Revitalisasi Sastra Daerah, Upaya Pelestarian untuk Keberlangsungan Sastra Daerah  05 Oktober 2021  ← Back

Jakarta, 5 Oktober 2021 – Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Balai Bahasa sebagai Unit Pelaksana Teknis di daerah menyelenggarakan kegiatan revitalisasi sastra daerah. Kegiatan ini dilaksanakan di beberapa wilayah, salah satunya di Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura.
Disampaikan Firman Susilo, Kepala Balai Bahasa provinsi Papua, revitalisasi sastra dilakukan untuk meningkatkan penguasaan masyarakat terhadap sastra daerah melalui lingkungan rumah tangga, ranah pendidikan, maupun komunitas seperti kelompok kesenian atau pecinta sastra daerah.

Selain itu, menurut Firman, revitalisasi sastra juga menjadi bagian upaya pelindungan sastra daerah dan untuk melestarikan kekayaan bangsa Indonesia.
Revitalisasi sastra daerah di Kabupaten Jayapura tahun 2021 dilaksanakan tanggal 31 Agustus hingga 3 September 2021 lalu. Diikuti oleh 30 orang peserta yang berasal dari empat kampung pemilik tiga bahasa  yaitu bahasa Mooi, bahasa Teperam, dan bahasa Yenewa, acara ini dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
 
Yahya Yarisetou, Kepala Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, turut mendukung dan menyampaikan terima kasih kepada Balai Bahasa Provinsi Papua yang telah bersedia menyelenggarakan kegiatan ini di wilayah Depapre. “Semoga dapat mengambil manfaat dari kegiatan ini untuk mengembangkan dan menghidupkan kembali sastra daerah di wilayah Depapre,” tuturnya.
Dalam pelaksanaannya, materi terlebih dahulu disampaikan oleh narasumber dan setelahnya dilakukan pendampingan kepada kelompok peserta yang berasl dari satu kampung. Hal ini bertujuan untuk lebih mempermudah penggalian kesastraan setiap kampung.
 
Dengan demikian, para peserta saling berbagi bersama narasumber mengenai permasalahan ataupun potensi sastra daerah yang ingin dan dapat mereka kembangkan. Selain itu, peserta juga mempraktikkan sastra daerah yang ingin dikembangkan dan ditampilkan pada akhir kegiatan.
 
Pada hari terakhir, setiap kelompok peserta menampilkan sastra daerah yang telah mereka gali dan kembangkan berdasarkan arahan dan bimbingan dari narasumber. Bahkan, para kelompok peserta melengkapi diri mereka dengan peralatan dan perlengkapan yang biasa mereka gunakan dalam penampilan sastra daerah.
 
Sastra daerah yang ditampilkan pada akhir kegiatan ini adalah ritual makan bersama, doa pagi bersama dalam bahasa daerah, tarian memanggil ikan, dan tarian adat pengantaran makanan untuk keluarga besan.
 
Kegiatan ini berakhir setelah ditutup secara resmi oleh Yahya Yarisetou. Antusias terlihat dari peserta, mereka berharap agar kegiatan semacam ini tidak berhenti sampai di sini, tetapi dilanjutkan hingga ke tingkat kampung dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat kampung. Selain itu, mereka juga berharap peran dari pemerintah daerah untuk membantu masyarakat mengembangkan revitalisasi sastra daerah sebagai salah satu potensi wisata. Pada kesempatan itu pula, panitia dari Balai Bahasa Provinsi Papua memberikan buku cetakan Balai Bahasa Provinsi Papua kepada setiap peserta, Kepala Distrik Depapre, dan Kepala Kepolisian Sektor Depapre.
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1412 kali