Mendikbudristek Dorong Pendidikan Tinggi di Daerah 3T Maksimalkan Program MBKM 10 Maret 2022 ← Back
Tarakan, 9 Maret 2022 --- Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengapresiasi Universitas Borneo Tarakan (UBT) yang telah mengimplementasikan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di kampusnya. Namun, Menteri Nadiem berharap program ini dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh warga kampus UBT.
"Tadi pagi saya bertemu perwakilan pemda se-Kalimantan Utara. Saya merasakan gairah perubahan yang begitu tinggi di daerah perbatasan. Gairah atau semangat perubahan itu juga sangat nyata dalam program-program MBKM," kata Mendikbudristek saat berdialog dengan civitas akademika di UBT, pada Rabu (9/3).
“Saya ucapkan selamat. UBT ada sekitar 150 mahasiswa ikut program MBKM di luar kampus, tapi jumlahnya terlalu kecil. Ini harus ditingkatkan. Saya ingin melihat nantinya ribuan mahasiswa UBT ikut dalam program MBKM,” terangnya.
“Ambillah ilmu dan pengalaman di luar kampus. Magang di perusahaan enam bulan, belajar proyek studi independen yang diinisiasi pihak swasta, mengajar melalui program Kampus Mengajar melakukan suatu proyek sosial seperti program Pejuang Muda, pertukaran mahasiswa, dan lainnya,” tambah Menteri Nadiem.
Untuk itu, Menteri Nadiem mendorong pihak UBT untuk menciptakan program MBKM sendiri agar kompetensi mahasiswa dan dosennya berkembang. “Kemendikbudristek sudah membukakan pintu. Jadi sekarang kita tantang universitas-universitas untuk segera melaksanakan programnya sendiri. Rangkulah industri lokal di sini, rangkulah rumah sakit di sini, rangkulah perusahaan di kota untuk membuka pintunya. Tentunya kami akan mendukung dari pemerintah pusat,” tutur Menteri Nadiem.
Pada kesempatan ini, Menteri Nadiem juga meminta perguruan tinggi menghadirkan praktisi dari industri untuk mengajar di kampus. Untuk itu, lanjut Menteri Nadiem, Kemendikbudristek akan meluncurkan kebijakan praktisi mengajar. “Kita akan danai para praktisi untuk mengajar di kampus. Mulai saat ini, silakan Pak Rektor menghubungi teman-temannya yang ada di industri untuk datang mengajar di kampus ini. Inilah saat yang tepat untuk mencari,” ucap Menteri Nadiem.
Merdeka Belajar Kampus Merdeka Bawa Manfaat untuk UBT
Pada kesempatan yang sama, Rektor UBT, Adri Patton mengungkapkan sejak diluncurkannya kebijakan Merdeka Belajar Episode Dua, yaitu Kampus Merdeka, UBT telah membuka sembilan program studi baru. “Saat ini kami juga sedang berkolaborasi dengan Universitas Manado untuk membuka program studi bidang keolahragaan dan kepelatihan,” ujar Rektor Adri.
Di samping itu, lanjut Rektor Adri, melalui kebijakan MBKM, kampusnya telah melakukan berbagai program kerja sama baik itu dengan pendidikan tinggi di Indonesia maupun di luar negeri. “Pada dua tahun yang lalu, kita telah mengirimkan mahasiswa untuk belajar dan mengajar di Thailand. Begitu juga sebaliknya ada mahasiswa luar yang belajar di sini,” ujarnya.
Untuk itu, lanjut Rektor Adri, program MBKM ini merupakan strategi yang sangat luar biasa dalam mewujudkan sumber daya manusia yang unggul. “Ke depan, tentu kami akan dorong para mahasiswa dan dosen di UBT untuk memanfaatkan program-program yang ada pada MBKM. Kami juga akan undang praktisi dari industri untuk mengajar di sini,” tandasnya.
Salah satu penerima manfaat program MBKM adalah Muhamad Rifaldi, mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UBT yang mengikuti program Kampus Mengajar di SD Negeri 2 Nunukan. Faldi begitu sapaanya, mengungkapkan kebahagiaannya bisa berbagi ilmu literasi dan numerasi dengan siswa-siswa bahkan bisa membantu guru-guru dalam beradaptasi dengan teknologi.
“Saya tertarik dan senang dengan program ini, karena saya tertantang untuk membantu guru-guru mengajar para siswa yang ada di pelosok,” ujar Faldi.
Senada dengan Faldi, Yuyun Fadhilah, mahasiswa program studi Pendidikan Biologi UBT juga mengungkapkan manfaat dari program Kampus Mengajar. “Dengan program ini, selain mengajar, saya juga belajar dan menambah wawasan. Dengan mengajar langsung, kita akan tahu kondisi anak yang berbeda-beda sehingga kita akan gali potensi diri kita untuk mencari cara mengajar yang baik,” ujar Yuyun.
