongan bagi transportasi. Andrean Kristof Tedjojuwono, pemuda asal Surabaya ini turut menjadi tim dari Universitas Teknik Munchen (TUM) yang berhasil meraih kemenangan dalam Not-a-Boring-Competition edisi pertama yang diadakan di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat, pada 12 September 2021.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Berlin, Ardi Marwan mengungkapkan rasa bangganya atas prestasi yang diraih oleh Andrean. Menurutnya, Andrean bisa menjadi aset untuk masa depan transportasi di Indonesia.

“Kalau bisa mengaplikasikan teknologi ini di tanah air, ini akan menjadi sebuah inovasi yang luar biasa. Misalnya, pembuatan proyek seperti MRT (Moda Raya Transportasi) akan menjadi lebih cepat dan murah,” terang Atdikbud Ardi Marwan kepada kemdikbud.go.id pada Kamis (7/10).

Not-a-Boring-Competition merupakan kompetisi membuat terowongan untuk transportasi paling cepat, inovatif, aman, dan mampu memangkas biaya pembangunan. Kompetisi ini diinisiasi oleh The Boring Company, salah satu perusahaan milik Elon Musk, yang dikenal luas sebagai pemilik perusahaan mobil listrik Tesla.
 
Pada kompetisi ini, Andrean yang bergabung dalam tim yang diberi nama TUM Boring-Innovation in Tunneling berhasil meraih kemenangan pada kategori Best Guidance System dan Overall Winner. Sementara itu, pada kategori Team Safety diraih oleh tim dari University of Maryland, kategori Fastest Launch Design diraih oleh Virginia Tech, dan kategori Innovation and Design diraih oleh ETH Zurich.
 
Kepada Atdikbud Ardi Marwan, Andrean menjelaskan timnya telah menempuh perjalanan panjang serta perjuangan berat sebelum akhirnya meraih kemenangan. Timnya sukses terpilih menjadi 12 finalis dari 400 tim yang berasal dari seluruh dunia.
 
Andrean menceritakan, inovasi yang dibuat ini bermula pada Oktober 2020 saat seluruh anggota timnya berkumpul dan selanjutnya pada Desember 2020 timnya mengirimkan blue print dan buku konsep kepada penyelenggara. “Isinya tentang kalkulasi-kalkulasi, rumus, desain, dan konsep dari mesin bor yang kami buat,” terang Andrean.

Selanjutnya, Andrean mengatakan pada Februari 2021, baru diputuskan untuk melanjutkan proyek tersebut dalam tahap produksi yang memakan waktu sampai empat bulan. Kemudian, proses uji coba sendiri menghabiskan waktu dua bulan dengan biaya mencapai 700 ribu Euro yang bersumber dari perusahan-perusahaan sponsor.

Selanjutnya, alat yang mengunggulkan inovasi sistem pengeboran revolver ini selesai dan dikirim dengan kapal ke Amerika Serikat dengan berat total mencapai sekitar 20 ton. “Alat kami sangat efisien dibandingkan alat bor terowongan yang ada sekarang, sehingga bisa lebih menghemat waktu dan biaya,” ucap Andrean yang mengambil peran di bagian cutterhead di timnya.

Andrean bersyukur, alat pengebor bertenaga 500 ribu Newton yang didatangkan dengan dua kontainer ini beroperasi dengan lancar ketika diperagakan selama proses penilaian berlangsung. Namun, ia mengakui, alat tersebut masih memiliki sejumlah kelemahan yang akan terus di-upgrade untuk mengikuti Not-a-Boring-Competition tahun depan.

Andrean menuturkan, pemenang perlombaan ini hanya mendapatkan piala tanpa hadiah berupa uang tunai. “Namun lebih dari itu, kami para pemenang dalam kompetisi ini mendapatkan kebanggaan, perhatian dari dunia, serta kesempatan untuk bergabung di perusahaan yang dipimpin Elon Musk,” ujar Andrean.
 
Saat ini, kata Andrean, ia dan beberapa anggota timnya sudah mendapatkan panggilan untuk wawancara dengan The Boring Company dan perusahaan-perusahaan teknologi papan atas lainnya. Sementara itu, kelanjutan proyek TUM Boring, Andreas mengatakan ada kemungkinan untuk melanjutkan TUM Boring menjadi sebuah perusahaan atau bergabung dengan The Boring Company.
 
Tim TUM Boring-Innovation in Tunneling berjumlah 62 orang yang berasal dari 16 negara. Andrean adalah satu-satunya anggota tim yang berasal dari Indonesia.





Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
 
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 575/sipres/A6/X/2021

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 932 kali