Menginap, Penggerak Musik Tradisi Toba Terharu Perhatian Mas Menteri 27 Oktober 2021 ← Back
Samosir, 26 Oktober 2021 - Salah satu komposer yang terlibat dalam Festival Musik Tradisi Indonesia (FMTI): Lake Toba Ethnic Music Festival, Martahan Sitohang terisak-isak ketika pulang dari lokasi kegiatan FMTI dan menemukan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim di bengkel tempatnya membuat alat-alat musik tradisi.
Martahan Sitohang merupakan penggiat budaya, bersama dengan adiknya Elvrida Sitohang, Martahan menggerakkan kegiatan-kegiatan kesenian seperti pelatihan tari Tor-Tor untuk anak-anak remaja, pembuatan kesenian kerajinan dari bambu untuk para ibu di desanya.
Ikut terharu, Menteri Nadiem sekali lagi memuji penampilan para maestro dan pemuda pemudi di malam puncak FMTI Toba.
Sambil diajarkan Martahan cara bermain alat musik taganing, Mas Menteri bertanya kepada Martahan tentang bunyi-bunyian yang Ia dengar di acara festival.
“Bunyi-bunyian yang saya dengar di FMTI Toba tadi tidak pernah saya dengar sebelumnya. Sangat cantik dan kental kesakralannya, namun relevan dengan zaman,” sebutnya.
Menurut Mendikbudristek, “inovasi musik seperti itulah yang saya ingin dengar terus. Perpaduan musik tradisi dengan inovasi dimana sesekali saya mendengar musik hip hop, sesekali musik elektronik. Luar biasa”.
Martahan pun sepakat. Menurutnya, “Musik seperti itu yang akan merangsang anak-anak muda lebih mencintai tradisi”.
Selain belajar alat musik taganing, Mas Menteri meminta Martahan menjelaskan soal alat musik lainnya seperti hasapi, serune, dan garantung sambil bertukar pikiran.
“Terus terang saya selalu memikirkan bagaimana caranya musik ini laku dan dicintai masyarakat luas. Tapi lebih penting, bagaimana secara generik dapat dinikmati anak muda. Saya khawatir musik ini bisa hilang kalau kita tidak bergerak bersama. Ayo kita lanjut diskusi lagi,” ungkap Menteri Nadiem seraya mengajak Martahan lanjut mencurahkan isi hatinya.
Setidaknya ada empat hasil diskusi yang akan didalami Mas Menteri. Martahan mengakui, sebelum bertemu dan bertukar pikiran pun, dirinya sudah yakin Mas Menteri serius dalam mengemban tugas. Setelah berdiskusi, Ia pun merasa pandangan Menteri Nadiem sejalan dengan pemikirannya.
Ditanya bagaimana pengalaman rumahnya diinapi Mas Menteri, Martahan berkata, “Terharu, karena mendapatkan perhatian. Sudah tiga tahun saya meninggalkan istri dan anak di Jakarta untuk memajukan kebudayaan Toba. Komitmen saya ini ternyata diperhatikan Mas Menteri”.
Mendikbudristek melanjutkan malam terakhir kunjungan kerjanya di Sumatera Utara dengan menginap di rumah keluarga Martahan Sitohang. Sebelum bertolak ke Jakarta, sambil sarapan mie gomak Menteri Nadiem juga melanjutkan obrolan dengan penggiat Budaya Batak, Ojax Manalu, dan bermain gondang di tepi Danau Toba.
Dari masukan 60 maestro dan pemuda-pemudi penggerak budaya di acara FMTI yang dicatatnya dan obrolan hangat di rumah Martahan Sitohang, Menteri Nadiem berharap kebudayaan dapat menyejahterakan masyarakat di kawasan Destinasi Super Prioritas tersebut.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 648/sipres/A6/X/2021
Martahan Sitohang merupakan penggiat budaya, bersama dengan adiknya Elvrida Sitohang, Martahan menggerakkan kegiatan-kegiatan kesenian seperti pelatihan tari Tor-Tor untuk anak-anak remaja, pembuatan kesenian kerajinan dari bambu untuk para ibu di desanya.
Ikut terharu, Menteri Nadiem sekali lagi memuji penampilan para maestro dan pemuda pemudi di malam puncak FMTI Toba.
Sambil diajarkan Martahan cara bermain alat musik taganing, Mas Menteri bertanya kepada Martahan tentang bunyi-bunyian yang Ia dengar di acara festival.
“Bunyi-bunyian yang saya dengar di FMTI Toba tadi tidak pernah saya dengar sebelumnya. Sangat cantik dan kental kesakralannya, namun relevan dengan zaman,” sebutnya.
Menurut Mendikbudristek, “inovasi musik seperti itulah yang saya ingin dengar terus. Perpaduan musik tradisi dengan inovasi dimana sesekali saya mendengar musik hip hop, sesekali musik elektronik. Luar biasa”.
Martahan pun sepakat. Menurutnya, “Musik seperti itu yang akan merangsang anak-anak muda lebih mencintai tradisi”.
Selain belajar alat musik taganing, Mas Menteri meminta Martahan menjelaskan soal alat musik lainnya seperti hasapi, serune, dan garantung sambil bertukar pikiran.
“Terus terang saya selalu memikirkan bagaimana caranya musik ini laku dan dicintai masyarakat luas. Tapi lebih penting, bagaimana secara generik dapat dinikmati anak muda. Saya khawatir musik ini bisa hilang kalau kita tidak bergerak bersama. Ayo kita lanjut diskusi lagi,” ungkap Menteri Nadiem seraya mengajak Martahan lanjut mencurahkan isi hatinya.
Setidaknya ada empat hasil diskusi yang akan didalami Mas Menteri. Martahan mengakui, sebelum bertemu dan bertukar pikiran pun, dirinya sudah yakin Mas Menteri serius dalam mengemban tugas. Setelah berdiskusi, Ia pun merasa pandangan Menteri Nadiem sejalan dengan pemikirannya.
Ditanya bagaimana pengalaman rumahnya diinapi Mas Menteri, Martahan berkata, “Terharu, karena mendapatkan perhatian. Sudah tiga tahun saya meninggalkan istri dan anak di Jakarta untuk memajukan kebudayaan Toba. Komitmen saya ini ternyata diperhatikan Mas Menteri”.
Mendikbudristek melanjutkan malam terakhir kunjungan kerjanya di Sumatera Utara dengan menginap di rumah keluarga Martahan Sitohang. Sebelum bertolak ke Jakarta, sambil sarapan mie gomak Menteri Nadiem juga melanjutkan obrolan dengan penggiat Budaya Batak, Ojax Manalu, dan bermain gondang di tepi Danau Toba.
Dari masukan 60 maestro dan pemuda-pemudi penggerak budaya di acara FMTI yang dicatatnya dan obrolan hangat di rumah Martahan Sitohang, Menteri Nadiem berharap kebudayaan dapat menyejahterakan masyarakat di kawasan Destinasi Super Prioritas tersebut.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 648/sipres/A6/X/2021
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1062 kali
Editor :
Dilihat 1062 kali