Mendikbudristek Jaring Masukan Terkait Merdeka Belajar Kampus Merdeka 17 Januari 2022 ← Back
Bandung, 17 Januari 2022 --- Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim, berdialog dengan sivitas akademika Universitas Padjajaran (Unpad) terkait Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Senin (17/01). Dalam kesempatan tersebut, Menteri Nadiem mendengarkan berbagai pengalaman yang dirasakan oleh mahasiswa maupun dosen Unpad selama menjalankan MBKM.
“Saya ke sini untuk mendengar dan mencatat setiap masukan tentang MBKM. Interpretasi tiap mahasiswa bisa berbeda tentang program ini, ada yang mendefinisikan MBKM agar bisa ikut pertukaran pelajar, ada yang menginterpretasikan sebagai program untuk mendapatkan KIP Kuliah yang sekarang diperbesar untuk program studi mahal, bisa bermacam-macam. Tetapi itu semua tetap dalam kerangka Kampus Merdeka,” ujar Menteri Nadiem di hadapan mahasiswa program MBKM Unpad dan rektor-rektor perguruan tinggi di Bandung.
Mendikbudristek mengatakan, kebijakan program MBKM memberi perbedaan besar pada dunia pendidikan tinggi Indonesia. Di program ini, kata dia, tidak hanya mahasiswa yang diberi kesempatan untuk belajar di luar prodinya, tetapi dosen juga berkesempatan untuk mencari pengalaman sebanyak-banyaknya di luar kampus. “Kalau kita tidak melakukan perubahan yang besar atau memukul gong perubahan yang dramatis, kita tidak akan bisa mengejar ketertinggalan,” ucapnya.
Salah satu peserta program MBKM Mahasiswa Mengajar, Yoga Asmara, dari Fakultas Hukum Unpad menyampaikan apresiasi kepada Mendikbudristek karena telah menginisiasi MBKM. Menurutnya, secara konsep program ini sangat ideal bagi mahasiswa. Namun demikian, Yoga menyebut masih ada hal-hal teknis dalam pelaksanaan MBKM belum sesuai dengan konsep yang disampaikan Mendikbudristek. Untuk itu, Yoga ingin menggali lebih dalam sejauh apa Kemendikbudristek merencanakan program MBKM dan ia berharap program ini dapat terus berjalan meskipun Menteri Nadiem tidak lagi menduduki jabatannya saat ini.
Mahasiswa prodi kesejahteraan sosial Fisip Unpad, Febria, yang baru kembali dari Inggris karena mengikuti IISMA mengatakan, program MBKM memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk bisa mengembangkan diri melalui variasi program yang dirancang sedemikian rupa. Namun demikian, ia mengamini fakta bahwa keadaan di lapangan belum tentu sesuai desain, di mana untuk melaksanakan MBKM, universitas bekerja sama dengan berbagai mitra.
Menjawab pertanyaan tersebut, Mendikbudristek mengungkapkan bahwa jaminan sebuah program berkualitas atau tidak yang menentukan adalah mahasiswa sendiri. Karena di setiap akhir program, selalu ada survei yang perlu diisi dengan jujur oleh mahasiwa untuk memberi umpan balik atas program yang dijalankan. “Kalau dari kalian memberi rapot merah, maka kita akan setop perusahaan itu. Tapi kalau umpan baliknya hijau, tentu kita balik lagi ke perusahaan itu. Jadi kalau kalian tidak suka, kita kecilkan, tapi kalau kalian suka akan kita besarkan programnya,” katanya. (Nur Widiyanto)
Sumber :
“Saya ke sini untuk mendengar dan mencatat setiap masukan tentang MBKM. Interpretasi tiap mahasiswa bisa berbeda tentang program ini, ada yang mendefinisikan MBKM agar bisa ikut pertukaran pelajar, ada yang menginterpretasikan sebagai program untuk mendapatkan KIP Kuliah yang sekarang diperbesar untuk program studi mahal, bisa bermacam-macam. Tetapi itu semua tetap dalam kerangka Kampus Merdeka,” ujar Menteri Nadiem di hadapan mahasiswa program MBKM Unpad dan rektor-rektor perguruan tinggi di Bandung.
Mendikbudristek mengatakan, kebijakan program MBKM memberi perbedaan besar pada dunia pendidikan tinggi Indonesia. Di program ini, kata dia, tidak hanya mahasiswa yang diberi kesempatan untuk belajar di luar prodinya, tetapi dosen juga berkesempatan untuk mencari pengalaman sebanyak-banyaknya di luar kampus. “Kalau kita tidak melakukan perubahan yang besar atau memukul gong perubahan yang dramatis, kita tidak akan bisa mengejar ketertinggalan,” ucapnya.
Salah satu peserta program MBKM Mahasiswa Mengajar, Yoga Asmara, dari Fakultas Hukum Unpad menyampaikan apresiasi kepada Mendikbudristek karena telah menginisiasi MBKM. Menurutnya, secara konsep program ini sangat ideal bagi mahasiswa. Namun demikian, Yoga menyebut masih ada hal-hal teknis dalam pelaksanaan MBKM belum sesuai dengan konsep yang disampaikan Mendikbudristek. Untuk itu, Yoga ingin menggali lebih dalam sejauh apa Kemendikbudristek merencanakan program MBKM dan ia berharap program ini dapat terus berjalan meskipun Menteri Nadiem tidak lagi menduduki jabatannya saat ini.
Mahasiswa prodi kesejahteraan sosial Fisip Unpad, Febria, yang baru kembali dari Inggris karena mengikuti IISMA mengatakan, program MBKM memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk bisa mengembangkan diri melalui variasi program yang dirancang sedemikian rupa. Namun demikian, ia mengamini fakta bahwa keadaan di lapangan belum tentu sesuai desain, di mana untuk melaksanakan MBKM, universitas bekerja sama dengan berbagai mitra.
Menjawab pertanyaan tersebut, Mendikbudristek mengungkapkan bahwa jaminan sebuah program berkualitas atau tidak yang menentukan adalah mahasiswa sendiri. Karena di setiap akhir program, selalu ada survei yang perlu diisi dengan jujur oleh mahasiwa untuk memberi umpan balik atas program yang dijalankan. “Kalau dari kalian memberi rapot merah, maka kita akan setop perusahaan itu. Tapi kalau umpan baliknya hijau, tentu kita balik lagi ke perusahaan itu. Jadi kalau kalian tidak suka, kita kecilkan, tapi kalau kalian suka akan kita besarkan programnya,” katanya. (Nur Widiyanto)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1283 kali
Editor :
Dilihat 1283 kali