163 Tim dari 61 Perguruan Tinggi Se-Indonesia Siap Jajal Kemampuan di Kontes Robot Terbang Indonesia 16 November 2021 ← Back
Jakarta, 16 November 2021 - Sebanyak 163 tim dari 61 perguruan tinggi di Indonesia saat ini sedang berkompetisi di ajang Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) tingkat nasional secara daring. Mereka akan berjuang untuk merebut piala emas dari empat divisi pertandingan yaitu Fixed Wing, Vertical Take-off and Landing, Racing Plane, dan Technology Development. KRTI yang berlangsung hingga 20 November 2021 akan dipusatkan di Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Jawa Tengah sebagai tuan rumah dan dibuka secara resmi pada Senin, (15/11).
Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Pusat Prestasi Nasional, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Asep Sukmayadi mengatakan penyelenggaraan KRTI merupakan salah satu implementasi Merdeka Belajar - Kampus Merdeka (MBKM). "KRTI mendorong mahasiswa tidak hanya akademik tapi juga menjadi individu yang kreatif, inovatif, berdaya saing, dan berkarakter," ujar Asep Sukmayadi saat dimintai keterangan, pada Selasa,(16/11).
Kontes ini, lanjut Asep, akan melatih mahasiswa tentang wahana terbang nirawak. Nantinya, penilaian dari kontes ini meliputi pengukuran konfigurasi, pengendalian dan pendataan, parameter terbang, mampu pemantauan, pemetaan dan pengiriman paket barang pada suatu lokasi atau gedung vertikal.
Dalam acara pembukaan, Rektor UNS, Jamal Wiwoho mengungkapkan, dalam menghadapi kemajuan teknologi informasi yang semakin pesat dan cepat, generasi muda harus terus berinovasi. "Generasi muda dipacu untuk terus berinovasi melalui karya-karya mereka di bidang sains dan teknologi, seperti halnya kontes robot terbang Indonesia yang dapat menjadi wadah generasi muda untuk mengasah pengetahuan dan keterampilan dalam bidang aerodinamika," ujarnya.
Jamal Wiwoho berharap, dengan hadirnya kompetisi ini akan memunculkan inventor-inventor dan penemu baru di bidang teknologi robot terbang Indonesia. "Sehingga, nantinya (mereka) dapat memberi dampak besar di berbagai bidang, misalnya bidang kedirgantaraan, pertahanan, pemetaan wilayuah, pertanian, termasuk pemantauan atau pemeliharaan infrastruktur di Indonesia," ujarnya optimistis.
Salah satu peserta yakni Agung dari Institut Teknologi Telkom (ITT) Surabaya mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan segala sesuatunya dengan matang. "Sekarang tinggal eksekusi, target kami juara 1," ujarnya optimistis secara daring.
Peserta lainnya, Fauzi dari Universitas Nurtanio Bandung yang mengikuti lomba pada divisi Racing Plane mengatakan, meski sedang menjalani Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat (PPKM), ia dan tim tetap memberikan upaya maksimal untuk mengikuti ajang ini. "Walaupun sedang PPKM, kami berusaha semaksimal maungkin di KRTI 2021," ujarnya.
Pada kompetisi robot terbang ini, Puspresnas menghadirkan sejumlah juri yang berasal dari berbagai perguruan tinggi ternama. Mereka adalah Dr Ir. Endra Pitowarno dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Mona Arif Muda, S.T, M.T dari Universitas Lampung (UNILA), Dr. Taufiq Mulyanto, S.T dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Gesang Nugroho, S.T, MT, PhD dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Ir. Hendro Nurhadi, Dipl.Ing, Ph.D dari ITS, Joga Darma Setiawan, B.Sc, M.Sc, Ph.D dari Universitas Diponegoro (Undip), dan Fendi Aji Purnomo, S.SI., M.Eng dari UNS.
