Penyusunan Kamus Digital Budaya Jawa Jadi Program Prioritas Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah 25 Oktober 2021 ← Back
Semarang, Kemendikbudristek --- Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah sebagai lembaga kebahasaan di wilayah Provinsi Jawa Tengah melakukan Penyusunan Kamus Digital Budaya Jawa demi mendukung program prioritas Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Hal ini dilakukan mengingat pentingnya kosakata budaya untuk disumbangkan menjadi lema dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Pemerintah, melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi terus melakukan upaya untuk memudahkan dan mempercepat pengayaan kosakata bahasa Indonesia, yaitu melalui sebuah aplikasi. “Aplikasi pengusulan kosakata berbasis android dan web yang kini tengah dikembangkan tersebut—KBBI dalam Jejaring—telah banyak memuat kosakata berbagai bahasa daerah untuk menjadi bagian dari pemutakhiran KBBI,” tutur Kepala Balai Bahasa Jawa Tengah, Ganjar yang disampaikan pada Senin (25/10), di Semarang.
Aplikasi tersebut dinilai dapat memudahkan pengguna Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengusulkan kosakata baru yang muncul dan digunakan oleh masyarakat dalam ragam komunikasi secara nasional. Kosakata-kosakata bahasa daerah yang diusulkan tersebut tentu melalui tahap penyeleksian dan penyuntingan secara berlapis oleh tim KBBI berdasarkan syarat-syarat yang telah ditetapkan. “Hingga saat ini setidaknya sudah ada penambahan sekitar 100.000-an kosakata bahasa daerah dan istilah khusus bidang ilmu tertentu yang menjadi bagian dari lema-lema dalam KBBI edisi V,” sebut Ganjar.
Dalam penyusunan kamus, tim penyusun melibatkan beberapa informan di lapangan untuk melakukan upaya pendefinisian secara spesifik terhadap kosakata-kosakata dan istilah budaya. Tim penyusun melakukan wawancara mendalam (indepth interview) dengan para informan di lapangan untuk memeroleh data yang akurat dalam melakukan penyusunan Kamus Budaya Jawa ini.
Tim penyusun dari Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP) Perkamusan dan Peristilahan, Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah bekerja sama dengan berbagai pihak di wilayah Jawa Tengah untuk mengambil data di lapangan. “Adapun informan yang diwawancarai adalah pelaku-pelaku budaya di Jawa Tengah dan dimungkinkan memiliki khazanah kosakata dan istilah budaya Jawa yang dapat menjadi bahan pengayaan kosakata dan istilah,” ucap Ganjar.
Lebih lanjut ia menjelasakan, tujuan penyusunan Kamus Budaya Jawa ini adalah (1) untuk menyajikan kosakata budaya Jawa sebab kosakata budaya Jawa belum semua tergali, (2) melakukan upaya pengayaan kosakata budaya Jawa yang diharapkan dapat diusulkan menjadi bagian lema KBBI V sebab daya ungkap lema-lema budaya Jawa di KBBI masih terbatas, (3) memasyarakatkan kembali kosakata budaya Jawa secara luas sebab kosakata dan istilah budaya Jawa mulai tidak populer di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda perlu mendapat perhatian khusus, dan (3) belum adanya aplikasi Kamus Budaya Jawa yang memadai.
Kegiatan Penyusunan Kamus Budaya Jawa tersebut diawali dengan pelaksanaan Inventarisasi Kosakata Budaya Jawa yang meliputi beberapa bidang, yaitu: (1) bidang maritim dan kenelayanan, (2) bidang pertukangan dan arsitektur, (3) bidang seni dan budaya Jawa (batik, tari, kerajinan tradisional, karawitan, kesenian rakyat), (4) bidang pertanian, perkebunan, perhutanan, (5) bidang peternakan dan pembudidayaan, (6) bidang kesehatan dan pengobatan tradisional, serta (7) bidang wisata alam dan kuliner tradisional Jawa.
