Alunan Angklung, Tari Tradisional dan Wastra Indonesia Pikat Warga Jepang  31 Maret 2022  ← Back



Tokyo, 30 Maret 2022 --- Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo berkomitmen mendukung pemajuan kebudayaan yang diusung Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), salah satunya dengan membangkitkan kembali pariwisata Indonesia. “Lewat berbagai perkenalan ragam budaya Indonesia, baik tarian, musik, kuliner dan wastra (kain), KBRI Tokyo terus mendorong minat warga Jepang mendalami budaya negara kita yang amat kaya,” ucap Atase Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Atdikbud RI) di Tokyo, Yusli Wardiatno, ketika dihubungi Selasa (30/3).
 
“Dengan jumlah suku lebih dari 700, Indonesia sangat kaya budaya dan bahasa. Kita berharap agar semakin banyak warga Jepang yang kembali mengunjungi Indonesia untuk menggairahkan kembali sektor pariwisata Indonesia. Dengan catatan, pengunjung yang masuk ke Indonesia mematuhi peraturan keimigrasian dan protokol kesehatan, salah satunya dengan memiliki bukti vaksinasi yang dipersyaratkan,” ucap Yusli.
 
Diakui Yusli, geliat pemajuan kebudayaan di negeri Sakura oleh diaspora dan warga Jepang keturunan Indonesia pun terus berjalan. Hal ini ia utarakan saat menghadiri undangan khusus pagelaran budaya Indonesia bertajuk “Indonesia Night” yang berlangsung di Wilayah Kokubunji-shi, Jepang, Minggu (27/3). Acara tersebut merupakan kerja sama Proyek Pelangi, satu inisiatif yang dimotori warga Jepang keturunan Indonesia, Miki Nakai, bersama Sanggar Tari Duta Melati pimpinan diaspora (orang perantauan) Indonesia di Jepang, Tini Kodrat.
 
Proyek Pelangi, dituturkan Miki, merupakan kelompok yang didirikan empat orang alumni Jakarta Japanese School yakni Miki Nakai, Anna Takagi, Kana Kakinuma, dan Mao Handa, sebagai wadah pelaksanaan berbagai acara budaya Indonesia.
 
“Proyek Pelangi ingin mengungkapkan daya tarik Indonesia terutama kepada orang-orang Jepang yang belum banyak mengetahui Indonesia. Sementara, di Indonesia banyak orang tertarik dengan budaya Jepang, terutama anime, lagu, bahasa, dan masakan Jepang. Maka dari itu, kami juga ingin menarik minat orang Jepang terhadap berbagai budaya Indonesia lainnya yang juga indah dan mengagumkan, selain budaya dan keindahan Pulau Bali yang amat terkenal,” tutur Miki.
 
Indonesia Night yang berdurasi 150 menit ini menampilkan pertunjukan dan (workshop) lokakarya angklung, tarian dari beberapa daerah di Indonesia, pameran, dan peragaan busana wastra yang bercorak berbeda sesuai asalnya. Tari yang ditampilkan antara lain Tari Jawa bernama Manipuren, Tari Pakarena dari Sulawesi, Tari Muli Batanggai dari Sumatera, dan Tari Cenderawasih asal Bali.
 
Sementara permainan angklung memperdengarkan lagu Sakura dan Sarinande, pengunjung juga diajak mencoba memainkan alat musik angklung bersama. Pagelaran wastra Indonesia dilengkapi dengan penjelasan motif dari setiap wastra dan pemakaiannya pada generasi muda Jepang. Sedangkan pameran wastra memperlihatkan beberapa jenis kain seperti batik Indramayu dan sejumlah tenun dari pelbagai daerah. “Pengunjung terlihat sangat menikmati seluruh kegiatan dengan wajah puas,” tutur Miki.
 
Atdikbud Yusli menyampaikan apresiasinya pada penyelenggaraan acara ini. “Pengenalan budaya Indonesia yang berkesinambungan pada warga Jepang dapat menjadi upaya diplomasi yang menguatkan hubungan Indonesia – Jepang yang akan berusia 65 tahun di tahun 2023,” tutup Atdikbud Yusli.*** (Atdikbud Tokyo/ Lydia Agustina/ Seno Hartono)


Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1953 kali