Puncak Bulan Bahasa dan Sastra, Mendikbudristek Ajak Generasi Muda Lebih Cintai Bahasa Indonesia 28 Oktober 2021 ← Back
Jakarta, 28 Oktober 2021 --- Tahun 2021 ini seperti tahun lalu, peringatan Sumpah Pemuda dan perayaan Bulan Bahasa dan Sastra (BBS) dilaksanakan pada masa Pandemi Covid-19. Dengan berbagai keterbatasan, perayaan BBS 2021 dilaksanakan penuh semangat dan semarak. Berbagai acara dikemas secara kreatif dan inovatif untuk menghasilkan semangat baru dalam berbahasa untuk menuju Indonesia yang tangguh.
Dalam acara Puncak BBS Tahun 2021, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, mengajak pemuda Indonesia untuk terus menyalakan semangat untuk mencintai dan mengembangkan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia harus diposisikan sebagai identitas kebangsaan.
Menteri Nadiem menuturkan, pada era globalisasi sekarang ini, generasi muda perlu memiliki nilai-nilai kebinekaan global untuk berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dan membawa Indonesia maju di panggung internasional. “Marilah kita semua menjadi pelajar Pancasila yang mencintai Indonesia dan menghargai keberagaman untuk mewujudkan Merdeka Belajar,” tuturnya saat menyampaikan sambutan dalam puncak peringatan BBS 2021 secara virtual, Kamis (28/10/2021).
Mendikbudristek mengatakan jika generasi muda Indonesia meninggalkan bahasanya maka bangsa lain tidak akan menghargai Indonesia. Bahasa daerah harus tetap dijaga, bahasa Indonesia digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dan bahasa asing juga harus dikuasai sebagai bekal bersaing dengan bangsa lain.
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, E. Aminuddin Aziz, mengatakan ada tiga catatan yang menjadi ukuran yang diambil Badan Bahasa dalam mengejawantahkan gagasan besar Merdeka Belajar. Pertama, tekad kuat generasi muda dalam menjaga bahasa Indonesia. Tekad ini memberikan keyakinan bahwa Bahasa Indonesia akan terus tumbuh dan berkembang. Ia meyakini, gelombang perubahan sosial masyarakat saat ini tidak cukup kuat untuk meruntuhkan semangat dalam menjayakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
“Pencinta bahasa Indonesia mulai dari jenjang PAUD hingga perguruan tinggi termasuk generasi disabilitas menunjukkan semangat luar biasa dalam memahami bahasa Indonesia menurut kemampuan masing-masing,” katanya.
Kedua, Aminudin menuturkan, muncul kesadaran kuat yang merata di seluruh daerah bahwa bahasa dan sastra sangat berharga bagi masyarakat Indonesia. Watak dan pola pikir dibina dan tumbuh dalam kehidupan bahasa ibu yang umumnya bahasa daerah. Bahasa daerah, kata dia, adalah tanaman kehidupan bagi kita semua. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk tidak melestarikan bahasa daerah. “Tinggal kita pikirkan bersama tentang strategi yang paling sesuai dengan keadaan masyarakat agar bahasa daerah bisa tetap lestari,” ujarnya.
Ketiga, penyebaran bahasa Indonesia ke tataran global memberikan titik cerah pada masa pandemi karena kemasan diplomasi bahasa yang dikembangkan secara kreatif di situasi sulit ini memberi keyakinan bahwa bahasa Indonesia makin luas dipelajari dan digunakan oleh para penutur asing. Apalagi saat ini banyak negara, lembaga, komunitas baru yang terlibat dalam pengajaran BIPA. Aminudin optimistis ada harapan cerah dalam penyebaran bahasa Indonesia di kancah global.
Ketiga catatan tersebut, sampai batas tertentu, menjadi ukuran dalam langkah strategis yang diambil oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dalam mengejawantahkan gagasan besar merdeka belajar. Merdeka belajar adalah upaya memberikan nilai tambah terhadap praktik pembelajaran yang selama ini berkembang. Bahasa adalah instrumen dan sekaligus media yang paling jelas dalam mengukur kemampuan dan keberhasilan merdeka belajar itu. Melalui bahasa, segala gagasan, pikiran, dan karya itu digambarkan. Ada karya maka di situ akan ada bahasa yang harus digunakan untuk menyampaikan karya tersebut.
Perayaan BBS tahun ini dilaksanakan penuh semangat dan semarak. Berbagai acara dikemas secara kreatif dan inovatif untuk menghasilkan semangat baru dalam berbahasa. Aneka keunikan dan kehebatan para pencinta bahasa dan sastra telah mereka tunjukkan dalam berbagai rangkaian kegiatan BBS 2021. Melalui acara Menjalin Indonesia, dari ujung paling barat sampai paling timur Indonesia, dapat disaksikan keanekaragaman kreativitas itu. Demikian pula rangkaian acara yang dikemas dalam tajuk acara festival, penilaian karya, pemilihan duta bahasa, gelar wicara, serta penghargaan kebahasaan dan kesastraan. Suntikan semangat dan kecintaan kepada tanah air dan bangsa Indonesia dipersatukan melalui bahasa Indonesia.