Sejarah Kontes Robot Terbang Indonesia
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Ditlitabmas), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melahirkan ajang kompetisi KRTI, yang pertama di tahun 2013 di ITB. Awalnya ini merupakan kontes tahunan yang digelar oleh ITB dengan nama IIARC (Indonesian Indoor Aerial Robot Contest) sejak tahun 2008.
Pada tahun 2012 IIARC berubah menjadi Indonesia Aerial Robot Contest (IARC) yang dilaksanakan outdour atau luar ruang. Sukses penyelenggaraan KRTI 2013 di Jatinangor oleh ITB, lomba ini kemudian berlanjut ke kawasan Indonesia Timur oleh DIKTI di tahun 2014 dengan ditunjuknya Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) sebagai penyelenggara yang berlokasi di Raci Pasuruan.
Kemudian, pada tahun 2015 UGM mendapat mandat sebagai tuan rumah untuk menyelenggarakan KRTI 2015 yang berlokasi di Lanud Gading Wonosari. Mulai tahun 2016 kegiatan KRTI menjadi agenda tahunan Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan dan pada tahun 2016 tersebut dilaksanakan oleh UNILA di Kotabaru Lampung Selatan.
Pada tahun 2017, ITS menjadi tuan rumah dalam melaksanakan kontes di Detasemen TNIAU Raci Pasuruan. Setahun kemudian, Universitas Teknokrat Indonesia (UTI) mendapat kepercayaan sebagai penyelenggara KRTI 2018 dan mengambil tempat di Kotabaru Lampung. Tahun 2019 tuan rumah KRTI adalah Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dan diselenggarakan di Lapangan Udara TNI AL Grati, Pasuruan.
Tahun lalu, kegiatan Kontes Robot Terbang Indonesia berada di bawah program kegiatan Pusat Prestasi Nasional, Kemendikbudristek. Pada masa pandemi Covid-19, pada tahun 2020 KRTI dilaksanakan secara daring, dengan tuan rumah adalah UNILA dan kepanitiaan dari Puspresnas.
Tahun 2021, pelaksanaan KRTI 2021 tetap dilakukan secara daring oleh Puspresnas, dan ada penambahan divisi Technology Development dengan tujuan untuk lebih mendapatkan hasil dari proses penguasaan teknologi yang lebih baik.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar
#KampusMerdeka
#CerdasBerkarakter
#JujurItuJuara
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 704/Sipres/A6/XI/2021
Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Pusat Prestasi Nasional, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Asep Sukmayadi mengatakan penyelenggaraan KRTI merupakan salah satu implementasi Merdeka Belajar - Kampus Merdeka (MBKM). "KRTI mendorong mahasiswa tidak hanya akademik tapi juga menjadi individu yang kreatif, inovatif, berdaya saing, dan berkarakter," ujar Asep Sukmayadi saat dimintai keterangan, pada Selasa,(16/11).
Kontes ini, lanjut Asep, akan melatih mahasiswa tentang wahana terbang nirawak. Nantinya, penilaian dari kontes ini meliputi pengukuran konfigurasi, pengendalian dan pendataan, parameter terbang, mampu pemantauan, pemetaan dan pengiriman paket barang pada suatu lokasi atau gedung vertikal.
Dalam acara pembukaan, Rektor UNS, Jamal Wiwoho mengungkapkan, dalam menghadapi kemajuan teknologi informasi yang semakin pesat dan cepat, generasi muda harus terus berinovasi. "Generasi muda dipacu untuk terus berinovasi melalui karya-karya mereka di bidang sains dan teknologi, seperti halnya kontes robot terbang Indonesia yang dapat menjadi wadah generasi muda untuk mengasah pengetahuan dan keterampilan dalam bidang aerodinamika," ujarnya.
Jamal Wiwoho berharap, dengan hadirnya kompetisi ini akan memunculkan inventor-inventor dan penemu baru di bidang teknologi robot terbang Indonesia. "Sehingga, nantinya (mereka) dapat memberi dampak besar di berbagai bidang, misalnya bidang kedirgantaraan, pertahanan, pemetaan wilayuah, pertanian, termasuk pemantauan atau pemeliharaan infrastruktur di Indonesia," ujarnya optimistis.
