Buanakan Bahasa Indonesia, KBRI Tokyo Gandeng KUIS Gelar Lomba Pidato Bagi Warga Jepang 09 Desember 2021 ← Back
Tokyo, 8 Desember 2021 --- Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo menggelar Lomba Pidato Bahasa Indonesia (LPBI) yang diikuti oleh 25 mahasiswa dari 8 universitas di Jepang dan 4 masyarakat umum warga Jepang yang telah belajar Bahasa Indonesia, Sabtu (4/12). Lomba yang sudah dilaksanakan selama 14 kali ini merupakan kerja sama antara KBRI Tokyo dan Kanda University of International Studies (KUIS) yang berlokasi di Chiba.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Atdikbud RI) di Tokyo, Yusli Wardiatno, mengungkapkan KUIS sendiri mempunyai program studi bahasa Indonesia sejak tahun 2000 dan telah menghasilkan tidak kurang dari 450-an wisudawan dan mahasiswa yang memang khusus belajar bahasa dan kebudayaan Indonesia.
“Sesuai tema lomba pidato ke-14 kali ini, ‘Menguatkan hubungan antara Jepang dan Indonesia’, saya harap anda semua dapat menjadi penguat hubungan dua negara, Jepang dan Indonesia. Hubungan antar manusia adalah unsur terpenting dalam hubungan antarnegara. Tanpa ada hubungan antarmanusia yang baik, tidak mungkin ada kerja sama di bidang politik, ekonomi, dan sebagainya,” demikian Wakil Dubes KBRI Tokyo Tri Purnajaya menyampaikan dalam sambutan pembukaannya.
“Dan untuk saling berinteraksi, bahasa diperlukan. Saya berharap, mahasiswa dan masyarakat Jepang yang mempelajari bahasa Indonesia akan dapat lebih berperan dalam berbagai bidang, pada masa depan,” tambah Tri.
Rektor KUIS Takahisa Miyauchi, mengatakan bahwa kampusnya memiliki slogan “languages are the foundation to link the world in peace” (bahasa-bahasa adalah fondasi untuk menguhubungkan dunia ini dalam kedamaian), mengaku sangat berterima kasih pada KBRI Tokyo yang terus mendukung dan bekerja sama dalam penyelenggaraan lomba ini hingga ke-14 kalinya di tahun 2021.
“Saya harap, tujuan lomba ini dapat tercapai. Baik tujuan panitia maupun tujuan para peserta lomba untuk meningkatkan kemampuan dan kepercayaan diri para mahasiswa dan pemelajar BIPA umum dalam berbahasa Indonesia,” ujar Miyauchi.
“Semoga lewat pengalaman di lomba pidato ini, kemahiran berbahasa Indonesia semua mahasiswa yang berpartisipasi dapat meningkat dan kepercayaan diri serta motivasi belajar mereka semakin baik. Ke depan, baik di Jepang maupun di Indonesia, saya berharap daya tarik masing-masing negara dapat dimunculkan dari berbagai perspektif serta interaksi hangat dari hati ke hati dapat diperluas,” papar Miyauchi.
Atdikbud Yusli mengaku kagum dengan kemahiran dua peserta umum yang baru belajar sejak April 2021 melalui pembelajaran daring pada sebuah lembaga bahasa di Jogjakarta. “Peserta lomba kebanyakan kaum muda milenial, bahkan ada yang merupakan mitra Youtuber terkenal asal Indonesia. Di masa depan mereka adalah calon pemimpin negara Jepang yang akan menjadi penguat hubungan Indonesia–Jepang, dan diharapkan kreatif dan solutif dalam menghadapi tantangan di era corona bersama pemimpin Indonesia di masa Emas 2045,” harap Yusli.
Hasil akhir lomba adalah terpilihnya Juara Umum Osakada Mia dengan pidato berjudul “Minat dan Komunikasi”. Untuk Kategori A (mahasiswa tingkat satu dan dua), peringkat pertama adalah Yamashita Tomohiro dengan pidato bertajuk “Sesuatu yang Bisa Kulakukan”. Posisi kedua diraih Erika Nakamura dengan pidato yang berjudul “Kekuatan Kata-Kata”. Untuk Kategori B (mahasiswa tingkat tiga dan empat), peringkat pertama adalah Usui Nagisa yang menyampaikan pidato berjudul “Tak Kenal Maka Tak Sayang”, dan peringkt kedua adalah Kobayashi Tomoyuki dengan pidatonya “Belajar Sejarah”. Untuk Kategori C (masyarakat umum) peringkat pertama diraih Hayashida Yuichiro dengan pidatonya “Daya Tarik Dunia Indonesia yang Belum Tahu”, dan peringkat kedua adalah Matsunaga Takashi dengan pidatonya berjudul “Pertukaran SDM sebagai Upaya Penguatan Hubungan Bilateral Jepang dan Indonesia”.
“Kami sulit menentukan juara karena hampir semua isi dan pelafalan Bahasa Indonesianya bagus. Terutama untuk kategori A yang baru satu-dua tahun belajar bahasa Indonesia dan kebanyakan belajar secara daring, hasil mereka sungguh menakjubkan. Ada pula yang baru mulai belajar sejak bulan April tahun ini tetapi sudah bisa menyusun kalimat yang begitu bagus dan dapat menjawab pertanyaan juri. Semoga tahun depan mutu dapat dipertahankan, jika tidak bisa ditingkatkan,” tegas Ketua Dewan Juri Imelda Coutrier yang juga merupakan mitra Program Rumah Budaya Indonesia-KBRI Tokyo.
Hadirin dan peserta acara lomba, di penghujung acara dihibur oleh permainan grup gamelan UKM Bali di bawah pimpinan akademisi Minagawa Koichi dan pertunjukan drama “Aji Saka” oleh mahasiswa tingkat dua Prodi Bahasa Indonesia KUIS di bawah asuhan Suyoto dan Rosnaeni.*** (Atdikbud Tokyo/ Lydia Agustina/ Seno Hartono).
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 4010 kali
Editor :
Dilihat 4010 kali