Untuk meningkatkan layanan kebahasaan dan kesastraan kepada masyarakat dalam Puncak Bulan Bahasa dan Sastra 2021 ini Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa meluncurkan sejumlah produk, yaitu buku-buku terjemahan cerita anak untuk mendukung Gerakan Literasi Nasional, bahan ajar BIPA bermuatan lokal, Jurnal Forensik Kebahasaan, dan yang telah ditunggu-tunggu kehadirannya oleh masyarakat adalah Aplikasi Penyuntingan Ejaan Bahasa Indonesia atau Sipebi. (Nur Widiyanto)
Sumber :
Dalam acara Puncak BBS Tahun 2021, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, mengajak pemuda Indonesia untuk terus menyalakan semangat untuk mencintai dan mengembangkan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia harus diposisikan sebagai identitas kebangsaan.
Menteri Nadiem menuturkan, pada era globalisasi sekarang ini, generasi muda perlu memiliki nilai-nilai kebinekaan global untuk berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dan membawa Indonesia maju di panggung internasional. “Marilah kita semua menjadi pelajar Pancasila yang mencintai Indonesia dan menghargai keberagaman untuk mewujudkan Merdeka Belajar,” tuturnya saat menyampaikan sambutan dalam puncak peringatan BBS 2021 secara virtual, Kamis (28/10/2021).
Mendikbudristek mengatakan jika generasi muda Indonesia meninggalkan bahasanya maka bangsa lain tidak akan menghargai Indonesia. Bahasa daerah harus tetap dijaga, bahasa Indonesia digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dan bahasa asing juga harus dikuasai sebagai bekal bersaing dengan bangsa lain.
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, E. Aminuddin Aziz, mengatakan ada tiga catatan yang menjadi ukuran yang diambil Badan Bahasa dalam mengejawantahkan gagasan besar Merdeka Belajar. Pertama, tekad kuat generasi muda dalam menjaga bahasa Indonesia. Tekad ini memberikan keyakinan bahwa Bahasa Indonesia akan terus tumbuh dan berkembang. Ia meyakini, gelombang perubahan sosial masyarakat saat ini tidak cukup kuat untuk meruntuhkan semangat dalam menjayakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
“Pencinta bahasa Indonesia mulai dari jenjang PAUD hingga perguruan tinggi termasuk generasi disabilitas menunjukkan semangat luar biasa dalam memahami bahasa Indonesia menurut kemampuan masing-masing,” katanya.
Kedua, Aminudin menuturkan, muncul kesadaran kuat yang merata di seluruh daerah bahwa bahasa dan sastra sangat berharga bagi masyarakat Indonesia. Watak dan pola pikir dibina dan tumbuh dalam kehidupan bahasa ibu yang umumnya bahasa daerah. Bahasa daerah, kata dia, adalah tanaman kehidupan bagi kita semua. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk tidak melestarikan bahasa daerah. “Tinggal kita pikirkan bersama tentang strategi yang paling sesuai dengan keadaan masyarakat agar bahasa daerah bisa tetap lestari,” ujarnya.
Ketiga, penyebaran bahasa Indonesia ke tataran global memberikan titik cerah pada masa pandemi karena kemasan diplomasi bahasa yang dikembangkan secara kreatif di situasi sulit ini memberi keyakinan bahwa bahasa Indonesia makin luas dipelajari dan digunakan oleh para penutur asing. Apalagi saat ini banyak negara, lembaga, komunitas baru yang terlibat dalam pengajaran BIPA. Aminudin optimistis ada harapan cerah dalam penyebaran bahasa Indonesia di kancah global.
Ketiga catatan tersebut, sampai batas tertentu, menjadi ukuran dalam langkah strategis yang diambil oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dalam mengejawantahkan gagasan besar merdeka belajar. Merdeka belajar adalah upaya memberikan nilai tambah terhadap praktik pembelajaran yang selama ini berkembang. Bahasa adalah instrumen dan sekaligus media yang paling jelas dalam mengukur kemampuan dan keberhasilan merdeka belajar itu. Melalui bahasa, segala gagasan, pikiran, dan karya itu digambarkan. Ada karya maka di situ akan ada bahasa yang harus digunakan untuk menyampaikan karya tersebut.
Perayaan BBS tahun ini dilaksanakan penuh semangat dan semarak. Berbagai acara dikemas secara kreatif dan inovatif untuk menghasilkan semangat baru dalam berbahasa. Aneka keunikan dan kehebatan para pencinta bahasa dan sastra telah mereka tunjukkan dalam berbagai rangkaian kegiatan BBS 2021. Melalui acara Menjalin Indonesia, dari ujung paling barat sampai paling timur Indonesia, dapat disaksikan keanekaragaman kreativitas itu. Demikian pula rangkaian acara yang dikemas dalam tajuk acara festival, penilaian karya, pemilihan duta bahasa, gelar wicara, serta penghargaan kebahasaan dan kesastraan. Suntikan semangat dan kecintaan kepada tanah air dan bangsa Indonesia dipersatukan melalui bahasa Indonesia.
Untuk meningkatkan layanan kebahasaan dan kesastraan kepada masyarakat dalam Puncak Bulan Bahasa dan Sastra 2021 ini Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa meluncurkan sejumlah produk, yaitu buku-buku terjemahan cerita anak untuk mendukung Gerakan Literasi Nasional, bahan ajar BIPA bermuatan lokal, Jurnal Forensik Kebahasaan, dan yang telah ditunggu-tunggu kehadirannya oleh masyarakat adalah Aplikasi Penyuntingan Ejaan Bahasa Indonesia atau Sipebi. (Nur Widiyanto)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 2024 kali
Editor :
Dilihat 2024 kali