KBRI Washington, D.C. Gelar Lomba Cipta dan Baca Puisi Tingkat Pemula se-Amerika Serikat  11 Desember 2021  ← Back



Washington D.C., 9 Desember 2021 --- Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington, D.C. menggelar Lomba Cipta dan Baca Puisi Tingkat Pemula se Amerika Serikat pada Rabu, (1/12) dengan tema “Bersatu, Bangkit, dan Tumbuh”. Acara ini digelar bersama Consortium for Teaching Indonesian (COTI) serta Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BPPB) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Lomba ini menampilkan 10 finalis yang telah diseleksi sebelumnya dan berasal dari para pemelajar Bahasa Indonesia di seluruh universitas di Amerika Serikat.
 
Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Republik Indonesia di Washington, D.C., Popy Rufaidah, mengungkapkan, acara ini digelar dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-93 yang jatuh pada 28 Oktober lalu.
 
“Terima kasih atas dukungan KBRI terutama Dubes RI untuk AS Bapak Rosan Roeslani, para pengajar baik Anggota COTI dan dari Alumni Fulbright Language Teaching Assistant, serta BPPB Kemendikbudristek atas dukungannya terhadap kegiatan ini,” ungkap Atdikbud Popy.
 
Dukungan juga disampaikan Popy kepada para finalis yang akan menampilkan karya puisi terbaiknya. “Selamat berkompetisi untuk 10 finalis yang akan menampilkan karya terbaiknya. Saya tidak sabar menunggu pengumuman pemenang nanti,” tambah Popy.
 
Atdikbud Popy menguraikan dua kriteria utama penilaian juri, yakni terkait dengan karya itu sendiri yang meliputi kreatifitas, orisinalitas, pesan, dan penggunaan bahasa, serta kriteria kedua yakni dari segi penampilan yang meliputi penampilan, artikulasi, suara, interpretasi, kesesuaian dan kelancaran dalam bertanya ke peserta lain dan dalam menjawab pertanyaan dari juri.
 
Ketua COTI, Yolanda Pandin, juga turut hadir dan menyaksikan acara lomba ini juga mengungkapkan apresiasinya. “Terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada COTI. Selamat datang Bapak Dubes yang baru, terima kasih atas dukungan KBRI Washington D.C., yang diwakili oleh Ibu Atdikbud Popy, serta dewan juri,” ungkap Yolanda. Pihaknya juga berharap jika para peserta yang berpartisipasi ini akan menjadi inspirasi bagi para pemelajar yang lain di kesempatan berikutnya.
 
Penampilan para peserta dinilai tiga juri yang merupakan Anggota COTI. Ketiganya adalah Indriyo Sukmono, dosen senior Program Bahasa Indonesia, di Universitas Yale, New Haven, Connecticut, yang juga merupakan ketua juri dalam lomba ini, serta dua orang koleganya yakni, Rahmi Aoyama, dosen Universitas Northern Illinois, Chicago, serta Dustin Cowell, Profesor Emeritus, Universitas Wisconsin, Madison.
 
Ada penggalan puisi menarik yang dikutip oleh Yolanda di akhir sambutannya, “Oktober 1928 lalu, Bahasa Indonesia didengungkan oleh kaum terpelajar di Indonesia, Desember 2021 kini, Bahasa Indonesia disyairkan oleh kaum berpendidikan di bumi Paman Sam raya,” kutip Yolanda mengakhiri pidatonya.
 
Hannah Marie Standifold, mahasiswa program doktor di Universitas Pittsburg Jurusan Etnomusikologi didaulat menjadi pemandu acara.  Hannah, yang juga anggota grup musik RUMPUT berbasis di Richmond, Virginia dan saat ini tengah meneliti musik keroncong, bahkan menyumbangkan suara emasnya dengan menyanyikan lagu berjudul ‘Keroncong Kemayoran’ dengan ukulelenya.
 
Penampilan pertama dibuka oleh Bennet Zima yang berasal dari Illinois. Bennet merupakan Mahasiswa Jurusan Kajian Lingkungan di Universitas Northern Illinois. Bennet membaca puisinya yang bercerita tentang kesatuan.
Sementara itu, Tomi Mejdrech, peserta kedua, Mahasiswa Ilmu Politik di Universitas Northern Illinois, menampilkan puisinya yang menceritakan tentang perbedaan yang ada di Indonesia tetapi tetap satu jua.
 
