Revitalisasi Sastra Lisan “Bapandung” dan “Basyair” di Kalimantan Selatan 30 Oktober 2021 ← Back
Kalsel, Kemendikbudristek --- Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan sebagai salah satu lembaga yang bertanggung jawab dalam upaya pelindungan dan pelestarian sastra lisan di daerah, melaksanakan Revitalisasi Sastra Lisan Bapandung dan Bimbingan Teknis Pelindungan Sastra Lisan Basyair. Revitalisasi dan bimbingan teknis tersebut bertujuan untuk mengenalkan sastra lisan Bapandung dan Basyair kepada generasi muda sehingga dapat meningkatkan jumlah penutur dan pelaku seni sastra lisan Bapandung dan Basyair.
Bapandung adalah sastra lisan Banjar bercerita yang biasanya diadakan sebagai hiburan. Bapandung mirip dengan monolog, tetapi ada perbedaan yang cukup kuat antara keduanya. Bapandung merupakan monolog yang tidak hanya bercerita biasa, tetapi juga mempertunjukkan tiga hal, yaitu mempertunjukkan busana tokoh yang selalu berganti sesuai pergantian karakter; Si Pamandungan yang harus mengubah cara bicara dan tingkah laku tokoh sesuai engan perubahan karakter; dan adanya konflik tertentu.
Basyair adalah sastra lisan membaca syair dalam bahasa Banjar. Pada masa dulu, Basyair adalah hiburan setelah masa panen sehingga syair dibaca sebagai penghilang penat. Syair juga biasa digunakan sebagai nasihat pada acara keagamaan atau pada acara perkawinan. Dewasa ini, syair sebagai tontonan mulai kurang diminati masyarakat karena masyarakat modern lebih memilih tontonan lain.
Kegiatan revitalisasi Bapandung melibatkan siswa dari beberapa sekolah di Banjarmasin yang menjadi peserta. Pelaksanaan kegiatan berlangsung selama tujuh hari di Taman Budaya Provinsi Kalimantan Selatan. Kegiatan ini merupakan kerja sama pemerintah daerah melalui dinas pendidikan, komunitas/sanggar sastra dan seni budaya, dan Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan.
Kegiatan revitalisasi sastra Bapandung dilakukan melalui bimbingan teknis dan dilanjutkan dengan pemasyarakatan aksi, sedangkan bimbingan teknis sastra lisan Basyair dilakukan dengan pemberian materi dan praktik. Ada lima materi yang diberikan kepada peserta, yaitu Pengantar Penulisan Syair, Pengenalan Syair Banjar, Praktik Penulisan Syair Banjar, Praktik Basyair, dan Pementasan Basyair.
Tahapan pelaksanaan kegiatan meliputi empat hal, yakni pembukaan, revitalisasi, pemasyarakatan aksi, dan penutupan. Pada pelaksanaan revitalisasi, peserta melakukan latihan vokal, latihan fisik, latihan merangkai kata, dan latihan penampilan. Selanjutnya pada saat pemasyarakatan aksi, seluruh peserta menampilkan hasil latihannya di atas panggung dan di depan penonton. Mereka menampilkan karya dengan maju ke atas panggung secara bergantian.
Bimbingan Teknis Pelindungan Sastra Lisan Basyair se-Kabupaten Hulu Sungai Tengah dilaksanakan selama dua hari, yakni 9—10 September 2021, di Taman Wisata Alam Baruh Bunga Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Pemberian materi bimtek menggunakan metode ceramah, tanya jawab, penugasan, dan latihan. Penugasan dalam kegiatan ini berupa latihan menulis syair Banjar. Proses kreatif itu pada akhir kegiatan bimtek menghasilkan sebuah karya berupa syair Banjar. (Desliana Maulipaksi)
Sumber :
Bapandung adalah sastra lisan Banjar bercerita yang biasanya diadakan sebagai hiburan. Bapandung mirip dengan monolog, tetapi ada perbedaan yang cukup kuat antara keduanya. Bapandung merupakan monolog yang tidak hanya bercerita biasa, tetapi juga mempertunjukkan tiga hal, yaitu mempertunjukkan busana tokoh yang selalu berganti sesuai pergantian karakter; Si Pamandungan yang harus mengubah cara bicara dan tingkah laku tokoh sesuai engan perubahan karakter; dan adanya konflik tertentu.
Basyair adalah sastra lisan membaca syair dalam bahasa Banjar. Pada masa dulu, Basyair adalah hiburan setelah masa panen sehingga syair dibaca sebagai penghilang penat. Syair juga biasa digunakan sebagai nasihat pada acara keagamaan atau pada acara perkawinan. Dewasa ini, syair sebagai tontonan mulai kurang diminati masyarakat karena masyarakat modern lebih memilih tontonan lain.
Kegiatan revitalisasi Bapandung melibatkan siswa dari beberapa sekolah di Banjarmasin yang menjadi peserta. Pelaksanaan kegiatan berlangsung selama tujuh hari di Taman Budaya Provinsi Kalimantan Selatan. Kegiatan ini merupakan kerja sama pemerintah daerah melalui dinas pendidikan, komunitas/sanggar sastra dan seni budaya, dan Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan.
Kegiatan revitalisasi sastra Bapandung dilakukan melalui bimbingan teknis dan dilanjutkan dengan pemasyarakatan aksi, sedangkan bimbingan teknis sastra lisan Basyair dilakukan dengan pemberian materi dan praktik. Ada lima materi yang diberikan kepada peserta, yaitu Pengantar Penulisan Syair, Pengenalan Syair Banjar, Praktik Penulisan Syair Banjar, Praktik Basyair, dan Pementasan Basyair.
Tahapan pelaksanaan kegiatan meliputi empat hal, yakni pembukaan, revitalisasi, pemasyarakatan aksi, dan penutupan. Pada pelaksanaan revitalisasi, peserta melakukan latihan vokal, latihan fisik, latihan merangkai kata, dan latihan penampilan. Selanjutnya pada saat pemasyarakatan aksi, seluruh peserta menampilkan hasil latihannya di atas panggung dan di depan penonton. Mereka menampilkan karya dengan maju ke atas panggung secara bergantian.
Bimbingan Teknis Pelindungan Sastra Lisan Basyair se-Kabupaten Hulu Sungai Tengah dilaksanakan selama dua hari, yakni 9—10 September 2021, di Taman Wisata Alam Baruh Bunga Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Pemberian materi bimtek menggunakan metode ceramah, tanya jawab, penugasan, dan latihan. Penugasan dalam kegiatan ini berupa latihan menulis syair Banjar. Proses kreatif itu pada akhir kegiatan bimtek menghasilkan sebuah karya berupa syair Banjar. (Desliana Maulipaksi)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 5734 kali
Editor :
Dilihat 5734 kali