Salah satu peserta yakni Agung dari Institut Teknologi Telkom (ITT) Surabaya mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan segala sesuatunya dengan matang. "Sekarang tinggal eksekusi, target kami juara 1," ujarnya optimistis secara daring.
Peserta lainnya, Fauzi dari Universitas Nurtanio Bandung yang mengikuti lomba pada divisi Racing Plane mengatakan, meski sedang menjalani Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat (PPKM), ia dan tim tetap memberikan upaya maksimal untuk mengikuti ajang ini. "Walaupun sedang PPKM, kami berusaha semaksimal maungkin di KRTI 2021," ujarnya.
Pada kompetisi robot terbang ini, Puspresnas menghadirkan sejumlah juri yang berasal dari berbagai perguruan tinggi ternama. Mereka adalah Dr Ir. Endra Pitowarno dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Mona Arif Muda, S.T, M.T dari Universitas Lampung (UNILA), Dr. Taufiq Mulyanto, S.T dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Gesang Nugroho, S.T, MT, PhD dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Ir. Hendro Nurhadi, Dipl.Ing, Ph.D dari ITS, Joga Darma Setiawan, B.Sc, M.Sc, Ph.D dari Universitas Diponegoro (Undip), dan Fendi Aji Purnomo, S.SI., M.Eng dari UNS.
Sejarah Kontes Robot Terbang Indonesia
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Ditlitabmas), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melahirkan ajang kompetisi KRTI, yang pertama di tahun 2013 di ITB. Awalnya ini merupakan kontes tahunan yang digelar oleh ITB dengan nama IIARC (Indonesian Indoor Aerial Robot Contest) sejak tahun 2008.
Pada tahun 2012 IIARC berubah menjadi Indonesia Aerial Robot Contest (IARC) yang dilaksanakan outdour atau luar ruang. Sukses penyelenggaraan KRTI 2013 di Jatinangor oleh ITB, lomba ini kemudian berlanjut ke kawasan Indonesia Timur oleh DIKTI di tahun 2014 dengan ditunjuknya Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) sebagai penyelenggara yang berlokasi di Raci Pasuruan.
Kemudian, pada tahun 2015 UGM mendapat mandat sebagai tuan rumah untuk menyelenggarakan KRTI 2015 yang berlokasi di Lanud Gading Wonosari. Mulai tahun 2016 kegiatan KRTI menjadi agenda tahunan Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan dan pada tahun 2016 tersebut dilaksanakan oleh UNILA di Kotabaru Lampung Selatan.
Pada tahun 2017, ITS menjadi tuan rumah dalam melaksanakan kontes di Detasemen TNIAU Raci Pasuruan. Setahun kemudian, Universitas Teknokrat Indonesia (UTI) mendapat kepercayaan sebagai penyelenggara KRTI 2018 dan mengambil tempat di Kotabaru Lampung. Tahun 2019 tuan rumah KRTI adalah Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dan diselenggarakan di Lapangan Udara TNI AL Grati, Pasuruan.
Tahun lalu, kegiatan Kontes Robot Terbang Indonesia berada di bawah program kegiatan Pusat Prestasi Nasional, Kemendikbudristek. Pada masa pandemi Covid-19, pada tahun 2020 KRTI dilaksanakan secara daring, dengan tuan rumah adalah UNILA dan kepanitiaan dari Puspresnas.
Tahun 2021, pelaksanaan KRTI 2021 tetap dilakukan secara daring oleh Puspresnas, dan ada penambahan divisi Technology Development dengan tujuan untuk lebih mendapatkan hasil dari proses penguasaan teknologi yang lebih baik.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar
#KampusMerdeka
#CerdasBerkarakter
#JujurItuJuara
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 704/Sipres/A6/XI/2021
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1037 kali
Editor :
Dilihat 1037 kali