Ada juga Ronald Ruochi Zhang, Mahasiswa Universitas Yale yang berasal dari Melbourne. Mahasiswa jurusan Kebijakan Publik ini lolos dibabak 10 besar ini berkat puisinya yang berjudul ‘Bersama Lagi’.
 
Acara ini juga menghadirkan Edo Natasha, Diaspora Indonesia yang berkiprah di dunia perfilman di Hawaii, Amerika, sebagai sutradara. Pria kelahiran Semarang ini telah menyutradarai sederet film seperti Popolo (2015), Devatha (2021), dan Thole (2021).
 
Kali ini Edo berkesempatan memutarkan cuplikan film terbarunya yang berjudul Thole. Film ini bercerita tentang seorang pria ambisius yang membuat pengorbanan besar untuk mencapai impian masa kecilnya menjadi orang Indonesia pertama yang dirayakan secara internasional dalam film ini. Melalui karyanya ini, Edo mencoba mengeksplorasi budaya Indonesia, khususnya kearifan lisan Jawa yang diturunkan oleh salah satu intelektual besar Indonesia, Panji Sosrokartono, kakak dari figur emansipasi terkenal Indonesia, R.A. Kartini.
 
Acara berlanjut dengan menghadirkan Sarah Ngu, seorang Mahasiswa Jurusan Sejarah Agama di Universitas Yale dan juga seorang penulis yang tinggal di Kota New York. Lewat puisinya, wanita kelahiran Kuching, Malaysia ini mencoba mencurahkan kegundahannya yang ingin bisa berbahasa Indonesia agar dapat berkomunikasi dengan keluarga besarnya.
 
Peserta berikutnya, Mikkaela Palmer, merupakan seorang Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Northern Illinois asal Chicago. Di kesempatan kali ini, ia menampilkan puisi gubahannya yang berjudul ‘Kami Satu’ yang menggambarkan keberagaman dalam keluarga besarnya baik dari segi fisik, keterampilan bahasa serta makanan kesukaan.
 
Lomba berlanjut dengan menghadirkan Lisa Heal, Mahasiswa Jurusan Teknologi Pendidikan di Universitas Northern Illinois. Dalam puisinya yang berjudul ‘Banyak ke Satu’, Lisa ingin mempresentasikan Indonesia yang terdiri dari banyak pulau, budaya, musik, tradisi tapi tetap bisa bersatu.
 
Puisi berjudul ‘Perubahan Musim’ dibawakan dengan penuh penghayatan oleh Tamara Law, Mahasiswa Jurusan Geografi, Universitas Cornell, asal New York. Dirinya menulis puisi tentang tanah dan waktu karena baginya persatuan perlu tekad dan kesabaran seperti pohon.
 
Atdikbud Popy mengakui, acara ini juga digelar guna mendukung rangkaian kegiatan Pekan Kebudayaan Nasional tahun 2021 yang diadakan Kemdikbudristek. Sebuah video cuplikan berjudul ‘Surat untuk Sahabat’ dipilih untuk diputar malam itu dikarenakan film ini mencerminkan keberagaman Indonesia.
 
Pada sesi ketiga, tampak dua orang peserta menampilkan puisi mereka. Saenah Boch, Mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris di Universitas Yale ini menulis puisi berjudul ‘Pulang’. “Bagi saya, pulang bukan hanya Amerika, tapi juga Indonesia. Ini karena saya punya memiliki keluarga yang tinggal di Indonesia,” ucap Saenah.
 
Kontestan terakhir, Amber Sikora, merupakan Mahasiswa Jurusan Psikologi di Universitas Northern Illinois. Sebuah puisi berjudul ‘Keluarga Saya Kecil’ yang dibawakannya menjadi penutup acara lomba ini.
 
“Rencananya, juara pertama, kedua, dan ketiga akan diumumkan saat acara WebTalk: About Indonesia by Americans pada Jumat, 10 Desember 2021, yang juga merupakan rangkaian acara showcase Kelas Bahasa Indonesia yang diadakan KBRI Washington, D.C.,” ucap Atdikbud Popy.
 
Sebagai informasi, rekaman siaran langsung Lomba Cipta dan Baca Puisi Tingkat Pemula 2021 dapat diakses di laman resmi Facebook Atdikbud USA dengan tautan https://bit.ly/fb-lomba-puisi-2021.*** (Atdikbud Washington D.C./ Lydia Agustina/ Seno Hartono).
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 4483 kali