Budaya Gotong Royong Indonesia Jadi Semangat Kolaborasi Negara G20 Pulihkan Pendidikan  18 Maret 2022  ← Back



Yogyakarta, Kemendikbudristek --- Belajar dari pengalaman di masa pandemi, kolaborasi lintas sektoral sangat perlu didorong guna memastikan kesiapan anak-anak sebagai generasi penerus menghadapi tantangan masa mendatang. Semangat kolaborasi ini menjadi salah satu agenda prioritas yang diangkat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI) pada pertemuan Kelompok Kerja Pendidikan G20 (G20 Education Working Group/EdWG), yakni Solidaritas dan Kemitraan.

Ketua G20 EdWG Iwan Syahril menyampaikan bahwa semangat solidaritas dan kemitraan, dalam hal ini gotong royong, menjadi salah satu hal yang utama dalam mendukung bangkitnya dunia pendidikan dari setiap tantangan. “Kita semua, dalam hal ini, berupaya bersama. Kita bisa melewati tantangan hanya jika kita berjalan berdampingan menuju pemulihan,” ujar Iwan pada hari kedua Pertemuan Pertama G20 EdWG di Yogyakarta, Kamis (17/3/2022). Ia juga menekankan pentingnya segenap pihak untuk mengesampingkan perbedaan dan mau bekerja sama demi memulihkan pendidikan.

Menggarisbawahi apa yang disampaikan Indonesia selaku pemimpin EdWG G20 tentang pentingnya solidaritas dan kemitraan atau gotong royong dalam pemulihan pendidikan, Marina Larrea selaku Ketua Delegasi Argentina menyampaikan apresiasinya kepada Indonesia karena telah menjadikan Solidaritas dan Kemitraan sebagai agenda prioritas. “Gotong royong sangat menginspirasi kami,” katanya. Argentina pernah memimpin Presidensi G20 pada tahun 2018.

Semangat dari kemitraan ini juga diakui oleh delegasi lain. Andres Contreras Serrano selaku Ketua Delegasi Spanyol mengatakan, di bawah semangat gotong royong, solidaritas secara global bukan hanya menjadi kepentingan moral, tetapi juga untuk kepentingan semua orang. “Negara-negara G20 memiliki kepentingan moral untuk memberikan kontribusi mendasar bagi pembentukan strategi solidaritas yang membantu semua negara di dunia untuk meningkatkan sistem pendidikan mereka,” tutur Andres.
Hal senada juga diungkapkan Delegasi Jerman, Rebecca Stock. “Terima kasih Indonesia telah memilih agenda prioritas Solidaritas dan Kemitraan. (Agenda prioritas) ini adalah pilihan yang tepat,” ujarnya.

Dalam pertemuan di hari kedua G20 EdWG tersebut, Iwan juga menuturkan bahwa Indonesia telah belajar dari pengalaman dalam upaya pemulihan pembelajaran di masa pandemi. Indonesia pun optimis dalam mendorong kolaborasi lintas sektoral, antara publik dan swasta, serta kemitraan antara sektor pendidikan dan industri sehingga hal tersebut menjadi fokus Pemerintah Indonesia.

Iwan yang juga menjabat sebagai Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia mengangkat dua konsep Merdeka Belajar sebagai contoh nyata komitmen Indonesia dalam mengadopsi semangat solidaritas dan kemitraan di bidang pendidikan.
Ia menjelaskan, bentuk kolaborasi kalangan akademisi dengan swasta dalam menyokong jenjang pendidikan tinggi sejalan dengan konsep Merdeka Belajar Episode Kedua, yakni Kampus Merdeka, yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan sesuai bakat dan minat masing-masing dengan terjun langsung ke dunia kerja. Kemudian wujud kolaborasi pemerintah dengan penyelenggara pendidikan tinggi ditunjukkan melalui transformasi dana pemerintah untuk pendidikan tinggi, sebagai bagian dari Merdeka Belajar Episode Keenam.

Pada sesi ini Kemendikbudristek juga mengundang Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Mira Tayyiba selaku Chair G20 Digital Economy Working Group (G20 DEWG) dan Ketua Think20 Engagement Group, Djisman Simanjuntak untuk menyampaikan perspektif mereka kepada delegasi G20 EdWG. (Desliana Maulipaksi)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1976 kali