Kedatangan Mendikbudristek, Ibu Guru Zipora: Mas Menteri Beri Dukungan dan Semangat 10 Maret 2022 ← Back
Tarakan, 9 Maret 2022 --- Zipora Yemima Wati, seorang guru di Kecamatan Tarakan Utara tidak menyangka rumahnya kedatangan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim. Sambil menyeka air matanya, Ibu Zipora mengucapkan "Terima kasih sudah mau mampir dan menginap, Mas Menteri".
Sembari bercanda dengan Ibu Zipora yang mengajar di TK Filadelfia, Mendikbudristek mengaku juga sebagai seorang 'guru TK', mengingat anak-anaknya yang masih usia dini. Ibu Zipora kemudian memberikan contoh-contoh mengajar secara kreatif kepada Mendikbudristek.
Cara-cara kreatif itu diakui Ibu Zipora didapatkannya dari Program Guru Penggerak. "Melalui program Guru Penggerak saya belajar bagaimana memberikan disiplin positif dan pembelajaran berdiferensiasi, di mana saya dapat memetakan kemampuan dan potensi setiap murid. Sehingga, saya tidak menyamaratakan cara saya mengajar," jelas Ibu Zipora.
Menteri Nadiem menanggapi, "Itulah alasan kenapa Kemendikbudristek menghadirkan Kurikulum Merdeka. Kita ingin guru punya kemerdekaan dalam mengajar. Merupakan hak guru untuk mengajar maju atau mundur, ketika tau bahwa ada murid yang lebih tertinggal dari murid lainnya".
Ibu Zipora yang asal Jawa Timur ini sudah dari kecil bercita-cita menjadi guru. Ia bercerita kepada Menteri Nadiem bahwa di daerah terpencil inilah cita-citanya terwujud. "Saya bersyukur cita-cita saya sebagai guru tercapai di Tarakan. Orang tua dari murid-murid saya sebagian tidak bersekolah. Jadi orang tua banyak yang tidak bisa membimbing anaknya belajar. Apalagi ketika harus belajar jarak jauh menggunakan teknologi. Disinilah tugas saya. Saya berupaya untuk tetap mengajar dengan sebaik-baiknya," jelas Ibu Zipora yang turut belajar menggunakan teknologi karena Program Guru Penggerak.
Sambil menyantap buah pisang yang dihidangkan, Mendikbudristek lanjut menanyakan tanggapan guru-guru lainnya terhadap Guru Penggerak. "Guru-guru lain menyesal tidak ikut rekrutmen Guru Penggerak. Mereka kepingin juga jadi Guru Penggerak," ungkap Ibu Zipora.
Berbekal semangat penggerak, Ibu Zipora pun sudah mulai membiasakan diri untuk berbagi apa yang sudah ia pelajari selama pendidikan Guru Penggerak. Misalnya, ia memulai adanya pojok baca di kelasnya. Sekarang, setiap kelas ada pojok baca yang sangat diminati murid-murid.
Sebelum Menteri Nadiem beristirahat malam di rumahnya, Ibu Zipora mengutarakan lagi kebahagiaannya dikunjungi Mendikbudristek. "Semoga semua waktu dan kerja keras Mas Menteri semakin mendatangkan semangat bagi kami guru-guru di daerah terpencil. Mas Menteri sudah memberikan dukungan dan semangat bagi kami," tutup Ibu Zipora.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 114/sipers/A6/III/2022
Sembari bercanda dengan Ibu Zipora yang mengajar di TK Filadelfia, Mendikbudristek mengaku juga sebagai seorang 'guru TK', mengingat anak-anaknya yang masih usia dini. Ibu Zipora kemudian memberikan contoh-contoh mengajar secara kreatif kepada Mendikbudristek.
Cara-cara kreatif itu diakui Ibu Zipora didapatkannya dari Program Guru Penggerak. "Melalui program Guru Penggerak saya belajar bagaimana memberikan disiplin positif dan pembelajaran berdiferensiasi, di mana saya dapat memetakan kemampuan dan potensi setiap murid. Sehingga, saya tidak menyamaratakan cara saya mengajar," jelas Ibu Zipora.
Menteri Nadiem menanggapi, "Itulah alasan kenapa Kemendikbudristek menghadirkan Kurikulum Merdeka. Kita ingin guru punya kemerdekaan dalam mengajar. Merupakan hak guru untuk mengajar maju atau mundur, ketika tau bahwa ada murid yang lebih tertinggal dari murid lainnya".
Ibu Zipora yang asal Jawa Timur ini sudah dari kecil bercita-cita menjadi guru. Ia bercerita kepada Menteri Nadiem bahwa di daerah terpencil inilah cita-citanya terwujud. "Saya bersyukur cita-cita saya sebagai guru tercapai di Tarakan. Orang tua dari murid-murid saya sebagian tidak bersekolah. Jadi orang tua banyak yang tidak bisa membimbing anaknya belajar. Apalagi ketika harus belajar jarak jauh menggunakan teknologi. Disinilah tugas saya. Saya berupaya untuk tetap mengajar dengan sebaik-baiknya," jelas Ibu Zipora yang turut belajar menggunakan teknologi karena Program Guru Penggerak.
Sambil menyantap buah pisang yang dihidangkan, Mendikbudristek lanjut menanyakan tanggapan guru-guru lainnya terhadap Guru Penggerak. "Guru-guru lain menyesal tidak ikut rekrutmen Guru Penggerak. Mereka kepingin juga jadi Guru Penggerak," ungkap Ibu Zipora.
Berbekal semangat penggerak, Ibu Zipora pun sudah mulai membiasakan diri untuk berbagi apa yang sudah ia pelajari selama pendidikan Guru Penggerak. Misalnya, ia memulai adanya pojok baca di kelasnya. Sekarang, setiap kelas ada pojok baca yang sangat diminati murid-murid.
Sebelum Menteri Nadiem beristirahat malam di rumahnya, Ibu Zipora mengutarakan lagi kebahagiaannya dikunjungi Mendikbudristek. "Semoga semua waktu dan kerja keras Mas Menteri semakin mendatangkan semangat bagi kami guru-guru di daerah terpencil. Mas Menteri sudah memberikan dukungan dan semangat bagi kami," tutup Ibu Zipora.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 114/sipers/A6/III/2022
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 683 kali
Editor :
Dilihat 683 kali