Selain program Kampus Mengajar, Juwita, mahasiswa program studi Bahasa Inggris juga menuturkan manfaat dari kebijakan Merdeka Belajar Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah Merdeka. Menurutnya, dengan KIP Kuliah Merdeka membantu para mahasiswa khususnya di perbatasan untuk bisa belajar di perguruan tinggi. “Ini sangat membantu sekali, dan ini yang saya butuhkan, khususnya bagi mahasiswa yang secara ekonomi tidak mampu,” tutur Juwita.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 109/sipers/A6/III/2022
"Tadi pagi saya bertemu perwakilan pemda se-Kalimantan Utara. Saya merasakan gairah perubahan yang begitu tinggi di daerah perbatasan. Gairah atau semangat perubahan itu juga sangat nyata dalam program-program MBKM," kata Mendikbudristek saat berdialog dengan civitas akademika di UBT, pada Rabu (9/3).
“Saya ucapkan selamat. UBT ada sekitar 150 mahasiswa ikut program MBKM di luar kampus, tapi jumlahnya terlalu kecil. Ini harus ditingkatkan. Saya ingin melihat nantinya ribuan mahasiswa UBT ikut dalam program MBKM,” terangnya.
“Ambillah ilmu dan pengalaman di luar kampus. Magang di perusahaan enam bulan, belajar proyek studi independen yang diinisiasi pihak swasta, mengajar melalui program Kampus Mengajar melakukan suatu proyek sosial seperti program Pejuang Muda, pertukaran mahasiswa, dan lainnya,” tambah Menteri Nadiem.
Untuk itu, Menteri Nadiem mendorong pihak UBT untuk menciptakan program MBKM sendiri agar kompetensi mahasiswa dan dosennya berkembang. “Kemendikbudristek sudah membukakan pintu. Jadi sekarang kita tantang universitas-universitas untuk segera melaksanakan programnya sendiri. Rangkulah industri lokal di sini, rangkulah rumah sakit di sini, rangkulah perusahaan di kota untuk membuka pintunya. Tentunya kami akan mendukung dari pemerintah pusat,” tutur Menteri Nadiem.
Pada kesempatan ini, Menteri Nadiem juga meminta perguruan tinggi menghadirkan praktisi dari industri untuk mengajar di kampus. Untuk itu, lanjut Menteri Nadiem, Kemendikbudristek akan meluncurkan kebijakan praktisi mengajar. “Kita akan danai para praktisi untuk mengajar di kampus. Mulai saat ini, silakan Pak Rektor menghubungi teman-temannya yang ada di industri untuk datang mengajar di kampus ini. Inilah saat yang tepat untuk mencari,” ucap Menteri Nadiem.
Merdeka Belajar Kampus Merdeka Bawa Manfaat untuk UBT
Pada kesempatan yang sama, Rektor UBT, Adri Patton mengungkapkan sejak diluncurkannya kebijakan Merdeka Belajar Episode Dua, yaitu Kampus Merdeka, UBT telah membuka sembilan program studi baru. “Saat ini kami juga sedang berkolaborasi dengan Universitas Manado untuk membuka program studi bidang keolahragaan dan kepelatihan,” ujar Rektor Adri.
Di samping itu, lanjut Rektor Adri, melalui kebijakan MBKM, kampusnya telah melakukan berbagai program kerja sama baik itu dengan pendidikan tinggi di Indonesia maupun di luar negeri. “Pada dua tahun yang lalu, kita telah mengirimkan mahasiswa untuk belajar dan mengajar di Thailand. Begitu juga sebaliknya ada mahasiswa luar yang belajar di sini,” ujarnya.
Untuk itu, lanjut Rektor Adri, program MBKM ini merupakan strategi yang sangat luar biasa dalam mewujudkan sumber daya manusia yang unggul. “Ke depan, tentu kami akan dorong para mahasiswa dan dosen di UBT untuk memanfaatkan program-program yang ada pada MBKM. Kami juga akan undang praktisi dari industri untuk mengajar di sini,” tandasnya.
Salah satu penerima manfaat program MBKM adalah Muhamad Rifaldi, mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UBT yang mengikuti program Kampus Mengajar di SD Negeri 2 Nunukan. Faldi begitu sapaanya, mengungkapkan kebahagiaannya bisa berbagi ilmu literasi dan numerasi dengan siswa-siswa bahkan bisa membantu guru-guru dalam beradaptasi dengan teknologi.
“Saya tertarik dan senang dengan program ini, karena saya tertantang untuk membantu guru-guru mengajar para siswa yang ada di pelosok,” ujar Faldi.
Senada dengan Faldi, Yuyun Fadhilah, mahasiswa program studi Pendidikan Biologi UBT juga mengungkapkan manfaat dari program Kampus Mengajar. “Dengan program ini, selain mengajar, saya juga belajar dan menambah wawasan. Dengan mengajar langsung, kita akan tahu kondisi anak yang berbeda-beda sehingga kita akan gali potensi diri kita untuk mencari cara mengajar yang baik,” ujar Yuyun.
Selain program Kampus Mengajar, Juwita, mahasiswa program studi Bahasa Inggris juga menuturkan manfaat dari kebijakan Merdeka Belajar Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah Merdeka. Menurutnya, dengan KIP Kuliah Merdeka membantu para mahasiswa khususnya di perbatasan untuk bisa belajar di perguruan tinggi. “Ini sangat membantu sekali, dan ini yang saya butuhkan, khususnya bagi mahasiswa yang secara ekonomi tidak mampu,” tutur Juwita.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 109/sipers/A6/III/2022
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1091 kali
Editor :
Dilihat 1091 kali