Dua Kabupaten di Bengkulu Sudah Terapkan Kurikulum Prototipe 20 Januari 2022 ← Back
Bengkulu, Kemendikbudristek – Pelaksana Tugas Kepala Pusat Perbukuan Kemendikbudristek, Supriyatno, mengatakan, Kemendikbudristek berupaya melakukan penyederhanaan kurikulum sebagai salah satu ikhtiar untuk mengejar ketertinggalan pembelajaran (learning loss) dari peserta didik. Kurikulum Prototipe merupakan kurikulum yang dirancang untuk pemulihan pembelajaran dan mulai diterapkan pada tahun 2021 di satuan pendidikan yang merupakan Sekolah Penggerak dan SMK Pusat Keunggulan. “Kurikulum Prototipe telah diterapkan pada 2.500 satuan pendidikan dalam program Sekolah Penggerak dan SMK Pusat Keunggulan pada tahun 2021, serta disilakan satuan pendidikan dapat memilih secara mandiri untuk melaksanakan Kurikulum Prototipe pada tahun 2022, sehingga tidak ada seleksi atau keharusan,” kata Supriyatno dalam kegiatan Sosialisasi Kurikulum di Kantor Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Bengkulu, Senin (17/1/2022).
Supriyatno menuturkan, pada tahun 2021 terdapat ada dua kabupaten di Provinsi Bengkulu yang sudah memiliki Sekolah Penggerak dan menerapkan Kurikulum Prototipe, yaitu Kabupaten Rejang Lebong dan Kebupaten Bengkulu Selatan. “Di tahun 2022 akan ditambah tiga kabupaten, kemudian diharapkan di tahun 2023 semua wilayah di Provinsi Bengkulu dapat menerapkan Kurikulum Prototipe,” tutur Supriyatno.
Salah satu peserta sosialisasi kurikulum di Bengkulu, Herdi Agustiar, mengatakan dirinya merasa senang menjadi salah satu bagian dari peserta sosialisasi. “Sebagai salah satu bagian dari program Sekolah Penggerak, saya ingin lebih mendalami konsep kurikulum prototipe melalui praktik baik dari peserta sosialisasi lainnya,” ucap Herdi yang merupakan Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Bengkulu Selatan.
Herdi kemudian menjelaskan praktik baik yang telah dilakukan di SMAN 3 Bengkulu Selatan terkait dengan implementasi Kurikulum Prototipe dalam hal pembelajaran berbasis proyek (project based learning). Salah satu bentuk kegiatan dalam pembelajaran berbasis proyek di SMAN 3 Bengkulu Selatan adalah Suara Demokrasi yang dilaksanakan berkolaborasi dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bengkulu Selatan. “Suara Demokrasi bertepatan dengan pemilihan anggota Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di semester yang lalu. Kami mengundang KPU Bengkulu Selatan untuk memberikan simulasi pemilihan secara demokratis. Secara langsung peserta didik di sekolah kami dapat melihat serta belajar praktik baik demokrasi layaknya pemilihan umum yang dilaksanakan di Indonesia,” ujarnya.
Herdi berharap, semua pihak terkait, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun masyarakat, dapat mempererat sinergi dan kerja sama dalam implementasi Kurikulum Prototipe. “Tidak hanya oleh pemerintah pusat, kiranya pemerintah daerah juga dapat memberikan pendampingan kepada sekolah-sekolah di Bengkulu terkait implementasi Kurikulum Prototipe. Selain itu, saya mengajak masyarakat untuk tidak apatis terhadap Kurikulum Prototipe ini,” pesannya.
Anggota Komisi X DPR RI, Dewi Coryati, turut hadir dalam kegiatan sosialisasi kurikulum di Bengkulu dan menyampaikan apresiasinya atas penyederhanaan kurikulum yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek. Ia juga menegaskan bahwa keberlangsungan implementasi kurikulum merupakan tanggung jawab bersama. “Sebagai bentuk keseriusan, di Komisi X DPR RI dibentuk Panitia kerja (Panja) untuk secara khusus mengawal pelaksanaan Kurikulum Prototipe ini. Kiranya Kurikulum Prototipe ini menjadi sebuah persembahan terbaik dari Kemendikbudristek untuk pendidikan Indonesia,” tutur Dewi.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu, Eri Yulian Hidayat, menyatakakan kebanggaannya bahwa Bengkulu terpilih menjadi salah satu lokasi dalam kegiatan sosialisasi kurikulum. “Apresiasi kepada Kemendikbudristek melalui kolaborasi dengan Komisi X DPR RI yang mengadakan giat sosialisasi di Bengkulu. Dinas Pendidikan siap mengawal dan mendukung keberhasilan implementasi Kurikulum Prototipe di Bengkulu,” tuturnya.
Pandemi Covid-19 telah mempengaruhi banyak aspek kehidupan, tidak terkecuali dunia pendidikan yang turut terdampak. Di Indonesia, saat ini proses pembelajaran harus dilakukan dalam dua metode, yaitu secara luring (luar jaringan) dan daring (dalam jaringan). Pemulihan pembelajaran di masa pandemi Covid-19 penting dilakukan untuk mengurangi dampak kehilangan pembelajaran (learning loss) pada peserta didik. Kurikulum Prototipe menjadi salah satu opsi yang dapat dipilih oleh satuan pendidikan dalam rangka pemulihan pembelajaran akibat pandemi. (Andrew Fangidae/Desliana Maulipaksi)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 2905 kali
Editor :
Dilihat 2905 kali