Sinergi Pemangku Kebijakan di Jawa Barat dalam Diseminasi Model Pembelajaran Bahasa dan Sastra Sunda 23 Oktober 2021 ← Back
Bandung, Kemendikbudristek --- Guna memperkuat karakter, memperluas pengetahuan, serta melatih dan mengembangkan sikap positif khususnya bagi siswa SD dan SMP terhadap budaya Sunda, Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa melalui Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat bekerja sama dengan 27 dinas pendidikan kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat melakukan Diseminasi Model Pembelajaran Bahasa dan Sastra Sunda di Sekolah.
“Melalui kegiatan ini, terjalinnya kemitraan antara Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat dengan unsur perguruan tinggi negeri/swasta (akademisi), organisasi kesundaan/sanggar kesenian (praktisi) dan sekolah (guru/siswa), serta masyarakat pada umumnya dalam upaya pembelajaran bahasa dan sastra sunda,” tutur Kepala Balai Bahasa Jawa Barat, Syarifuddin, pada Sabtu (23/10), di Bandung.
Dalam penjelasannya, ia mengatakan, kegiatan ini diisi dengan pemberian materi dan pelatihan yang berisi teori dan praktik baik dari tujuh komponen oleh pakar bahasa dan sastra Sunda. Tujuh komponen tersebut adalah menulis cerpen (Nulis Carpon), baca puisi (maca sajak), pidato (biantara), bercerita (ngadongéng), Tembang Pupuh, baca/tulis aksara Sunda (maca/nulis aksara Sunda), dan borangan (ngabodor sorangan/stand-up comedy).
“Sasarannya adalah satu perwakilan dari dinas pendidikan kabupaten/kota, dua guru SMP, dan dua guru SD Bahasa Sunda di kabupaten/kota Jawa Barat dengan jumlah peserta 145 orang,” sebut Syarifuddin.
Syarifuddin berharap, hasil yang diharapkan dalam kegitan ini adalah adanya calon peserta pasanggiri wakil dari seluruh kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat serta terpilihnya Pemenang I, Pemenang II, Pemenang III, Pemenang Harapan I, Pemenang Harapan II, dan Pemenang Harapan IIII kategori putra putri untuk setiap materi pasanggiri. Selain itu, terlaksananya kegiatan “Pasanggiri Bahasa, Sastra, Aksara Daerah” bagi siswa SD dan SMP tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2021.
“Dalam evaluasi kemampuan peserta terlihat ada peningkatan dari awalnya skor tertinggi hanya 74 pada pre test, saat post test skor tertinggi menjadi 82 Ini menunjukkan ada perubahan kemampuan kognitif dan psikomotor yang semakin membaik,” ujar Syarifuddin bangga.
Secara umum, kegiatan Diseminasi Model Pembelajaran Bahasa dan Sastra di Sekolah di Provinsi Jawa Barat telah berjalan sangat baik dan sangat didukung oleh guru-guru dan dinas pendidikan kabupaten/kota. “Banyak peserta yang berharap kegiatan ini dapat dilaksanakan secara berkala dalam rangka meningkatkan kemampuan dan ujungnya adalah murid mendapatkan layanan yang maksimal dari guru sehingga kemampuan murid dapat berkembang secara optimal berdasarkan nilai-nilai yang terdapat dalam bahasa dan sastra Sunda,” tutupnya.
Kegiatan Diseminasi Model Pembelajaran Bahasa dan Sastra Sunda di Sekolah dilaksanakan dalam tiga tahapan. Tahapan pertama adalah membahas konsep atau kerangka berpikir dengan pakar bahasa Sunda, dinas pendidikan kabupaten/kota, dan calon pengajar. Nantinya, kegiatan dilakukan dalam bentuk pencerahan pemikiran, yaitu Koordinasi Pakar, Calon Pengajar, dan Pemangku Kepentingan Bahasa dan Sastra yang menghasilkan Pedoman Diseminasi Model Pembelajaran Bahasa dan Sastra di Sekolah di Provinsi Jawa Barat dengan tujuh komponen.
Ketujuh komponen tersebut yaitu borangan (stand up comedy), pidato (biantara), menulis cerita pendek (nulis carpon), mendongeng (ngadongeng), tembang pupuh (bijil, sinom, asmarandana dsb.), membaca sajak Sunda, dan menulis aksara Sunda,” jelas Syarifuddin.
Tahapan kedua diwujudkan dalam bentuk pelatihan atau praktik baik dengan program aksinya adalah Diseminasi Model Pembelajaran Bahasa dan Sastra di Sekolah di Provinsi Jawa Barat. Kegiatan ini melibatkan satu orang dari unsur dinas pendidikan kabupaten kota, dua guru bahasa Sunda SMP, dan dua guru bahasa Sunda SD di 27 kabupaten/kota di Jawa Barat.
Tahapan ketiga adalah melaksanakan lomba atau pasanggiri yang dilakukan di tiap-tiap dinas pendidikan kabupaten/kota hingga tingkat provinsi dengan tujuh komponen mata lomba.* (Denty A.)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 3140 kali
Editor :
Dilihat 3140 kali