“Seiring perkembangan teknologi informasi yang pesat, pengomputasian menjadi alternatif yang paling memadai untuk mendukung kerja penyusunan kamus. Penyusunan Kamus Budaya Jawa ini menggunakan data berupa hasil wawancara dengan para informan di lapangan terkait kosakata budaya Jawa,” jelas Ganjar.
Tim penyusun melibatkan pamong budaya untuk membantu mengarahkan para pelaku seni budaya, pengrajin, dan orang-orang yang memiliki pengetahuan budaya Jawa di Jawa Tengah. Data-data tersebut kemudian dikumpulkan dan disusun menggunakan model penginputan dengan format excel yang kemudian dipilah dan disusun secara alfabetis.
Ganjar menerangkan bahwa penyusunan Kamus Budaya Jawa dilakukan dengan beberapa tahapan, yakni persiapan yang meliputi penentuan tujuan penyusunan pedoman kerja. Tujuan penyusunan Kamus Budaya Jawa dirumuskan bersama oleh semua anggota tim penyusun yang tergabung dalam KKLP Perkamusan dan Peristilahan, Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah.
Pedoman kerjanya meliputi pembentukan tim-tim kerja kecil, penyusunan instrumen untuk pelacakan data, penyusunan peta jalan, serta pedoman rincian tugas serta tanggung jawab tim. Setelah tahap persiapan terlaksana, penyusun melakukan tahap kedua, yakni pemerolehan data yang berupa rekaman kosakata yang berasal dari dua sumber.
“Sumber pertama adalah kata kepala yang telah terekam di dalam sumber-sumber tertulis, seperti artikel, kamus bahasa, dan sumber tertulis lain yang memuat kosakata budaya Jawa. Tim melakukan pelacakan data tertulis tersebut untuk kemudian ditata dan disusun kembali dalam tabel secara rinci,” terangnya.
“Sumber kedua adalah informan, yaitu masyarakat Jawa Tengah secara umum yang dipilih dengan kriteria khusus dan memungkinkan dapat memberikan informasi akurat berkaitan dengan budaya Jawa secara komprehensif dan memadai. Hal tersebut dilakukan agar informan yang dipilih tersebut dapat memberikan sumbangan kelengkapan kosakata budaya Jawa pada kegiatan ini,” imbuhnya. Beberapa proses pelacakan data kata Ganjar, terdokumentasi pada kanal YouTube Balai Bahasa Jawa Tengah.
Kemudian, tahap ketiga adalah penyusunan entri. Kosakata Budaya Jawa yang diperoleh dari sumber data disusun sedemikian rupa dilengkapi dengan penjelasan singkat dan kelas kata. Hal itu menjadi hal yang pertama kali dilakukan oleh tim. Seleksi kata kepala dan klasifikasi entri dilakukan melalui diskusi tim. Semua data akan dianalis oleh tim penyusun.
Setelah itu, dilakukan pemadanan dan penjelasan sehingga memberikan informasi yang tepat pada pendefinisian entri. Tahap terakhir adalah penyusunan Kamus Budaya Budaya Jawa yang meliputi pekerjaan pembacaan ulang oleh semua tim kerja, revisi, dan perwajahan yang praktiknya bekerja sama dengan tim IT dari Universitas Dian Nuswantoro, Semarang.
Jawa, yang merupakan salah satu budaya besar yang ada di wilayah Indonesia kata Ganjar, pun tak luput dari kekhawatiran akan punahnya istilah-istilah budaya yang dahulu pernah berada di puncak kejayaan pada masanya. Hal tersebut menjadi salah satu alasan upaya penyunan Kamus Budaya Jawa yang dilakukan oleh tim KKLP Perkamusan dan Peristilahan, Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah.
“Kebudayaan Jawa menyimpan banyak khazanah kosakata khusus dan dapat dimungkinkan menyumbang kosakata dalam KBBI. Bidang tersebut merupakan bidang kajian yang berperan besar dalam pembentukan istilah umum dan khusus. Sebab, Jawa Tengah dikenal sebagai salah satu “lumbung budaya” nasional,” tekannya.* (Denty A.)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 3441 kali
Editor :
Dilihat 3441 kali